Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Juni 2011 -
Baca: Amsal 20
"Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa." Amsal 20:4
Seberapa berhargakah waktu bagi Saudara? Ada yang berkata, "Waktu adalah uang, karena itu saya gunakan waktu sebaik mungkin. Satu jam saja lewat, sudah berapa dollar yang melayang?" Di sisi lain ada orang lain yang menganggap sepele waktu sehingga ia suka menunda-nunda apa yang seharusnya bisa dikerjakan sekarang, katanya: "Ah, besok-besok saja, kan masih banyak waktu." Ingat! Waktu akan terus melaju dan siap menggilas orang-orang yang menyia-nyiakannya. Jadi, mari gunakan setiap kesempatan yang ada dengan baik.
Ketika musim menuai datang seorang pemalas tidak akan memanen apa-apa dari ladangnya, karena pada musim sebelumnya, ketika orang lain bekerja, ia tidak melakukan apa-apa, membiarkan waktu itu berlalu begitu saja. Musim menabur haruslah kita gunakan untuk menabur supaya pada musim menuai kita mendapatkan hasil yang kita harapkan. Dalam Pengkotbah 11:6 dikatakan: "Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik."
Mengapa kita harus menggunakan waktu dengan baik? Karena setiap waktu/kesempatan adalah berkat dari Tuhan bagi kita, baik itu pagi, siang maupun malam. Dan berkat yang disediakan Tuhan bagi kita adalah berkat yang selalu baru, bukan kadaluarsa, sesuai dengan yang kita butuhkan. Tertulis: "Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-haisnya rahmat-Nya, selalu baru setiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Ratapan 3:22-23). Ada berkat baru setiap pagi. Bangsa Israel mengalaminya: pagi-pagi sebelum matahari terbit Tuhan menyediakan manna bagi mereka. Pada waktu malam pu Tuhan berjanji memberikan berkatNya: "Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan
makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya
kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.." (Mazmur 127:2).
Jika kita rindu mengalami berkat-berkat Tuhan gunakanlah setiap waktu/kesempatan yang Dia beri dengan sebaik-aiknya, jangan sampai kita tertinggal oleh waktu sehingga akhirnya kita hanya bisa meratap dan menyesali diri. Percuma!
Saturday, June 11, 2011
Friday, June 10, 2011
KETENANGAN HANYA ADA DALAM TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Juni 2011 -
Baca: Mazmur 62
"Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku." Mazmur 62:2
Dalam perjalanan hidupnya, mulai dari saat masih menjadi seorang penggembala domba hingga menjadi raja atas Israel, kehidupan Daud diwarnai dengan hal-hal yang menakutkan, sehingga ia merasa tidak aman. Saat menggembalakan kawanan domba ayahnya ia harus berhadapan dan bergumul dengan binatang buas: singa dan juga beruang yang hendak menerkam domba-dombanya. Jika ada singa atau beruang yang menerkam salah satu dombanya, Daud pun mengejarnya sampai ditemukan dan merebut kembali dombanya dari mulut singa atau beruang yang menerkamnya. Jadi, "Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini." (1 Samuel 17:36a).
Namun saat melawan Goliat tidak ada rasa takut sedikit pun dalam diri Daud karena ia tahu bahwa Tuhan yang menyertainya, dan terbukti ia mampu mengalahkan pahlawan Filistin itu dan meraih kemenangan secara gemilang. Ujian yang harus dilewati tidak hanya sampai di situ, Daud pun selalu dikejar-kejar oleh Saul yang hendak membunuhnya. Hidup Daud seperti berada di ujung tanduk. Secara manusia ia kerapkali merasa takut dan kuatir, namun ia tetap tenang, karena ia yakin ada Tuhan yang tidak pernah meninggalkannya. Inilah pernyataan Daud, "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (Mazmur 23:4).
Daud sadar bahwa rasa tenang dan aman itu tidak ditentukan atau dipengaruhi oleh keadaan dan suasana sekitar, orang lain, uang atau harta yang kita miliki atau kuasa-kuasa di luar Tuhan, tetapi rasa tenang dan aman hanya akan kita rasakan ketika kita dekat dengan Tuhan, karena Dia adalah "...tempat perlindungan kita." (Mazmur 62:9b); dengan kata lain jika kita merasa aman bukan berarti tidak ada masalah atau ujian, tetapi karena ada Tuhan. Tuhan adlah jaminan rasa aman kita; perlindungan yang Dia berikan itu sempurna, dan melalui kuasa Roh Kudus Ia menopang, menghibur dan menguatkan kita senantiasa. Oleh karena itu mari percaya keapdaNya dengan sepenuh hati dan tidak bimbang. Percaya kepada Tuhan adalah keharusan bagi orang percaya.
Percaya kepada Tuhan berarti menyerahkan semua beban kita kepada Tuhan dan kita pun tidak meninggalkan Tuhan dalam keadaan apa pun dan bagaimana pun, sehingga pastilah rasa tenang akan tinggal tetap di dalam hati kita!
Baca: Mazmur 62
"Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku." Mazmur 62:2
Dalam perjalanan hidupnya, mulai dari saat masih menjadi seorang penggembala domba hingga menjadi raja atas Israel, kehidupan Daud diwarnai dengan hal-hal yang menakutkan, sehingga ia merasa tidak aman. Saat menggembalakan kawanan domba ayahnya ia harus berhadapan dan bergumul dengan binatang buas: singa dan juga beruang yang hendak menerkam domba-dombanya. Jika ada singa atau beruang yang menerkam salah satu dombanya, Daud pun mengejarnya sampai ditemukan dan merebut kembali dombanya dari mulut singa atau beruang yang menerkamnya. Jadi, "Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini." (1 Samuel 17:36a).
Namun saat melawan Goliat tidak ada rasa takut sedikit pun dalam diri Daud karena ia tahu bahwa Tuhan yang menyertainya, dan terbukti ia mampu mengalahkan pahlawan Filistin itu dan meraih kemenangan secara gemilang. Ujian yang harus dilewati tidak hanya sampai di situ, Daud pun selalu dikejar-kejar oleh Saul yang hendak membunuhnya. Hidup Daud seperti berada di ujung tanduk. Secara manusia ia kerapkali merasa takut dan kuatir, namun ia tetap tenang, karena ia yakin ada Tuhan yang tidak pernah meninggalkannya. Inilah pernyataan Daud, "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (Mazmur 23:4).
Daud sadar bahwa rasa tenang dan aman itu tidak ditentukan atau dipengaruhi oleh keadaan dan suasana sekitar, orang lain, uang atau harta yang kita miliki atau kuasa-kuasa di luar Tuhan, tetapi rasa tenang dan aman hanya akan kita rasakan ketika kita dekat dengan Tuhan, karena Dia adalah "...tempat perlindungan kita." (Mazmur 62:9b); dengan kata lain jika kita merasa aman bukan berarti tidak ada masalah atau ujian, tetapi karena ada Tuhan. Tuhan adlah jaminan rasa aman kita; perlindungan yang Dia berikan itu sempurna, dan melalui kuasa Roh Kudus Ia menopang, menghibur dan menguatkan kita senantiasa. Oleh karena itu mari percaya keapdaNya dengan sepenuh hati dan tidak bimbang. Percaya kepada Tuhan adalah keharusan bagi orang percaya.
Percaya kepada Tuhan berarti menyerahkan semua beban kita kepada Tuhan dan kita pun tidak meninggalkan Tuhan dalam keadaan apa pun dan bagaimana pun, sehingga pastilah rasa tenang akan tinggal tetap di dalam hati kita!
Subscribe to:
Posts (Atom)