Tuesday, April 26, 2011

BERSYUKUR ATAS KEBAIKAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 April 2011 -

Baca:  Mazmur 138

"Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu;  sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu."  Mazmur 138:2

Pada dasarnya setiap orang pasti menyadari bahwa dirinya memiliki keterbatasan.  Namun hal ini biasanya baru dirasakan ketika ia sedang dalam permasalahan yang berat, sehingga ketika mengalami jalan buntu dan merasa tidak mampu dia akan berusaha mencari pertolongan kepada 'sesuatu yang dianggap lebih besar dan lebih kuat daripada dirinya'.  Itulah sebabnya orang-orang dunia di luar Tuhan berusaha mencari pertolongan ke allah-allah lain:  orang pintar atau dukun, tempat-tempat keramat dan sebagainya untuk mendapatkan solusi bagi permasalahan yang menimpanya, baik itu masalah ekonomi, sakit-penyakit, perjodohan, pekerjaan dan lain-lain.  Mereka terperangkap oleh jerat Iblis yang menawarkan pertolongan instan, padahal ujungnya menuju kehancuran dan kebinasaan.  Segala cara ditempuh demi mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya.

     Sebagai orang percaya kita patut bersyukur karena kita memiliki Tuhan Yesus yang bukan sekedar Allah, namun adalah Bapa dan Gembala yang baik, yang dengan penuh kasih akan memenuhi segala kebutuhan sekaligus mendidik kita agar kita terus bertumbuh dan memiliki karakter seperti Dia.  Tuhan adalah Jehovah, artinya Allah yang memenuhi segala yang kita butuhkan.  Di dalam Yesus tersedia segala berkat yang kita perlukan.  Tetapi seringkali kita selalu menterjemahkan 'berkat' Tuhan itu berupa uang atau hal-hal yang bersifat materi semata.  Akibatnya ketika seseorang belum memiliki uang banyak atau harta yang melimpah ia akan merasa bahwa dirinya belum diberkati Tuhan.  Kita lupa bahwa tubuh yang sehat, keluarga yang harmonis, anak-anak yang tumbuh sehat, bisnis yang lancar dan sebagainya adalah berkat.  Kita jarang menghargai apa yang kita miliki saat ini.

     Mari mulai belajar menghargai berkat-berkat yang Tuhan limpahkan dalam kehidupan kita bukan hanya materi, tapi juga berkat-berkat non materi yang kita terima.  Betapa banyak hal-hal baik yang Tuhan karuniakan dalam hidup kita setiap hari.  Uang dan materi hanyalah sebagian kecil dari berkat yang kita terima.  Berkat Tuhan itu menyeluruh dan sempurna, meliputi berkat jasmani maupun berkat rohani.

Karena itu bersyukurlah senantiasa sebab Tuhan sangat baik!

Monday, April 25, 2011

TAAT: Harus Dalam Tindakan Nyata

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 April 2011 -

Baca:  Yakobus 2:14-26

"Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?"   Yakobus 2:21

Ketaatan baru disebut sebagai ketaatan sampai hal itu diwujudkan dalam sebuah tindakan nyata, bukan hanya melalui perkataan atau pikiran saja!  Yakobus menegaskan,  "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati."  (ayat 17).  Abraham kembali dijadikan contoh tentang figur orang yang benar-benar hidup dalam ketaatan.  Abraham tidak hanya taat dan percaya secara pikiran dan kemauan tapi ia juga mempraktekkannya, dan karena ketaatannya itu kehidupan Abraham menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.

     Rasul Paulus mengatakan,  "Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang,"  (2 Korintus 9:13).  Ketika ketaatan seseorang diwujudkan melalui tindakan nyata, hal ini dapat dilihat dan dirasakan oleh orang lain sehingga nama Tuhan dipermuliakan melalui kehidupan orang tersebut.  Ketaatan yang diwujudkan dalam tindakan nyata akan memiliki kekuatan dan berdampak kuat untuk membawa orang lain kepada Tuhan.

     Bagaimana bisa menjadi orang yang taat?  Kita harus mempertajam pendengaran kita dan melatih diri untuk banyak mendengar seperti yang dikatakan oleh Yesaya,  "Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid."  (Yesaya 50:4b).  Kita tidak mungkin bisa menjadi orang yang taat jika kita tidak belajar untuk mendengar.  Ketika kita mendengar firman Tuhan mulailah tumbuh iman di hati kita dan kemudian kita melangkan dalam ketaatan.  Tapi masih banyak di antara kita yang tidak sungguh-sungguh hidup dalam ketaatan:  datang ke gereja bukan karena taat tapi karena sungkan ditelponi terus oleh Gembala sidangnya, dan sebagainya.

     Ingat, ketaatan itu harus jelas.  Mulai mendengar terlebih dahulu, sehingga kita mengerti apa yang Tuhan kehendaki, lalu kita bertindak dengan iman.  Itulah sebabnya firman Tuhan berkali-kali menasihatkan sebagaimana disampaikan kepada ketujuh sidang jemaat di kitab Wahyu,  "Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh..."  (2:7)

Ketaatan tanpa disertai tindakan nyata sama dengan ketidaktaatan!