Sunday, March 13, 2011

PUJI-PUJIAN MENDATANGKAN MUJIZAT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Maret 2011 -

Baca:  Mazmur 47

"Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, bermazmurlah bagi Raja kita, bermazmurlah!"  Mazmur 47:7

Seringkali orang-orang di luar Tuhan mengatakan,  "Orang Kristen itu aneh, kalau sedang beribadah pasti mereka menaikkan puji-pujian dengan keras dan bertepuk tangan.  Susah atau senang, punya uang atau tidak, sepertinya mereka selalu memuji-muji Tuhan."  Ketahuilah bahwa memuji-muji Tuhan bagi orang percaya adalah suatu perintah dari Tuhan dan keharusan.  Pemazmur menegaskan,  "Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya!  Pujilah Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat!  Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan!"  (Mazmur 150:1, 6).  Justru orang Kristen yang tidak suka memuji Tuhan adalah orang Kristen yang aneh dan harus segera bertobat! Ingat! Memuji Tuhan adalah suatu perintah dari Tuhan! Apabila kita taat melakukan apa yang diperintahkan Tuhan ini kita akan merasakan berkat dan mujizat dari Tuhan, karena hati Tuhan sangat disenangkan ketika kita mempersembahkan puji-pujia bagi Dia.

     Mengapa kita harus memuji Tuhan?  "Sebab Tuhan, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang besar atau seluruh bumi."  (Mazmur 47:3).  Siapa yang dapat menandingi kedahsyatan Tuhan?  Sebagai ciptaanNya sudah seharusnya kita memberikan pujian bagi Dia, karena kita diciptakan untuk memuliakan namaNya yang dahsyat itu.  Siapakah di antara kita yang tidak pernah mengalami kebaikan Tuhan dalam hidup kita?  Dalam hal ini Nahum mengakui bahwa  "Tuhan itu baik;  Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan;  Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya."  (Nuhum 1:7).  Bila kita sudah mengecap segala kebaikan Tuhan, masakan bibir dan lidah kita tetap terkatup dan tidak ada ucapan syukur?  Terhadap sesama kita saja kita tahu berterima kasih, terlebih lagi seharusnya kepada Tuhan.

     Memuji Tuhan itu juga baik bagi kita sendiri (baca Mazmur 147:1-6) dan mendatangkan kuasa yang luar biasa bagi kita.  Dikatakan,  "Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau.  Apabila melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air;  bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat."  (Mazmur 84:5, 7).

Hidup yang penuh puji-pujian adalah hidup yag dibentengi oleh kuasa Tuhan, yang di dalamnya terkandung kuasa dan berkat yang melimpah.

Saturday, March 12, 2011

TUHAN YANG MEMBUAT SEGALANYA BERHASIL

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Maret 2011 -

Baca:  2 Tawarikh 26:1-5

"Dan selama ia (Uzia - Red.) mencari Tuhan, Allah membuat segala usahanya berhasil."   2 Tawarikh 26:5b

Uzia bisa dikatakan sebagai seorang remaja yang luar biasa, memiliki nilai plus dibanding dengan rekan-rekan sebanya di mana dia dinobatkan menjadi raja atas Yehuda pada usianya yang masih sangat belia, yaitu enam belas tahun, untuk menggantikan ayahnya, Amazia.  Bila mengandalkan kekuatan sendiri dipastikan Uzia tidak akan mampu menjalankan tugasnya sebagai raja.  Tetapi oleh karena Uzia mengandalkan Tuhan dan melakukan apa yang benar di mata Tuhan, maka segala sesuatu yang dikerjakannya dibuat Tuhan berhasil.

     Usia muda tidaklah menjadi soal;  asal ia hidup dalam kebenaran, kehidupannya pasti membawa dampak.  Paulus pun menasihatkan hal itu kepada Timotius,  "Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda.  Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu."  (1 Timotius 4:12).  Menjadi teladan bagi orang lain tidak harus menunggu seseorang menjadi dewasa terlebih dahulu.  Banyak orang yang sudah dewasa secara usia atau menjadi Kristen berpuluh-puluh tahun tapi kehidupannya tidak menjadi teladan bagi orang lain.  Sebaliknya, tidak sedikit anak muda yang dipakai Tuhan secara luar biasa dan hidupnya menjadi kesaksian banyak orang.

     Tuhan merancang hal-hal yang baik (keberhasilan dan masa depan yang gilang-gemilang) bagi orang percaya.  Karena itu jangan pernah menjauhkan diri dari Tuhan;  sebaliknya kita harus makin melekat kepada Tuhan dan mengarahkan pandangan kita kepada Dia,  "...yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan,"  (Ibrani 12:2).  Apa pun yang kita alami saat ini, kesesakan atau kesukaran, jangan pernah putus asa.  Tetaplah bertekun dan sabar menanti-nantikan Tuhan.  Orang boleh mengatakan apa saja untuk melemahkan iman kita, tetapi kita harus punya iman yang teguh.  Percayalah!  Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.  Dunia mengukur keberhasilan seseorang dengan uang, kekayaan atau jabatan.  Tapi, sesungguhnya seorang yang berhasil adalah orang yang hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.

Ketika kita tetap setia mencari kehendak Tuhan dan hidup seturut kehendakNya, keberhasilan pasti akan mengikuti hidup kita.

 Catatan:
"'Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.' Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah."  (Roma 9:15-16)