Saturday, June 4, 2011

MENGERJAKAN KESELAMATAN: Menjauhi Kejahatan!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Juni 2011 -

Baca:  Filipi 2:12-18

"Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat;  karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,"  Filipi 2:12

Banyak orang yang mengaku dirinya percaya dan beriman kepada Yesus tetapi masih memandang rendah nilai pengorbanan Kristus di atas kayu salib.  Mereka mengganggap sepele keselamatan yang telah diberikan Tuhan.  Petrus menegaskan,  "...kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat."  (1 Petrus 1:18-19).

     Apa buktinya seseorang dikatakan sudah tidak peduli lagi terhadap keselamatan yang telah diterimanya dari Tuhan itu?  Hal ini bisa dilihat dari gaya hidupnya yang tidak mencerminkan sebagai anak Tuhan.  Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan oleh kasih karunia kita telah dipindahkan dari kegelapan menuju terang.  Maka dari itu kita harus  "...meninggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!  Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.  Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya."  (Roma 13:12b-14).  Bukankah masih ada orang percaya yang belum sepenuhnya meninggalkan hidup lamanya, masih bersahabat dengan dunia ini dan mencintai dosa?

     Rasul Paulus menasihati agar kita senantiasa taat dan mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar.  Artinya kita harus berani berkata tidak terhadap dosa dan menghormati kehadiran Roh Kudus dalam hidup kita.  Rasa takut dan gentar yang dimaksud adalah menghormati Tuhan karena kuasaNya, kekudusanNya dan keadilanNya, sehingga kita pun takut melakukan dosa, karena setiap pelanggaran akan membawa konsekuensi.  Salomo dalam amsalnya juga menyebutkan,  "Takut akan Tuhan ialah membenci kejahatan;  aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat."  (Amsal 8:13).  (lanjut)

Friday, June 3, 2011

TUHAN PEDULIKAN KITA: Berharga di MataNya!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Juni 2011 -

Baca:  Yesaya 43:1-7

"Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu."  Yesaya 43:4

Adalah suatu kebanggaan tersendiri apabila kita mendapat hormat, pujian dan penghargaan dari sesama kita karena kesuksesan atau prestasi yang telah kita raih.  Contoh:  keberhasilan tim sepakbola nasional Indonesia menjadi runner up dalam piala AFF beberapa waktu lalu.  Semua pemain begitu dielu-elukan dan beroleh sanjungan dari para penggila bola tanah air.  Hampir semua media menampilkan berita tentang mereka.  Penghargaan dan bonus mengalir deras.  Mereka menjadi aset berharga di dunia olahraga nasional.  Tapi, apakah kita pernah menyadari bahwa kita ini sangat berharga di mata Tuhan?  Tuhan tidak pernah memandang rupa, jabatan, atau kekayaan yang kita miliki.  Sesungguhnya  "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah;  manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati."  (1 Samuel 16:7b).  Seburuk apa pun kita di mata dunia ini, bahkan mungkin kita telah dihina, dicaci, dan direndahkan, tetapi kita tetap berharga di mataNya.  Kalau kita begitu bangga dipuji dan dihormati oleh orang lain, alangkah lebihnya bila kita dipandang sangat berharga dan mulia di hadapan Tuhan, bahkan disebutNya kita sebagai biji mataNya sendiri!  Dan Alkitab menyatakan,  "...siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya-"  (Zakharia 2:8b).

     Sudah sepatutnya hati kita berlimpah dengan syukur dan berhentilah untuk mengeluh dan bersungut-sungut dengan kondisi kita yang mungkin menurut kita tidak sebanding dengan orang-orang yang di luar Tuhan, sebab dengan ucapakan syukur kepada Tuhan kita akan semakin kuat di dalam Dia dan itulah awal dari karya Roh Kudus dalam hidup kita.  Ketika Tuhan Yesus hendak memberi makan lima ribu orang, Ia  "...mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuatNya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki."  (Yohanes 6:11).

     Dalam ucapan syukur ada kuasa yang turun dari tempat mahatinggi, sebab di dalamnya kita selalu percaya bahwa Tuhan sanggup melakukan perkara yang ajab atas hidup kita.  Ingat, kita berharga di mata Tuhan!

Keadaan apa pun yang kita alami saat ini, Tuhan tahu dan Dia sangat mempedulikan kita!