Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Juni 2011 -
Baca: Mazmur 62
"Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku." Mazmur 62:2
Dalam perjalanan hidupnya, mulai dari saat masih menjadi seorang penggembala domba hingga menjadi raja atas Israel, kehidupan Daud diwarnai dengan hal-hal yang menakutkan, sehingga ia merasa tidak aman. Saat menggembalakan kawanan domba ayahnya ia harus berhadapan dan bergumul dengan binatang buas: singa dan juga beruang yang hendak menerkam domba-dombanya. Jika ada singa atau beruang yang menerkam salah satu dombanya, Daud pun mengejarnya sampai ditemukan dan merebut kembali dombanya dari mulut singa atau beruang yang menerkamnya. Jadi, "Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini." (1 Samuel 17:36a).
Namun saat melawan Goliat tidak ada rasa takut sedikit pun dalam diri Daud karena ia tahu bahwa Tuhan yang menyertainya, dan terbukti ia mampu mengalahkan pahlawan Filistin itu dan meraih kemenangan secara gemilang. Ujian yang harus dilewati tidak hanya sampai di situ, Daud pun selalu dikejar-kejar oleh Saul yang hendak membunuhnya. Hidup Daud seperti berada di ujung tanduk. Secara manusia ia kerapkali merasa takut dan kuatir, namun ia tetap tenang, karena ia yakin ada Tuhan yang tidak pernah meninggalkannya. Inilah pernyataan Daud, "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (Mazmur 23:4).
Daud sadar bahwa rasa tenang dan aman itu tidak ditentukan atau dipengaruhi oleh keadaan dan suasana sekitar, orang lain, uang atau harta yang kita miliki atau kuasa-kuasa di luar Tuhan, tetapi rasa tenang dan aman hanya akan kita rasakan ketika kita dekat dengan Tuhan, karena Dia adalah "...tempat perlindungan kita." (Mazmur 62:9b); dengan kata lain jika kita merasa aman bukan berarti tidak ada masalah atau ujian, tetapi karena ada Tuhan. Tuhan adlah jaminan rasa aman kita; perlindungan yang Dia berikan itu sempurna, dan melalui kuasa Roh Kudus Ia menopang, menghibur dan menguatkan kita senantiasa. Oleh karena itu mari percaya keapdaNya dengan sepenuh hati dan tidak bimbang. Percaya kepada Tuhan adalah keharusan bagi orang percaya.
Percaya kepada Tuhan berarti menyerahkan semua beban kita kepada Tuhan dan kita pun tidak meninggalkan Tuhan dalam keadaan apa pun dan bagaimana pun, sehingga pastilah rasa tenang akan tinggal tetap di dalam hati kita!
Friday, June 10, 2011
Thursday, June 9, 2011
TIDAK HANYA PERCAYA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Juni 2011 -
Baca: Yohanes 3:16-21
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Yohanes 3:16
Jika kita menyadari bahwa hidup di dunia ini tidak untuk selamanya, untuk apa sebenarnya kita hidup? Mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, meraih kesuksesan dan popularitas, menuntut ilmu setinggi langit, ataukah kita mulai berpikir akan keselamatan hidup kita kelak?
Pada mulanya Tuhan menciptakan manusia di bumi ini dengan satu tujuan yaitu menjadikan manusia serupa dan segambar denganNya, supaya manusia berkuasa atas segala ciptaanNya dan berkuasa atas seluruh bumi (baca Kejadian 1:26). Sayang, manusia (Adam dan Hawa) hidup dalam ketidaktaatan, akibatnya gambar dan rupa Tuhan dalam diri manusia itu menjadi rusak. Dan jelas bahwa "...upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 6:23). Meski demikian tujuan Tuhan tetap berlaku bagi setiap orang yang percaya kepadaNya. Untuk itulah Ia datang sebagai manusia, rela menderita dan mati di atas Kalvari untuk menebus dosa manusia. Jadi keselamatan itu dapat kita peroleh asalkan kita percaya kepada Yesus, sebab "...keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah 4:12).
Banyak orang menyalahartikan kata 'percaya' ini; mereka menganggap bahwa keselamatan itu sangat mudah didapat, modalnya hanya percaya, sementara mereka masih terus melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Sebaliknya tidak sedikit pula orang Kristen yang malah kehilangan rasa percayanya kepada Tuhan karena 'mata' mereka telah dibutakan oleh besarnya masalah yang dialami, padahal Tuhan ijinkan hal itu terjadi supaya nyata kuasa Tuhan di dalamnya, bahwa bukan kita sendiri yang bertindak, tapi Tuhanlah yang bertindak melalui iman kita yang bergerak aktif. Dalam Mazmur 37:5 dikatakan: "Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;"
Jadi kita harus selalu bergantung penuh pada Tuhan dan mengandalkanNya dalam segala hal, maka kita tetap percaya bahwa apa pun yang terjadi dalam hidup ini Tuhan selalu menyelamatkan hidup kita.
Baca: Yohanes 3:16-21
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Yohanes 3:16
Jika kita menyadari bahwa hidup di dunia ini tidak untuk selamanya, untuk apa sebenarnya kita hidup? Mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, meraih kesuksesan dan popularitas, menuntut ilmu setinggi langit, ataukah kita mulai berpikir akan keselamatan hidup kita kelak?
Pada mulanya Tuhan menciptakan manusia di bumi ini dengan satu tujuan yaitu menjadikan manusia serupa dan segambar denganNya, supaya manusia berkuasa atas segala ciptaanNya dan berkuasa atas seluruh bumi (baca Kejadian 1:26). Sayang, manusia (Adam dan Hawa) hidup dalam ketidaktaatan, akibatnya gambar dan rupa Tuhan dalam diri manusia itu menjadi rusak. Dan jelas bahwa "...upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 6:23). Meski demikian tujuan Tuhan tetap berlaku bagi setiap orang yang percaya kepadaNya. Untuk itulah Ia datang sebagai manusia, rela menderita dan mati di atas Kalvari untuk menebus dosa manusia. Jadi keselamatan itu dapat kita peroleh asalkan kita percaya kepada Yesus, sebab "...keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah 4:12).
Banyak orang menyalahartikan kata 'percaya' ini; mereka menganggap bahwa keselamatan itu sangat mudah didapat, modalnya hanya percaya, sementara mereka masih terus melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Sebaliknya tidak sedikit pula orang Kristen yang malah kehilangan rasa percayanya kepada Tuhan karena 'mata' mereka telah dibutakan oleh besarnya masalah yang dialami, padahal Tuhan ijinkan hal itu terjadi supaya nyata kuasa Tuhan di dalamnya, bahwa bukan kita sendiri yang bertindak, tapi Tuhanlah yang bertindak melalui iman kita yang bergerak aktif. Dalam Mazmur 37:5 dikatakan: "Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;"
Jadi kita harus selalu bergantung penuh pada Tuhan dan mengandalkanNya dalam segala hal, maka kita tetap percaya bahwa apa pun yang terjadi dalam hidup ini Tuhan selalu menyelamatkan hidup kita.
Subscribe to:
Posts (Atom)