Tuesday, May 24, 2011

TETAP KUAT DI TENGAH KESUKARAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Mei 2011 -

Baca:  Mazmur 68:1-7

"Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita."  Mazmur 68:4

Ketika mengalami permasalahan yang berat kebanyakan orang menjadi letih lesu, sedih dan frustasi.  Rasa-rasanya dunia mau runtuh.  Tetapi Alkitab menasihatkan,  "Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia."  (Yakobus 1:12).  Di tengah kesulitan yang terjadi, kita harus menguatkan hati untuk tetap bersandar kepada Tuhan.

     Mari kita belajar dari nabi Habakuk yang hidup pada jaman di mana bangsa Israel sedang mengalami penderitaan hebat karena ditindas oleh musuh-musuhnya.  Bukan hal yang mudah baginya untuk dapat terus mempertahankan imannya dan bersukacita.  Rakyat sangat menderita karena ladang yang biasanya menjadi sumber penghasilan dan tumpuan penghidupan mereka tidak lagi membuahkan hasil.  Begitu juga ternak yang menjadi harta kekayaan telah terhalau dari kandang.  Suatu keadaan yang benar-benar hopeless  (baca Habakuk 3:17).  Mungkinkah bersukacita dan beria-ria di tengah penderitaan?  Ingat!  Tembok Yerikho runtuh bukan karena kekuatan pasukan bersenjata, namun justru ketika bangsa Israel selesai mengelilingi kota itu pada hari ke tujuh dengan sorak-sorai.

     Puji-pujian bagi Tuhan menghasilkan kuasa yang dahsyat.  Tembok permasalahan sebesar apa pun yang kita hadapi dapat diruntuhkan ketika kita tetap bersorak-sorai bagi Tuhan.  Oleh karena itu tetaplah bersukacita dalam keadaan apa pun yang kita alami supaya kita bisa terus bertahan sampai pada akhirnya.  Salomo menulis:  "Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang."  (Amsal 17:22).  Bila mengandalkan kekuatan sendiri kita pasti tidak akan mampu.  Yakinlah kita tidak menghadapi penderitaan itu sendirian, ada Roh Kudus yang akan menyertai dan menopang kita senantiasa.

Dia sekali-kali tidak akan membiarkan dan meninggalkan kita, karena itu kuatkan hati dan tetaplah bersukacita.

Monday, May 23, 2011

UPAH KESETIAAN DAN KETAATAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Mei 2011 -

Baca:  Rut 4:1-17

"Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinyalah dia.  Maka atas karunia Tuhan perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki."  Rut 4:13

Ada beberapa tokoh wanita dalam Alkitab yang dipakai Tuhan secara luar biasa.  Mereka dipakai Tuhan oleh karena ketaatannya.  Adalah perkara yang tidak mudah untuk menjadi orang-orang pilihan Tuhan, apalagi dia adalah seorang wanita.

     Salah satu contoh adalah Rut, wanita Moab menantu Naomi.  Belum lama menikmati kebahagiaan dalam berumah tangga, bencana terjadi.  Keadaan menjadi berubah seketika:  suami Naomi meninggal, demikian juga kedua anak laki-lakinya.  Jadi, Rut tidak hanya kehilangan mertua laki-laki, tapi juga suami.  Ditambah lagi bencana kelaparan sedang melanda seluruh negeri.  Di tengah situasi yang sangat sulit ini Naomi meminta Rut untuk pergi meninggalkan dia, namun Rut berkata,  "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau;  sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam:  bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;  di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan.  Beginilah kiranya Tuhan menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!"  (Rut 1:16-17).  Rut mengambil keputusan yang tidak mudah dilakukan, bahkan ia berjanji apa pun yang terjadi tidak akan meninggalkan Naomi, mertuanya, dan akan setia hingga maut memisahkan!  Luar biasa!  Tidak semua orang bisa setia di tengah kesulitan dan penderitaan.  Ketika keadaan berubah menjadi sesuatu yang tidak bisa diharapkan lagi, dapatkah kita tetap setia seperti Rut ini?  Rut tidak hanya setia, ia juga seorang yang taat.  Ini bisa dilihat dari pernyataannya,  "Segala yang engkau katakan itu akan kulakukan."  (Rut 3:5).  Ketaatan Rut ini bukan karena terpaksa, tapi ia lakukan dengan sepenuh hati.

     Kesetiaan dan ketaatan Rut tidak sia-sia, Tuhan memperhatikannya.  Dia selalu memberikan upah kepada setiap orang yang berlaku setia dan taat.  Dengan caraNya yang ajaib Tuhan memberkati Rut.  Ayat nas menyatakan akhirnya Rut diperistri oleh Boas (seorang kaya raya) dan mereka dianugerahi seorang anak laki-laki yang diberi nama Obed;  dan Obed ini adalah kakek dari raja Daud.

Berkat Tuhan tersedia bagi orang-orang setia dan taat!