Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Maret 2011 -
Baca: 2 Korintus 9:6-15
"Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan." 2 Korintus 9:8
Jika Alkitab menyatakan prinsip tentang memberi dan menerima, menabur dan juga menuai, hal ini menunjukkan bahwa berkat yang disediakan Tuhan bagi orang yang suka memberi adalah sesuatu yang pasti dan pasti digenapiNya. Bahkan dalam hal persepuluhan saja Tuhan menantang kita untuk mengujiNya. Tuhan berkata, "Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." (Maleakhi 3:10). Artinya apabila kita mempersembahkan persepuluhan kepada Tuhan dengan motif yang benar, kita pasti diberi kelimpahan. Banyak orang ingin menikmati hidup berkelimpahan dan diberkati, tapi dia tidak mau menerapkan pola hidup suka memberi seperti yang Tuhan kehendaki. Banyak juga orang Kristen yang mencoba untuk memberi, namun mengapa belum juga menampakkan hasil seperti yang diharapkan? Mengapa mereka seolah-olah tidak menuai sesudah menabur?
Berkat Tuhan mengalir sesuai dengan kemampuan kita untuk menerimanya. Satu-satunya yang menghambat berkat adalah ketidaksiapan kita sendiri untuk menerima berkat-berkat itu. Ketika bejana-bejana milik janda yang kita baca di 2 Raja-Raja 4:1-7 sudah penuh dan tidak ada lagi yang kosong, berhentilah minyak itu mengalir. Minyak milik janda itu berhenti mengalir ketika tidak ada lagi bejana untuk menampungnya. Sesungguhnya Tuhan selalu menyediakan segala yang kita perlukan, dan ketika kita sudah siap untuk menerima berkat yang lebih, berkat-berkat itu akan datang. Oleh karena itu mari belajar menjadi orang yang suka memberi, bukan orang yang hanya mengharapkan untuk diberi. "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah 20:35b).
Inilah rahasia hidup diberkati! Saat kita memenuhi kebutuhan-kebutuhan orang-orang lain, Tuhan pasti akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita juga. Ingin menikmati berkat Tuhan secara menyeluruh? Berilah juga secara menyeluruh.
Tuhan memberkati kita supaya kita menjadi berkat bagi orang lain bukan untuk diri sendiri!
Friday, March 25, 2011
Thursday, March 24, 2011
SUKA MEMBERI ATAU SUKA MENERIMA?
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Maret 2011 -
Baca: 2 Korintus 9:6-15
"Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." 2 Korintus 9:6
Memiliki kasih dan suka memberi adalah karakter yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya. Jika ada orang Kristen yang tidak punya kasih, pelit dan tidak suka memberi berarti belum melakukan kehendak Tuhan, padahal firmanNya jelas menyatakan, "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Lukas 6:38)
Orang Kristen yang tidak punya kasih dan tidak pernah memberi kepada orang lain tak ada bedanya dengan keberadaan Laut Mati. Laut Mati adalah danau atau laut yang airnya tidak dapat diminum karena telah terkontaminasi dan berbau busuk. Kandungan garam di Laut Mati sangat tinggi dan bisa dikatakan bahwa Laut Mati adalah salah satu lingkungan yang paling tidak ramah di dunia. Ikan-ikan tidak dapat bertahan hidup di sana. Secara geografis Laut Mati dialiri oleh sungai Yordan yang bermuara ke laut ini, namun tidak seperti danau lain, Laut Mati tidak memiliki saluran ke luar; laut ini hanya terus menampung air sungai sehingga semua air segar yang mengalir ke dalamnhya lambat laun menjadi busuk.
Itulah gambaran yang tepat mengenai orang yang hidup mementingkan diri sendiri; orang yang selalu mengharapkan untuk diberi tetapi tidak suka memberi. Bila kita hanya suka menerima, selalu mengambil tetapi tidak pernah memberi, lama-kelamaan kehidupan kita akan berbau busuk: masam, egois, tidak menyenangkan dan selalu berpikiran negatif terhadap orang lain. Itu adalah dampak dari tidak adanya hal yang mengalir keluar dari dirinya. Dunia berprinsip bahwa untuk menjadi kaya atau cara memperoleh harta adalah dengan menghemat sedemikian rupa dan menerima. Sedangkan prinsip firman Tuhan adalah kebalikannya. Di dalam Kerajaan Allah justru orang yang diberkati adalah orang yang menyebar dan menabur hartanya. Tertulis: "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan." (Amsal 11:24) dan "Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." (2 Korintus 9:6). Tuhan menciptakan kita untuk menjadi seperti sungai yang terus-menerus mengalir.
Janji Tuhan itu unik, ia hanya dapat dipahami apabila dipraktekkan.
Baca: 2 Korintus 9:6-15
"Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." 2 Korintus 9:6
Memiliki kasih dan suka memberi adalah karakter yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya. Jika ada orang Kristen yang tidak punya kasih, pelit dan tidak suka memberi berarti belum melakukan kehendak Tuhan, padahal firmanNya jelas menyatakan, "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Lukas 6:38)
Orang Kristen yang tidak punya kasih dan tidak pernah memberi kepada orang lain tak ada bedanya dengan keberadaan Laut Mati. Laut Mati adalah danau atau laut yang airnya tidak dapat diminum karena telah terkontaminasi dan berbau busuk. Kandungan garam di Laut Mati sangat tinggi dan bisa dikatakan bahwa Laut Mati adalah salah satu lingkungan yang paling tidak ramah di dunia. Ikan-ikan tidak dapat bertahan hidup di sana. Secara geografis Laut Mati dialiri oleh sungai Yordan yang bermuara ke laut ini, namun tidak seperti danau lain, Laut Mati tidak memiliki saluran ke luar; laut ini hanya terus menampung air sungai sehingga semua air segar yang mengalir ke dalamnhya lambat laun menjadi busuk.
Itulah gambaran yang tepat mengenai orang yang hidup mementingkan diri sendiri; orang yang selalu mengharapkan untuk diberi tetapi tidak suka memberi. Bila kita hanya suka menerima, selalu mengambil tetapi tidak pernah memberi, lama-kelamaan kehidupan kita akan berbau busuk: masam, egois, tidak menyenangkan dan selalu berpikiran negatif terhadap orang lain. Itu adalah dampak dari tidak adanya hal yang mengalir keluar dari dirinya. Dunia berprinsip bahwa untuk menjadi kaya atau cara memperoleh harta adalah dengan menghemat sedemikian rupa dan menerima. Sedangkan prinsip firman Tuhan adalah kebalikannya. Di dalam Kerajaan Allah justru orang yang diberkati adalah orang yang menyebar dan menabur hartanya. Tertulis: "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan." (Amsal 11:24) dan "Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." (2 Korintus 9:6). Tuhan menciptakan kita untuk menjadi seperti sungai yang terus-menerus mengalir.
Janji Tuhan itu unik, ia hanya dapat dipahami apabila dipraktekkan.
Subscribe to:
Posts (Atom)