Saturday, February 26, 2011

MANA YANG KAUPILIH: Berkat Atau Kutuk?

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Februari 2011 -

Baca:  Ulangan 11:8-32

"...aku memperhadapkan kepadamu pada hai ini berkat dan kutuk:  berkat, apabila kamu mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini;  dan kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu,..."  Ulangan 11:26-28

Semua manusia di dunia ini, tanpa terkecuali, pasti ingin memiliki kehidupan yang diberkati, sehat dan penuh sukacita.  Semua perkara yang mengacu pada hal-hal yang baik, itulah yang disebut berkat.  Sebaliknya, tak seorang pun juga yang ingin hidup menderita, miskin, sakit-sakitan dan sebagainya.  Semua perkara yang mengacu pada hal-hal yang buruk, itulah yang disebut kutuk.  Berkat adalah lawan dari kutuk.  Jarak antara berkat dan kutuk hanya dibatasi oleh satu kata, yaitu ketaatan.  Mana yang kaupilih?  Berkat atau kutuk?  Pasti dengan serempak dan spontan kita akan menjawab,  "Berkat!"

     Bila kita renungkan ayat demi ayat, sebenarnya Tuhan memberi kebebasan kepada kita seluas-luasnya untuk membuat pilihan hidup.  Mana yang akan kita jalani?  Apakah kita memilih untuk menaati semua perintah Tuhan dan melakukannya dengan setia, sehingga kita pun menolak untuk hidup taat kepada Tuhan, lebih memilih hidup menurut keinginan sendiri dan menyenangkan daging, tetapi pada akhirnya kita akan menerima kutuk sebagai konsekuensi dari ketidaktaatan kita sendiri?  Mungkin kita berkata,  "Mustahil kita bisa hidup taat kepada Tuhan selama kita masih hidup di dunia ini."

     Tuhan sangat tahu kelemahan dan kekuarangan kita, dan karena itulah Dia menasihatkan,  "Berjaga-jagalah dan bedoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan:  roh memang penurut, tetapi daging lemah."  (Matius 26:41).  Kita diingatkan bahwa roh memang penurut tetapi daging lemah;  ini adalah kenyataan hidup manusia yang sudah Tuhan ketahui.  Namun, itu bukanlah alasan bagi kita untuk hidup dalam ketidaktaatan.  KematianNya di atas kayu salib adalah bukti kasih dan kepedulian Tuhan kepada kita.  OlehNya segala kutuk dosa (sakit-penyakit, kemiskinan, kelemahan dan sebagainya) telah ditanggungNya.  Tuhan juga telah mengutus Roh Kudus untuk menolong kita sehingga kita dimampukan untuk melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan.  Jika kita ingin menikmati berkat-berkat dari Tuhan, hanya ada satu pilihan yaitu taat! 

Keputusan sepenuhnya ada di tangan kita.  Mana yang Saudara pilih?

Friday, February 25, 2011

JANJI TUHAN TIDAK PERNAH DIINGKARI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Februari 2011 -

Baca:  Mazmur 119:137-152

"Janji-Mu sangat teruji, dan hamba-Mu mencintainya."  Mazmur 119:140

Adalah hal yang biasa bila manusia seringkali mengecewakan sesamanya, salah satunya adalah perihal janji.  Berapa banyak dari kita yang kecewa oleh karena janji yang tidak tepati, atau ucapan yang tidak bisa dipegang kebenarannya?  Misalnya soal utang-piutang, begitu gampangnya seseorang berutang kepada orang lain, tapi untuk melunasinya?  Jarang sekali tepat waktu, janji tinggal janji dan berujung pada ingkar.  Itulah manusia!  Tapi kita patut bersyukur karena kita punya Tuhan yang tidak pernah ingkar terhadap apa pun yang dijanjikanNya.  "Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal.  Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?"  (Bilangan 23:19).  Contoh:  janji Tuhan untuk memberikan Tanah Perjanjian (Kanaan) kepada bangsa Israel sebagaimana Ia sampaikan kepada Abraham,  "Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu."  (Kejadian 12:7).  Meskipun keturunan Abraham berlaku tidak setia, namun Dia tetaplah Tuhan yang setia pada janjiNya;  pada saat yang tepat digenapiNya.

     Bila kita baca dalam Bilangan pasal 34, dinyatakan bahwa batas-batas Tanah Perjanjian itu disampaikan oleh Tuhan sendiri kepada Musa,  "Perintahkanlah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka:  Apabila kamu masuk ke negeri Kanaan, maka inilah negeri yang akan jatuh kepadamu sebagai milik pusaka, yakni tanah Kanaan menurut batas-batasnya."  (Bilangan 34:2), bahkan Tuhan sendiri yang menentukan dan meilih orang-orang yang bertugas untuk membagi tanah itu.

     Bila saat ini kita sedang dalam kesesakan dan penderitaan, jangan menjadi lemah dan tawar hati.  Sebaliknya, tetaplah fokus pada janji Tuhan karena Dia Tuhan yang tidak pernah berubah, dahulu sekarang dan sampai selama-lamanya.  Ia adalah Tuhan yang setia;  Ia setia kepada firmanNya dan setia kepada janjiNya.  Tuhan hanya menghendaki kita tetap taat, tekun dan setia melakukan semua perintahNya.  Itulah bagian yang harus kita kerjakan!  Pemazmur berkata,  "Aku berseru dengan segenap hati;  jawablah aku, ya Tuhan!  Ketetapan-ketetapan-Mu hendak kupegang.  Aku hendak berpegang pada peringatan-peringatan-Mu."  (Mazmur 119:145-146b).

Mari kita hidup dalam ketaatan, dan pada saatnya Tuhan akan mengerjakan bagianNya yaitu menepati janjiNya atas kita!