Friday, March 4, 2011

JANGAN SEPELEKAN KESABARAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Maret 2011 -

Baca:  Ezra 9

"Tetapi sekarang, ya Allah kami, apa yang akan kami katakan sesudah semuanya itu?  Karena kami telah meninggalkan perintah-mu,"  Ezra 9:10

Apakah Saudara orang yang sabar?  Sabarkah kita terhadap suami atau isteri yang cerewet?  Cukup sabarkah kita menghadapi teman kerja di kantor yang bekerja semaunya sendiri dan bawahan yang selalu membantah bila ditegur?  Sabarkah kita ketika pelayanan yang kita lakukan selama ini sepertinya kurang dihargai?  Sejauh mana kesabaran kita menanti-nantikan jawaban dari Tuhan?  Ternyata menjadi orang yang sabar saat menghadapi segala sesuatu itu tidak mudah.

     Ketidaksabaran memang menjadi sifat alamiah dari manusia.  Namun ada satu Pribadi yang sangat sabar, Dialah Tuhan kita!  Sungguh, tidak ada pribadi yang lebih sabar menghadapi kita selain daripada Tuhan.  Dia sangat sabar terhadap setiap orang.  Seberapa pun seseorang telah menyimpang dari firmanNya dan memberontak kepada Dia, apabila ia sadar, datang kepadaNya dan merendahkan diri, Tuhan pun menyambutnya dengan penuh kasih, seperti dikatakan,  "dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka,..."  (2 Tawarikh 7:14).  Begitu pula ketika bangsa Israel mulai sadar dari ketidaksetiaan mereka dan mengakui dosa-dosanya.  Ezra pun sampai berdoa demikian,  "Ya Allahku, aku malu dan mendapat cela, sehingga tidak berani menegadahkan mukaku kepada-Mu, ya Allahku, karena dosa kami telah menumpuk mengatasi kepala kami dan kesalahan kami telah membubung ke langit."  (Ezra 9:6).  Berkali-kali bangsa Israel memberontak dan berkali-kali pula mereka menyatakan penyesalannya.  Namun Tuhan tetap menunjukkan kasih dan kesabaranNya.

     Seringkali kesabaran Tuhan kita sepelekan, lalu kita berucap dalam hati,  "Tuhan kan sabar dan penuh kasih.  Aku berbuat dosa berkali-kali tidak mengapa, toh nanti aku minta ampun lagi dan Dia pasti mengampuni!"  Ini adalah hasutan Iblis supaya kita mau berkompromi dengan dosa!  Ingat, setiap dosa selalu ada konsekuensinya.

"Tuhan tidak lalai menepati janji-nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat."  2 Petrus 3:9

Thursday, March 3, 2011

BANGSA ISRAEL SANGAT DIKASIHI TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Maret 2011 -

Baca:  Ulangan 10:12-22

"tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati Tuhan terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini."  Ulangan 10:15

Tuhan berjanji kepada Abraham,  "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur;  dan engkau akan menjadi berkat.  Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."  (Kejadian 12:2-3).  Ini adalah perjanjian berkat yang diberikan Tuhan kepada Abraham, bahwa melalui keturunannya berkat-berkat Tuhan akan sampai kepada bangsa-bangsa.

     Apa itu perjanjian?  Pada prinsipnya perjanjian adalah kesepakatan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih atas sesuatu hal.  Perjanjian tersebut akan berlaku jikalau pihak-pihak yang terlibat memenuhi persyaratan tertentu yang telah bersama-sama mereka sepakati.  Dalam perjanjian berkat ini Tuhanlah yang menetapkan syarat-syarat, dan manusia hanya perlu menaatinya.  Abraham pun taat kepada Tuhan sehingga ia sangat dikasihiNya, termasuk juga keturunan-keturunannya.  Melalui Alkitab dapat kita ketahui bahwa tak satu pun janji Tuhan yang tidak ditepatiNya, meski sudah tak terhitung banyaknya bangsa Israel  (keturunan Abraham)  memberontak kepada Tuhan, sementara pertolongan, mujizat dan keajaiban demi keajaiban telah mereka lihat dan nikmati, pengampunan dan kasih yang sempurna tetap Tuhan berikan ketika mereka sungguh-sungguh menyesal dan bertobat.  Itulah sebabnya Musa mengingatkan bahwa Tuhan itu sangat mengasihi mereka, tidak seharusnya mereka memberontak kepada Tuhan!  Tuhan tidak meminta apa-apa dari mereka  "...selain dari takut akan Tuhan, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,"  (Ulangan 10:12).

     Sesungguhnya selalu ada upah yang disediakan Tuhan bagi kita yang hidup taat kepadaNya.  Sudahkah kita mengasihi Tuhan dan melayani Dia dengan segenap hati?  Bukti nyata bahwa seseorang mengasihi Tuhan adalah taat melakukan firmanNya.

Jika kita taat kepada Tuhan tidak ada yang perlu kita kuatirkan, karena berkat dan kasihNya pasti tercurah atas hidup kita.