Monday, March 21, 2011

MENGALAHKAN KEKUATIRAN: Doa dan Ucapan Syukur

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Maret 2011 -

Baca:  Mazmur 55

"Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau!  Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah."  Mazmur 55:23

Adalah non sense jika ada orang yang berkata bahwa dirinya tidak pernah merasa kuatir terhadap apa pun juga.  Pastilah tak seorang pun manusia di dunia ini yang tidak pernah merasa kuatir!  Setiap kita pasti pernah mengalami apa itu kuatir.  Daud pun pernah mengalaminya, apalagi jika kita simak perjalanan hidup Daud penuh dengan pergumulan yang berat, kekuatiran pasti bergejolak di dalam hatinya karena hidupnya di bawah ancaman Saul yang hendak membunuhnya.  Kondisi yang lebih berat juga harus dialami Ayub, segala harta bendanya lenyap dan anak-anaknya juga mati.  Tidak hanya itu, Ayub pun harus menderit sakit borok di sekujur tubuhnya.  Dalam kondisi yang demikian, isteri dan sahabat-sahabatnya justru meninggalkan dia.  Namun Ayub mengaku bahwa  "...yang kutakutkan itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku."  (Ayub 3:25).

     Rasa kuatir timbul saat seseorang melihat keadaan di sekitarnya tidak lagi dapat memberikan harapan untuk hidup lebih baik.  Bukankah di hari-hari ini banyak orang yang kuatir akan masa depannya?  Bencana terjadi di mana-mana dan tanpa diduga;  harga kebutuhan dapur ibu-ibu terus naik;  BBM di beberapa daerah langka;  orangtua kuatir tidak mampu membiayai sekolah anaknya dan sebagainya.  Rasa kuatir tidak dapat mengurangi beban yang kita alami, sebaliknya akan mengotori pikiran kita dengan berbagai niat yang tidak baik.  Contoh:  orang akan mengambil jalan pintas untuk bunuh diri, mencuri, menipu, dan banyak hal yang memungkinkan seseorang terjebak dalam dosa.  Paulus berpesan,  "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur."  (Filipi 4:6).

     Jelas bahwa untuk dapat keluar dari rasa kuatir kita harus berdoa dan mengucap syukur.  Mengucap syukur adalah bagian yang sangat penting untuk mendatangkan ketenteraman hati, dan saat hati kita tenang kita bisa berdoa kepada Tuhan dengan penuh iman, dan dengan iman itu pula kita mampu mengusir rasa kuatir yang melanda hati dan pikiran kita, serta mempercayakan semua masalah kita kepada Tuhan, sebab Dia yang menjadi jaminan hidup kita.

Jangan kuatir, Tuhan pasti sanggup menolong kita!

Sunday, March 20, 2011

MENGALAHKAN PENCOBAAN: Perkatakan Firman (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Maret 2011 -

Baca:  Matius 4:1-11

"Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus."  Matius 4:11 

Strategi yang dilakukan Iblis berikutnya untuk mencobai Yesus ialah membawaNya ke kota Suci dan menempatkanNya di bubungan Bait Tuhan serta menyuruhNya menjatuhkan diri ke bawah (ayat 5-6);  akan tetapi usaha Iblis itu tidak berhasil.  Jelas dikatakan bahwa  "...Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun."  (Yokobus 1:13b).  Tantangan yang diberikan Iblis pada Yesus tidak membuat Yesus terpengaruh meskipun amatlah mudah bagi Yesus melakukan perbuatan yang ajaib tersebut, karena dalam diri Yesus ada otoritas Ilahi dan Dia tahu apa yang harus Dia lakukan.  Lain halnya dengan kita yang seringkali tidak kuasa untuk menahan diri dari keangkuhan.  Ini berbeda dengan manusia pada umumnya, yang karena merasa diri mampu, pintar dan hebat, maka ketika ada tantangan datang mulai memakai kekuatan sendiri untuk menunjukkan kepada semua orang bahwa kita mampu.

     Strategi yang ketiga untuk mencobai Yeus adalah Iblis memperlihatkan semua kekayaan dunia dan segala kemegahannya, lalu berkata pada Yesus,  "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."  (Matius 4:9).  Adalah sangat ironis bila Yesus menuruti perintah Iblis ini karena segala isi dunia ini adalah ciptaanNya dan Iblis tidak punya kuasa apa pun atas segala milikNya.  Maka lagi-lagi Yesus memperkatakan firman,  "Enyahlah, Iblis!  Sebab ada tertulis:  'Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!' "  (Matius 4:10).

     Mengapa Yesus selalu memperkatakan firman saat menghadapi pencobaan?  Karena firman Tuhan itu berkuasa dan adalah kekuatan Allah sendiri.  Bila kita memperkatan firman itu dengan iman,  "...ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan kepadanya."  (Yesaya 55:11).  Untuk menang melawan segala tipu muslihat Iblis kita harus menggunakan pedang Roh ini (firman Tuhan).  Seringkali banyak orang tidak tahan nafsu dengan tawaran-tawaran dari Iblis yang memberinya harta, jabatan, popularitas, jodoh dan sebagainya meski harus menjual iman, padahal itu berujung pada kebinasaan.

Karena itu sediakan waktu untuk belajar dan merenungkan firman siang dan malam sebagaimana diperintahkan Tuhan kepada Yosua (baca Yosua 1:8), supaya kita menang!