Tuesday, March 8, 2011

JANGAN SEKALI-KALI BERKOMPROMI!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Maret 2011 -

Baca:  2 Korintus 6:11-18

"Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan?  Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?"  2 Korintus 6:14b

Kepada jemaat di Korintus rasul Paulus dengan tegas menyatakan bahwa antara kebenaran dan kedurhakaan, atau terang dan gelap tidak dapat bersatu atau berjalan beriringan karena satu sama lain saling berlawanan; artinya tidak ada kompromi sedikit pun.  Yang Tuhan kehendaki adalah:  "Keluarlah kamu dari antara mereka (orang-orang yang tak percaya - Red.), dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu."  (ayat 17).

     Sebagai orang percaya kita adalah terang di dalam Tuhan, karena itu kita harus hidup sebagai anak-anak terang.  Ingatlah:  berkompromi dengan dosa hanya membuahkan kegagalan dan kehancuran!  Contohnya seperti yang dialami oleh Yosafat.  Alkitab mencatat bahwa Yosafat adalah salah satu raja yang memiliki nama baik,  "...karena ia hidup mengikuti jejak yang dahulu dari Daud, bapa leluhurnya, dan tidak mencari Baal-baal, melainkan mencari Allah ayahnya.  Ia hidup menurut perintah-perintah-Nya dan tidak berbuat seperti Israel."  (2 Tawarikh 17:3-4).  Tetapi dalam fase hidupnya dia pernah melakukan kesalahan yang sangat fatal yaitu melakukan kompromi!  Dikatakan:  "Ketika Yosafat kaya dan sangat terhormat, ia menjadi besan Ahab."  (2 Tawarikh 18:1).  Yosafat yang percaya kepada Tuhan memiliki besan seperti penyembah berhala.

     Semua ini tidak lepas dari upaya Iblis!  Memiliki besan seorang penyembah berhala adalah kompromi awal yang dilakukan Yosafat.  Berkompromi terhadap hal-hal kecil semakin membawa kita berlanjut pada kompromi pada hal-hal yang lain, yang lebih besar.  Yosafat pun mengijinkan tentaranya berkolaborasi dengan tentara Ahab untuk berperang.  Apa yang diminta Ahab diiyakan begitu saja tanpa bertanya kepada Tuhan terlebih dahulu.  Ketika perang hendak berkobar Ahab berniat untuk meminta petunjuk kepada nabi baal, tapi Yosafat mencari nabi Tuhan.  Meski Mikha bin Yimla (nabi Tuhan) sudah didatangkan, namun firman yang disampaikan oleh Mikha tidak diterimanya.

Banyak yang bisa diteladani dari Yosafat, tapi kesalahannya melakukan kompromi dengan raja yang jahat di mata Tuhan membawanya kepada kesukaran demi kesukaran.

Monday, March 7, 2011

PENTINGNYA PENGAJARAN BAGI JEMAAT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Maret 2011 -

Baca:  Efesus 4:1-16

"Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,"  Efesus 4:11

Hampir di banyak gereja, bila ada acara-acara KKR yang menghadirkan bintang tamu terkenal atau hamba Tuhan besar, bisa dipastikan yang hadir berjubel, gereja penuh dengan jiwa-jiwa. Juga ketika perayaan natal, orang-orang 'lama' yang pada hari-hari ibadah biasa seolah-olah menghilang dari peredaran mulai bermunculan dan menampakkan diri.  Namun perhatikan:  mengapa ketika ada kelas-kelas pendalaman Alkitab bangku-bangku gereja banyak yang kosong?  Ke mana para jemaat?  Berbagai alasan dikemukakan:  lembur kerja, capai, mengurus anak, menghadiri kelas pendalaman Alkitab dan kelas melayani sangat membosankan dan membuat mengantuk.  Namun ketahuilah, pendalaman Alkitab atau kelas melayani itu sangat penting bagi jemaat Tuhan.  Alkitab menyatakan bahwa bagian penting dalam Amanat Agung Yesus adalah menjadikan semua bangsa murid-muridNya.  Dikatakan,  "...pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,"  (Matius 28:19).  Menginjil jiwa-jiwa, mengajar dan membawa jemaat kepada pengenalan yang benar dan lebih dalam akan Tuhan dan firmanNya adalah tugas yang tidak bisa diabaikan.  Jadi kita tidak hanya cukup beribadah seminggu sekali di gereja tapi kita juga harus memberikan 'nutrisi' yang seimbang bagi manusia rohani kita.

     Gereja-gereja di akhir zaman ini harus membekali jemaat dengan pengajaran akan firman Tuhan supaya iman mereka makin teguh dan tidak mudah terombang-ambingkan oleh ajaran-ajaran sesat.  Yosafat pun melakukan hal yang sama, tidak pernah lelah mengajar dan melayani jiwa-jiwa.  "Mereka (Yosafat dan pengikutnya - Red.) memberikan pelajaran di Yehuda dengan membawa kitab Taurat Tuhan.  Mereka mengelilingi semua kota di Yehuda sambil mengajar rakyat."  (2 Tawarikh 17:9).  Yosafat mengajar umat sampai mereka benar-benar memahami tentang Taurat Tuhan.  Pengajaran itu penting sekali sampai-sampai Tuhan harus menunjuk para pengajar atau guru-guru untuk mendidik umatNya di dalam gereja Tuhan (ayat nas).

     Adakah kelas-kelas pendalaman Alkitab di gereja kita?  Sudahkah kita berpartisipasi?  Selagi ada, gunakan kesempatan itu sebaik mungkin.

Bagaimana kita bisa menginjili orang lain bila dasar firman yang kita miliki belum kuat?