Monday, June 6, 2011

MENANG TERHADAP INTIMIDASI IBLIS (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Juni 2011 -

Baca:  Nehemia 4

"Ketika Sanbalat mendengar, bahwa kami sedang membangun kembali tembok, bangkitlah amarahnya dan ia sangat sakit hati.  Ia mengolok-olokan orang Yahudi"  Nehemia 4:1

Seringkali seseorang menjadi lemah dan tak berdaya oleh karena perkataan dari orang lain yang menyakitkan, melemahkan dan mengitimidasinya.  Oleh karena itu kita harus berhati-hati terhadap apa pun yang kita ucapkan.

     Hal serupa dialami oleh Nehemia, orang Yahudi yang hidup pada masa Israel berada dalam tawanan.  Alkitab menyatakan bahwa beberapa tahun sebelumnya, orang-orang Babilonia telah datang dan menghancurkan Yerusalem.  Mereka juga membunuh atau menawan sebagian besar penduduk.  Tidak hanya itu, tembok-tembok dibakar dan diruntuhkan sehingga kota itu tinggal puing-puing.  Kondisi ini benar-benar memilukan hati Nehemia dan Tuhan pun menaruh kerinduan dalam hatinya untuk pulang ke Yerusalem dan membangun kembali kota itu.  Selama di pembuangan, Nehemia telah setia mengabdi kepada sang raja asing dan ia pun disukai raja itu.  Karena itu raja mengijinkan dia untuk pergi dan melaksanakan semua yang telah Tuhan suruhkan kepadanya.  Dengan segera Nehemia berangkat ke Yerusalem dan mengumpulkan orang-orang Israel yang tersisa, mendorong mereka untuk memperbaiki semua yang telah dihancurkan oleh musuh.  Untuk mewujudkan rencana itu Nehemia harus menghadapi tantangan yang tidak mudah.  Ada sekumpulan orang yang tidak menyukai niat mulianya, di mana mereka berusaha untuk mengintimidasi Nehemia dengan perkataan-perkataan yang melemahkan.  Sanbalat, Tobia dan Gesyem tidak ingin tembok itu dibangun kembali.  Mereka berusaha menentang dan menghentikan usaha Nehemia ini.  Dikatakan,  "...mereka mengolok-olokkan dan menghina kami.  Kata mereka:  'Apa yang kamu lakukan itu?  Apa kamu mau berontak terhadap raja?"  (Nehemia 2:19).  Mereka juga berusaha untuk menghancurkan dan mengintimidasi Nehemia dengan perkataan-perkataan yang merendahkan.  Ejek orang-orang itu,  "Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor anjing hutan meloncat dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka."  (Nehemia 4:3).  Apa yang dikerjakan Nehemia menjadi bahan tertawaan mereka.  Meskipun demikian Nehemia tidak termakan oleh provokasi mereka, dia terus maju.  (Bersambung)

Sunday, June 5, 2011

MENGERJAKAN KESELAMATAN: Makin Melekat Pada Tuhan!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Juni 2011 -

Baca:  Mazmur 62

"Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku."  Mazmur 62:6

Kita harus mempersiapkan diri dengan sungguh menjelang kedatangan Tuhan yang semakin dekat.  Perwujudannya adalah menghormati Roh Kudus, yaitu dengan melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan yang kesemuanya tidak terlepas dari pimpinan Roh Kudus.  Ketika kita hidup dalam pimpinan Roh Kudus kita pasti tidak akan menuruti keinginan daging.  Oleh karenanya kita harus menjauhkan diri dari segala bentuk kecemaran dunia ini, sebab  "Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus."  (1 Tesalonika 4:7).

     Seseorang yang menyadari bahwa keselamatan yang ia terima adalah kasih karunia dari Tuhan akan memiliki kerinduan untuk selalu melekat kepadaNya.  Inilah yang dilakukan Daud, senantiasa merindukan hadirat Tuhan:  "Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam!  Jiwaku hancur karena merindukan pelantaran-pelantaran Tuhan;  hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup."  (Mazmur 84:2-3).  Daud tahu bahwa di dalam hadirat Tuhan ada sukacita, pemulihan, kemenangan, penghiburan dan kekuatan.  Dan respons hati Tuhan terhadap siapa pun yang senantiasa melekat kepadaNya adalah seperti yang dikatakanNya,  "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku."  (Mazmur 91:14).  Hal ini sungguh terbukti ketika Daud mengalami persoalan yang berat, di mana Tuhan menyatakan kuasaNya,  "...sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti."  (Mazmur 46:2b).

     Seberapa dalam kerinduan kita kepada Tuhan?  Seringkali kita malah menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah.  Kita jarang sekali membaca Alkitab (firman Tuhan), apalagi merenungkannya, dan juga malas berdoa.  Di akhir zaman ini jemaat Tuhan harus semakin intim dengan Kristus.  Ketika kita melekat kepada Dia kita akan beroleh kekuatan dan mampu menang terhadap segala godaan dunia ini, sehingga keselamatan yang telah kita terima tetap terpelihara.  Bahkan iman kita akan semakin bertumbuh.

...dan pada saatnya kehidupan kita menghasilkan buah bagi Tuhan, yaitu menjadi berkat bagi orang lain,  "...supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela..."  Filipi 2:15