Wednesday, April 13, 2011

MILIKILAH PENUNDUKAN DIRI!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 April 2011 -

Baca:  Yakobus 4:6-10

"Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!"  Yakobus 4:7

Menurut kamus Webster, arti kata penundukan diri adalah: secara sukarela berserah kepada satu sama lain; menyerahkan rencana-rencana atau tujuan seseorang kepada orang lain.  Jadi penundukan diri membawa seseorang berada di bawah kepemimpinan orang lain.  Begitu pula sebagai umat Tuhan kita harus memiliki penundukan diri kepada Tuhan, hidup seturut dengan kehendak Nya serta mau dipimpin olehNya.  Untuk memiliki penundukan diri tidaklah mudah karena membutuhkan kerendahan hati.  Alkitab tegas menyatakan,  "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."  (ayat 6b).  Namun di zaman sekarang ini sulit rasanya menemukan orang yang punya krendahan hati.  kebanyakan orang cenderung menjadi congkak dan suka membanggakan diri sendiri, apalagi kalau ia kaya atau berpangkat.

     Penundukan diri dari kerendahan hati itu 'satu paket', tak terpisahkan.  Ketika kita tunduk kepada Tuhan berarti kita mengikuti jalan-jalanNya dengan setia,  "Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi.  Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela."  (Wahyu 15:4b, 5), serta mau dibentuk dan dikoreksi.  Ketika kita tunduk kepada Tuhan berarti Tuhanlah yang memegang kendali hidup kita sehingga kita pun beroleh kekuatan untuk melewati setiap pencobaan demi pencobaan yang dilepaskan Iblis.  Penundukan diri harus tumbuh dari diri kita dan itu merupakan tindakan nyata setiap hari, bukan hanya waktu-waktu tertentu saja.

     Untuk tunduk kepada Tuhan ada harga yang harus kita bayar!  Kita harus 'mati' terhadap daging,  "Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging - karena keduanya bertentangan - ..."  (Galatia 5:17).  Ketika kita mati terhadap daging kita, kehidupan kita akan berdampak bagi orang lain karena kuasa Tuhan akan bekerja dalam kita.  Yesus adalah teladan utama dalam hal penundukan diri; Dia tunduk dan hidup taat sepenuhnya kepada kehendak Bapa. Dampaknya adalah dalam diri Yesus mengalir kuasa dan otoritas sorga sehingga Dia sanggup melakukan perkara-perkara besar dan ajaib.

Tunduk kepada Tuhan berarti tunduk kepada firmanNya dan melakukan firman itu melalui tindakan nyata, bukan sekedar ucapan!

Tuesday, April 12, 2011

DALAM NAMA TUHAN YESUS: Ada Otoritas

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 April 2011 -

Baca:  Yohanes 14:1-14

"Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."  Yohanes 14:14

Nama Yesus bukanlah sembarang nama sebagaimana ditegaskan dalam Alkitab:  "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku:  'Yesus Kristus adalah Tuhan,'  bagi kemuliaan Allah, Bapa."  (Filipi 2:9-11).

     Jelas nyata bahwa nama Yesus adalah nama di atas segala nama, yang di dalamnya terkandung kuasa yang mahadahsyat sehingga segala yang ada di atas langit dan di bawah bumi bertekuk lutut, dan Allah memberikan jaminan yaitu jawaban doa kepada siapa pun yang berdoa atas nama Yesus Kristus.  Jadi bukan asal sebut jika doa-doa kita selalu diakhiri di dalam nama Yesus.  Mengapa harus dalam nama Yesus?  Ketika kita berdoa meminta segala sesuatu kepada Bapa di sorga di dalam nama Yesus, kita sedang meminta di atas otoritas Yesus Kristus.  Artinya seluruh otoritas Yesus Kristus akan menyertai kita, sehingga  "...segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku."  (Yohanes 16:23b).  Dalam nama Yesus doa kita akan dijawab oleh Bapa dan apa yang kita minta akan dikabulkanNya.

     Saat kita berdoa meminta segala sesuatu dalam nama Yesus kita memiliki penyerahan diri kepada Tuhan Yesus;  berdoa menurut kehendakNya, bukan menurut kehendak diri sendiri.  Kita tunduk pada apa yang Tuhan kehendaki bagi hidup kita karena Dia tahu mana yang terbaik bagi kita seperti yang dilakukan Yesus ketika Ia sedang berdoa di taman Getsemani,  "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."  (Matius 26:39).  Doa Yesus bukan untuk memuaskan keinginanNya sendiri tetapi Ia belajar untuk tunduk dan mengutamakan apa yang dikehendaki Bapa.  Sedangkan kita, seringkali kita  "...berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu."  (Yakobus 4:3).  Kita memaksa Tuhan untuk menuruti keinginan kita dan menjawab doa-doa kita, padahal doa kita itu hanya untuk memuaskan keinginan kita sendiri.

Nama Yesus nama orang yang berkuasa, di dalamNya kita beroleh jaminan jawaban doa!