Thursday, May 26, 2011

MENINGGALKAN TUHAN KARENA DUNIA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Mei 2011 -

Baca:  2 Tawarikh 12:1-16 

"Rehabeam berserta seluruh Israel meninggalkan hukum Tuhan, ketika kerajaannya menjadi kokoh dan kekuasaannya menjadi teguh."  2 Tawarikh 12:1

Akhir-akhir ini banyak orang percaya yang mengalami kelesuan dalam pengiringannya kepada Tuhan.  Banyak faktor yang mengakibatkan seseorang tidak lagi setia kepada Tuhan, bahkan ada yang meninggalkan Tuhan dan secara terang-terangan telah menjual imannya.  Salah satunya dalah karena kemapanan atau kemakmuran.  Karena sudah memiliki jabatan yang tinggi dan bergelimangan harta, seseorang tidak lagi mengutamakan perkara-perkara rohani dan lebih mencintai jabatan dan hartanya itu daripada Tuhan.  Ayat nas di atas sudah sangat jelas menyatakan bahwa Rehabeam adalah seorang raja yang sudah lupa diri;  ia mabuk jabatan dan juga harta.  Karena sudah merasa kuat, kaya, terkenal dan berkuasa ia pun meninggalkan Tuhan dan tidak lagi mengindahkan hukumNya.  Rehabeam sepertinya sudah tidak membutuhkan Tuhan lagi dalam hidupnya.
    
      Contoh lain orang yang meninggalkan Tuhan adalah Demas.  Alkitab menyatakan bahwa Demas sebelumnya adalah seorang pelayan Tuhan dan rekan sekerja Paulus di ladang Tuhan;  ia begitu setia menyertai Paulus di setiap pelayanannya. Namun dalam kisah berikutnya dikatakan oleh Paulus demikian:  "...Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku."  (2 Timotius 4:10a).  Kepada Timotius Paulus menyatakan kesedihannya karena Demas telah berubah sikap, di mana dia lebih mencintai dunia ini dan tidak lagi turut ambil bagian dalam pelayanan pekabaran Injil.  "Adakah kamu sebodoh itu?  Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?"  (Galatia 3:3).  Alkitab juga menyatakan bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah,  "...Jadi barang siapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah."  (Yakobus 4:4).
    
     Ternyata bila kita bersahabat saja dengan dunia, tindakan kita ini sudah disebut telah memusuhi Allah, apalagi bila kita mencintai dunia ini.  Mencintai dunia berarti mencintai segala sesuatu yang duniawi yang meliputi:  keinginan daging, keinginan mata dan juga keangkuhan hidup (baca 1 Yohanes 2:16).  Adalah tidak mungkin seseorang berkenan kepada Tuhan selama ia masih hidup dalam kedagingan dan mementingkan perkara-perkara duniawi!

Jangan pernah meninggalkan Tuhan dengan alasan apa pun, karena akibatnya akan sangat fatal!

Wednesday, May 25, 2011

MENGAKUI DOSA DAN BERDOA DENGAN IMAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Mei 2011 -

Baca:  Mazmur 88

"Tetapi aku ini, ya Tuhan, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu."  Mazmur 88:14

Banyak dari kita adakalanya merasa jenuh berdoa.  Mengapa?  Mungkin kita merasa doa-doa kita belum juga dijawab Tuhan padahal kita sudah berdoa selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun;  entah untuk mendapatkan jodoh, keturunan (anak), kesembuhan, perlindungan, pemulihan keuangan, rumah tangga dan sebagainya.  Atau mungkin kita sendiri merasa kurang yakin apakah doa yang kita panjatkan itu benar-benar didengar oleh Tuhan.  Bahkan kita juga sudah meminta orang lain yang kita anggap 'lebih rohani' untuk berdoa bagi kita.  Kita menganggap kalau mereka yang berdoa pasti akan lebih sakti dan manjur dibandingkan bila kita sendiri yang berdoa.

     Tuhan memang memakai sebagian orang secara khusus untuk melayani jiwa-jiwa dengan karunia kesembuhan dan sebagainya, dan otoritasNya juga turun ke atas mereka.  Bukan hal yang salah bila kita meminta dukungan doa dari mereka.  Tetapi dalam hal berdoa Tuhan tidak membatasi siapa saja yang boleh menaikkan doa yang sekiranya memiliki kuasa.  Yakobus memberikan kuncinya:  "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.  Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."  (Yakobus 5:16).  Ada 3 hal yang harus kita perhatikan yaitu:  kita harus mengakui dosa, saling mendoakan dan berdoa dengan yakin.  Penghalang utama doa kita tidak didengar Tuhan adalah dosa.  (baca Yesaya 59:1-2).  Jika selama ini masih ada dosa yang kita perbuat maka kita tidak akan memiliki doa yang berkuasa.  Karena itu kita harus mengakui dosa itu dengan jujur di hadapan Tuhan dan segera bertobat, Dia yang setia pasti akan mengampuni dosa kita.  Adakalanya ketika kita sendiri sedang dalam masalah Tuhan meminta kita untuk berdoa juga bagi orang lain.  Kita harus siap berdoa untuk orang-orang yang membutuhkan dukungan doa, sehingga Tuhan pun akan memberikan apa yang kita ingini.

     Selain itu kita harus berdoa dengan yakin, artinya tidak ragu atau bimbang.  Ketika menanti-nantikan jawaban dari Tuhan seringkali kita tidak sabar dan mulai meragukan kuasa Tuhan.  Keraguan dan kebimbangan itu sama dengan ketidakpercayaan.  Alkitab menyatakan,  "Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan."  (Yakobus 1:7).

Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!  Peganglah itu!