Tuesday, March 29, 2011

MENABUR DENGAN SUKACITA, MENUAI YANG BAIK

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Maret 2011 -

Baca:  2 Korintus 9:6-15

"Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."  2 Korintus 9:7

Setiap orang yang menanam benih pasti berharap pada saatnya ia akan mendapatkan panenan.  Tapi seringkali terjadi kita menanam benih yang baik, tetapi mengapa hasil panen kita menjadi berasa masam?  Ini seperti tertulis:  "Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya?  Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam?"  (Yesaya 5:4).  Jika demikian halnya, adakah yang salah dengan taburan kita?  Mungkin kita berkata,  "Aku sudah banyak menolong orang lain;  aku jadi donatur pembangunan gereja.",  dan lain-lain.  Sedikit motivasi kita saat menanam atau menabur benih tersebut!

     Kalau kita menabur dengan hati yang tidak baik:  bersungut-sungut, sedih hati, terpaksa dan memiliki motivasi yang salah, hasil tuaian kita juga tidak baik.  Sikap hati kita saat menabur adalah penentu bagi benih yang kita taburkan.  Seorang janda miskin memberikan dua peser uangnya ke dalam peti persembahan dan persembahannya itu menyenangkan hati Tuhan.  Memang jumlah benih yang ditabur janda itu sangat sedikit jika dibandingkan dengan persembahan orang kaya, tapi ia memberinya dengan sepenuh hati dan dari seluruh nafkahnya.  Benih yang baik, hati yang baik dan motivasi yang baik akan menghasilkan tuaian yang baik pula.  Banyak orang Kristen yang ingin diberkati melimpah tapi tidak mau menabur dan suka menunda-nunda waktu untuk menabur dengan berkata,  "Penghasilanku pas-pasan, aku belum bisa memberi;  aku belum digerakkan oleh Roh Kudus."  dan sebagainya.  Itu hanyalah alasan bagi orang-orang yang tidak mau menabur atau sengaja menghindarkan diri dari hukum menabur.

     Orang yang malas menabur jangan pernah berharap tuaian!  Apabila kita ingin menanam atau menabur, milikilah hati yang baik.  Setiap kita pasti tidak ingin menuai buah yang masam, bukan?  Penabur benih yang baik pada saatnya akan menuai hasil yang baik pula.

"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya."  Amsal 3:9-10

Monday, March 28, 2011

KEMENANGAN = IMAN + KETAATAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Maret 2011 -

Baca:  Mazmur 20

"Sekarang aku tahu, bahwa Tuhan memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya."   Mazmur 20:7

Yosua dipilih Tuhan untuk memimpin bangsa Israel menggantikan Musa.  Kata Tuhan,  "Hamba-Ku Musa telah mati;  sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu."  (Yosua 1:2).  Tuhan tidak asal menyuruh Yosua tapi Ia menjanjikan kemenangan kepadanya,  "Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa."  (Yosua 1:3).  Kemenangan yang dijanjikan Tuhan itu belum diraih Yosua saat ia mendengar perkataan Tuhan.  Jadi, kemenangan akan menjadi kenyataan apabila Yosua mengikuti tuntunan Tuhan dan mau melangkah dengan iman.

     Ini menunjukkan bahwa hidup berkemenangan disediakan Tuhan bagi anak-anakNya.  Namun, mengapa tidak semua orang Kristen dapat menikmati kemenangan?  Itu karena tidak tunduk kepada Tuhan dan tidak mengikuti cara-caraNya.  Orang-orang dunia memiliki konsep:  hidup berkemenangan dapat dicapai dengan cara apa pun meski melanggar firman Tuhan;  hidup berkemenangan berarti memiliki uang banyak atau materi yang berlimpah.  Akibatnya banyak orang nekat menempuh jalan yang salah atau kotor:  menipu orang lain, korupsi, menekan orang lemah, bisnis narkoba, sampai pergi ke gunung Kawi atau dukun demi mendapatkan kekayaan secara instan, namun ujungnya kepada maut.  Sebaliknya konsep kemenangan menurut Alkitab adalah:  hasil yang kita raih karena Tuhan melakukannya untuk kita.

     Kmenangan adalah hasil dari ketaatan.  Ketika Yosua taat melakukan apa yang diperintahkan Tuhan  (baca Yosua 1:6-8)  apa saja yang diperbuatnya menjadi berhasil dan beruntung.  Ingat!  Kehidupan Kristen adalah hidup penuh perjuangan, tidak ada yang instan, tapi percayalah bahwa Tuhan akan menyertai kita dan memberikan jaminan kemenangan.  Tertulis:  "...sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kamu untuk berperang bagimu melawan musuhmu, dengan maksud memberikan kemenangan kepadamu."  (Ulangan 20:4).

Mari mencari Tuhan setiap waktu, karena orang yang senantiasa mengandalkan Tuhan hidupnya pasti berhasil dan mengalami berkat-berkat Tuhan yang pasti.