Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Juni 2011 -
Baca: Yohanes 3:16-21
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Yohanes 3:16
Jika kita menyadari bahwa hidup di dunia ini tidak untuk selamanya, untuk apa sebenarnya kita hidup? Mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, meraih kesuksesan dan popularitas, menuntut ilmu setinggi langit, ataukah kita mulai berpikir akan keselamatan hidup kita kelak?
Pada mulanya Tuhan menciptakan manusia di bumi ini dengan satu tujuan yaitu menjadikan manusia serupa dan segambar denganNya, supaya manusia berkuasa atas segala ciptaanNya dan berkuasa atas seluruh bumi (baca Kejadian 1:26). Sayang, manusia (Adam dan Hawa) hidup dalam ketidaktaatan, akibatnya gambar dan rupa Tuhan dalam diri manusia itu menjadi rusak. Dan jelas bahwa "...upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 6:23). Meski demikian tujuan Tuhan tetap berlaku bagi setiap orang yang percaya kepadaNya. Untuk itulah Ia datang sebagai manusia, rela menderita dan mati di atas Kalvari untuk menebus dosa manusia. Jadi keselamatan itu dapat kita peroleh asalkan kita percaya kepada Yesus, sebab "...keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah 4:12).
Banyak orang menyalahartikan kata 'percaya' ini; mereka menganggap bahwa keselamatan itu sangat mudah didapat, modalnya hanya percaya, sementara mereka masih terus melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Sebaliknya tidak sedikit pula orang Kristen yang malah kehilangan rasa percayanya kepada Tuhan karena 'mata' mereka telah dibutakan oleh besarnya masalah yang dialami, padahal Tuhan ijinkan hal itu terjadi supaya nyata kuasa Tuhan di dalamnya, bahwa bukan kita sendiri yang bertindak, tapi Tuhanlah yang bertindak melalui iman kita yang bergerak aktif. Dalam Mazmur 37:5 dikatakan: "Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;"
Jadi kita harus selalu bergantung penuh pada Tuhan dan mengandalkanNya dalam segala hal, maka kita tetap percaya bahwa apa pun yang terjadi dalam hidup ini Tuhan selalu menyelamatkan hidup kita.
Thursday, June 9, 2011
Wednesday, June 8, 2011
KARUNIA ROHANI DARI TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Juni 2011 -
Baca: 1 Petrus 4:7-11
"Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-riap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah." 1 Petrus 4:10
Bahasa Yunani untuk kata karunia adalah charisma, yang bisa diartikan kemampuan-kemampuan rohani yang diberikan Tuhan untuk memperlengkapi orang-orang percaya oleh karya Roh Kudus. Jadi setiap orang percaya, tanpa terkecuali, menerima karunia dari Tuhan. Karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk tidak melayani Tuhan. Namun seringkali kita merasa tidak pantas, tidak layak, tidak mampu untuk melayani, padahal "...kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus." (Efesus 4:7). Sama seperti tubuh jasmani kita terdiri atas banyak anggota,demikian juga anggota-anggota tubuh Kristus berfungsi dalam panggilan dan karunia yang berbeda. Tuhan yang menentukan tujuan dan fungsi kita dan setiap bagian itu penting, tak ada bagian yang dapat memisahkan diri dari yang lain.
Karena kita telah diberi karunia atau kemampuan supranatural oleh Tuhan, maka apa pun bentuk pelayanan yang kita kerjakan, baik itu berkotbah, mengajar, menginjil, menyanyi, bernubuat dan sebagainya harus dengan karunia itu, bukan dengan kekuatan atau kepintaran kita sendiri. Apabila kita melayani tanpa karunia dari Tuhan, pelayanan kita akan sia-sia. Dan bila kita menyadari bahwa di dalam kita ada karunia dari Tuhan harus kita optimalkan. Pesan Paulus kepada Timotius, "Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu." (2 Timotius 1:6). Karunia sudah ada di dalam Timotius! Apabila Tuhan menempatkan karuniaNya, itu tidak datang dan pergi, tetapi tinggal di dalam, "Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya." (Roma 11:29).
Karunia atau kuasa ini adalah perlengkapan yang dibutuhkan untuk memenuhi panggilan Tuhan atas diri kita masing-masing. Gereja tak akan berdiri teguh tanpa karunia-karunia ini, karena itu "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah." (1 Petrus 4:10).
Karunia yang ada pada kita adalah anugerah Tuhan, bukan milik kita, kita hanyalah pengurusnya; "Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma." Matius 10:8b
Baca: 1 Petrus 4:7-11
"Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-riap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah." 1 Petrus 4:10
Bahasa Yunani untuk kata karunia adalah charisma, yang bisa diartikan kemampuan-kemampuan rohani yang diberikan Tuhan untuk memperlengkapi orang-orang percaya oleh karya Roh Kudus. Jadi setiap orang percaya, tanpa terkecuali, menerima karunia dari Tuhan. Karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk tidak melayani Tuhan. Namun seringkali kita merasa tidak pantas, tidak layak, tidak mampu untuk melayani, padahal "...kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus." (Efesus 4:7). Sama seperti tubuh jasmani kita terdiri atas banyak anggota,demikian juga anggota-anggota tubuh Kristus berfungsi dalam panggilan dan karunia yang berbeda. Tuhan yang menentukan tujuan dan fungsi kita dan setiap bagian itu penting, tak ada bagian yang dapat memisahkan diri dari yang lain.
Karena kita telah diberi karunia atau kemampuan supranatural oleh Tuhan, maka apa pun bentuk pelayanan yang kita kerjakan, baik itu berkotbah, mengajar, menginjil, menyanyi, bernubuat dan sebagainya harus dengan karunia itu, bukan dengan kekuatan atau kepintaran kita sendiri. Apabila kita melayani tanpa karunia dari Tuhan, pelayanan kita akan sia-sia. Dan bila kita menyadari bahwa di dalam kita ada karunia dari Tuhan harus kita optimalkan. Pesan Paulus kepada Timotius, "Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu." (2 Timotius 1:6). Karunia sudah ada di dalam Timotius! Apabila Tuhan menempatkan karuniaNya, itu tidak datang dan pergi, tetapi tinggal di dalam, "Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya." (Roma 11:29).
Karunia atau kuasa ini adalah perlengkapan yang dibutuhkan untuk memenuhi panggilan Tuhan atas diri kita masing-masing. Gereja tak akan berdiri teguh tanpa karunia-karunia ini, karena itu "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah." (1 Petrus 4:10).
Karunia yang ada pada kita adalah anugerah Tuhan, bukan milik kita, kita hanyalah pengurusnya; "Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma." Matius 10:8b
Subscribe to:
Posts (Atom)