Saturday, April 9, 2011

JANGAN KUATIR: Tuhan Memelihara Kita

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 April 2011 -

Baca:  Lukas 12:22-31

"Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya?"  Lukas 12:25

Siapa pun orangnya, entah itu pria atau wanita, tua atau muda, orang kaya atau miskin, orang berpangkat atau pegawai rendahan, tinggal di kota, desa, di lereng gunung atau di daerah pelosok, semuanya pasti pernah merasa kuatir.  Adalah bohong jika ada orang yang berkata,  "Seumur hidup aku tidak pernah kuatir.",  karena rasa kuatir adalah bagian dari kehidupan manusia.  Merasa kuatir itu wajar, tapi kita tidak boleh larut dalam kekuatiran setiap hari atau keterusan hidup dalam kekuatiran.

     Lalu bagaimana caranya untuk tidak larut dalam kekuatiran?  Caranya ialah membangun kekariban dengan Tuhan setiap hari, karena kehadiranNya melenyapkan kekuatiran dan membuat damai sejahtera.  Maka dari ini "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu."  (1 Petrus 5:7).  Bila kita tetap larut dalam kekuatiran, hal itu akan merugikan diri kita sendiri.  Kita tidak akan bertumbuh dan maju, bahkan keadaan kita akan semakin buruk.  Ketika seseorang terus dalam kekuatiran, dalam hidupnya pasti tidak ada ucapan syukur, yang ada hanya keluh kesah dan persungutan.  Maka supaya kekuatiran itu lenyap, kita harus mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan Yesus dan percaya kepadaNya dengan sepenuh hati.  Jangan terpaku, yang meski secara kasat mata di perhadapkan pada ujian, kesesakan, penderitaan, aniaya dan sebagainya, tidak larut dalam kekuatiran:  "-sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat-"  (2 Korintus 5:7).  Perhatikan juga riwayat perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir menuju Tanah Perjanjian.  Meski harus melewati padang gurun yang gersang dan panas selama 40 tahun, mereka tidak pernah berkekurangan.  Tuhan memelihara mereka dengan caraNya yang ajaib:  tiang awan dan tiang api senantiasa menaungi mereka, ketika haus Tuhan menyediakan air, ketika lapar Dia mengirimkan manna (roti sorga) dan juga burung puyuh.

     Mungkin saat ini kita sedang mengalami seperti yang dialami oleh bangsa Israel yaitu berada di 'padang gurun'.  Ingatlah, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita!  Jangan lagi kuatir!  Yang terpenting,  "...carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."  (Matius 6:33).

Ketika mengutamakan Tuhan dan kebenarannya, tidak ada hal yang perlu kita kuatirkan!

Friday, April 8, 2011

SIAPA ORANG-ORANG TERDEKAT KITA?

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 April 2011 -

Baca:  Amsal 27:17

"Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya."  Amsal 27:17

Jika memperhatikan pergaulan anak-anak muda sekarang, terlebih di kota-kota besar, hati terasa miris.  Maraknya pergaulan bebas, pesta narkoba, 'dugem' dan sebagainya adalah dampak dari pertemanan yang dibangun dengan orang-orang yang 'salah'.  Apa dan siapa yang ada di dekat kita setiap hari akan membentuk pola pikir, sifat dan bahkan menentukan masa depan kita.  Jika yang mengelilingi kita adalah orang-orang yang tepat dan benar, maka sifat-sifat dan kebiasaan mereka akan mewarnai hidup kita.  Sebaliknya, jika orang-orang jahat dan 'amburadul' yang merupakan sahabat kita, di mana kita menghabiskan sebagian besar waktu bersama, maka lambat laun kita pun akan menjadi serupa dengan mereka.  Itulah sebabnya Rasul Paulus menasihatkan,  "Janganlah kamu sesat:  Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik."  (1 Korintus 15:33).  Pergaulan yang salah dapat merusak dan menghancurkan masa depan seseorang, bahkan membawanya semakin jauh dari jalan-jalan Tuhan.  Karena itu jika ingin berhasil kita harus selektif memilih orang-orang yang akan kita jadikan sahabat atau orang terdekat kita.

     Mengapa kita harus membangun hubungan dengan orang-orang yang tepat?  Karena untuk berhasil kita membutuhkan panutan, dan yang layak menjadi panutan bagi kita sudah pasti adalah orang-orang yang berhasil dalam hidupnya.  Pertanyaannya:  apakah saat ini kita sedang dikelilingi oleh orang-orang yang membuat kita makin maju, makin bersemangat, makin berwawasan luas, makin setia melayani Tuhan dan makin menujukkan grafik peningkatan?  Jika ya, belajarlah dari mereka dan teladanilah pola hidupnya, karena untuk maju dan berhasil kita memerlukan orang-orang yang lebih berhasil, lebih pintar dan memiliki nilai lebih di penilaian kita.  Maksudnya supaya mereka dapat mendorong kita untuk maju, bukan melemahkan atau memberi dampak buruk bagi kita.  Salomo mengatakan,  "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang."  (Amsal 13:20).

     Betapa pentingnya memiliki sahabat atau teman yang tepat, serta memiliki pergaulan dengan orang-orang yang tepat pula, karena apa yang kita lihat dan kita dengar akan mendorong kita meraih keberhasilan.  Sebaliknya, kalau teman-teman kita adalah orang yang nakal, tidak tertib hidupnya, orang yang putus asa, berperilaku buruk dan memalukan, apa yang kita dapatkan dari mereka?

Karena itu jangan sembrono memilih teman.