Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Mei 2011 -
Baca: Roma 8:31-39
"Ia (Allah), yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?" Roma 8:32
Ayat nas di atas menjadi suatu bukti betapa Allah mengasihi kita. Jika PuteraNya yang tunggal rela Dia berikan bagi kita, apalagi hal-hal lain yang menjadi kebutuhan kita pasti disediakanNya. FirmanNya menasihatkan, "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7). Tuhan menghendaki agar kita tidak kuatir karena Dia yang akan memelihara hidup kita. Pemeliharaan Tuhan atas bangsa Israel di sepanjang perjalanan keluar dari Mesir, saat di padang gurun hingga mencapai tanah Kanaan adalah bukti nyata. Daud juga merasakan dan mengalami pemeliharaan Tuhan dalam hidupnya dan inilah ungkapannya: "Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;" (Mazmur 23:1-2).
Selama pelayananNya di bumi Yesus senantiasa menyatakan kasih dan kepedulianNya terhadap semua orang. Mujizat demi mujizat Ia nyatakan: yang sakit disembuhkan, buta dicelikkan. Ia juga meyakinkan kita, "Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi kita demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir..." (Matius 6:29-31a). Tuhan tahu persis apa yang kita perlukan dan Dia sumber segala kebutuhan kita. Percayalah! Ia tidak kekurangan jalan dan memiliki cara ajaib untuk mencukupi segala kebutuhan kita.
Roma 5:8 mengatakan, "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdoas." Ayat ini menegaskan betapa dalam kasih Allah kepada kita, anak-anakNya. Walaupun terkadang kita tidak setia, Dia tetap setia dan mengasihi kita. Kasih inilah yang menjadi dasar pemeliharaan Tuhan bagi umatNya. Pemeliharaan Tuhan atas hidup kita itu bukan hanya sesaat atau dalam kurun waktu tertentu, tapi sampai akhir hidup kita. Tidak pernah Ia meninggalkan perbuatan tanganNya bagi kita!
"Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." Filipi 4:19
Friday, May 13, 2011
Thursday, May 12, 2011
TUHAN MENGUTAMAKAN KARAKTER
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Mei 2011 -
Baca: Filipi 2:19-24
"Kamu tahu bahwa kesetiaannya (Timotius - Red.) telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya." Filipi 2:22
Rasul Paulus bertemu dengan Timotius untuk pertama kalinya saat ia berada di Listra. Timotius adalah pemuda yang memiliki reputasi yang baik di daerahnya. Ia memiliki latar belakang keluarga yang takut akan Tuhan. "ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani." (Kisah 16:1b). Tidak hanya itu, neneknya (Lois) juga seorang percaya. Adalah sangat tepat jika Paulus memilih Timotius untuk menjadi partner dalam pelayanannya. Dan sudah terbukti, Timotius begitu setia menjalanankan tugasnya sebagai seorang pelayan Tuhan.
Karena ketekunan dan kesetiaannya mengerjakan tugas yang dipercayakan, Timotius beroleh promosi dari Tuhan dan ia dipercaya sebagai pemberita Injil serta menggembalakan jemaat di Efesus. Sungguh benar, "...bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain." (Mazmur 75:7-8). Perhatikan pernyataan Paulus tentang Timotius: "...aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas,..." (2 Timotius 1:5). Hal ini menunjukkan bahwa Timotius memiliki iman yang tulus, tidak ada kepura-puraan atau keterpaksaan. Paulus juga menambahkan, "...tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan aku dan yang bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu; sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus. Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya." (Filipi 2:20-22).
Timotius memiliki karakter yang tidak perlu disangsikan lagi: setia, suci, tulus ikhlas, berhati hamba, peduli akan orang lain dan sangat terbeban terhadap pekerjaan Tuhan. Karakter seperti Timotius inilah yang Tuhan cari! Banyak orang Kristen yang berlomba-lomba mengejar kuasa dan mujizat, tapi hal karakter mereka abaikan. Mengejar urapan, kuasa dan mujizat itu tidak salah, tapi semuanya menjadi sia-sia jika tidak disertai dengan karakter yang bekenan kepada Tuhan: masih menyimpan dendam, sakit hati, kepahitan. Tuhan mau kita memiliki hati yang tulus dan suci.
Apa pun pelayanan kita jika tidak disertai karakter yang berkenan, semuanya sia-sia!
Baca: Filipi 2:19-24
"Kamu tahu bahwa kesetiaannya (Timotius - Red.) telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya." Filipi 2:22
Rasul Paulus bertemu dengan Timotius untuk pertama kalinya saat ia berada di Listra. Timotius adalah pemuda yang memiliki reputasi yang baik di daerahnya. Ia memiliki latar belakang keluarga yang takut akan Tuhan. "ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani." (Kisah 16:1b). Tidak hanya itu, neneknya (Lois) juga seorang percaya. Adalah sangat tepat jika Paulus memilih Timotius untuk menjadi partner dalam pelayanannya. Dan sudah terbukti, Timotius begitu setia menjalanankan tugasnya sebagai seorang pelayan Tuhan.
Karena ketekunan dan kesetiaannya mengerjakan tugas yang dipercayakan, Timotius beroleh promosi dari Tuhan dan ia dipercaya sebagai pemberita Injil serta menggembalakan jemaat di Efesus. Sungguh benar, "...bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain." (Mazmur 75:7-8). Perhatikan pernyataan Paulus tentang Timotius: "...aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas,..." (2 Timotius 1:5). Hal ini menunjukkan bahwa Timotius memiliki iman yang tulus, tidak ada kepura-puraan atau keterpaksaan. Paulus juga menambahkan, "...tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan aku dan yang bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu; sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus. Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya." (Filipi 2:20-22).
Timotius memiliki karakter yang tidak perlu disangsikan lagi: setia, suci, tulus ikhlas, berhati hamba, peduli akan orang lain dan sangat terbeban terhadap pekerjaan Tuhan. Karakter seperti Timotius inilah yang Tuhan cari! Banyak orang Kristen yang berlomba-lomba mengejar kuasa dan mujizat, tapi hal karakter mereka abaikan. Mengejar urapan, kuasa dan mujizat itu tidak salah, tapi semuanya menjadi sia-sia jika tidak disertai dengan karakter yang bekenan kepada Tuhan: masih menyimpan dendam, sakit hati, kepahitan. Tuhan mau kita memiliki hati yang tulus dan suci.
Apa pun pelayanan kita jika tidak disertai karakter yang berkenan, semuanya sia-sia!
Subscribe to:
Posts (Atom)