Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Februari 2011 -
Baca: Bilangan 33:50-56
"maka haruslah kamu menghalau semua penduduk negeri itu dari depanmu dan membinasakan segala batu berukir kepunyaan mereka; juga haruslah kamu membinasakan segala patung tuangan mereka dan memusnahkan segala bukit pengorbanan mereka." Bilangan 33:52
Tidak jauh berbeda dari renungan kemarin, ayat nas yang kita baca menegaskan bahwa Tuhan memerintahkan agar bangsa Israel menghalau semua penduduk lokal yang menempati tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan Tuhan untuk menjadi milik kepunyaan bangsa Israel.
Mengapa mereka harus dihalau? Karena perbuatan penduduk lokal di situ sangat jahat dan biadab seperti dikatakan oleh pemazmur, "Mereka mengorbankan anak-anak lelaki mereka, dan anak-anak perempuan mereka kepada roh-roh jahat, dan menumpahkan darah orang yang tak bersalah, darah anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan mereka, yang mereka korbankan kepada berhala-berhala Kanaan, sehingga negeri itu cemar oleh hutang darah." (Mazmur 106:37-38). Jadi mereka memiliki kebiasaan mempersembahkan korban kepada dewa-dewa dan hidup dalam kenajisan. Oleh karena itu Tuhan memperingatkan bangsa Israel dengan keras, "...jika kamu tidak menghalau penduduk negeri itu dari depanmu, maka orang-orang yang kamu tinggalkan hidup dari mereka akan menjadi seperti selumbar di matamu dan seperti duri yang menusuk lambungmu, dan mereka akan menyesatkan kamu di ngeri yang kamu diami itu." (Bilangan 33:55).
Semua penduduk lama yang mendiami Kanaan harus dimusnahkan tanpa terkecuali; jika tidak, bangsa Israel akan terkena dampak yang tidak baik di kemudian hari. Namun ternyata bangsa Israel tidak taat sepenuhnya kepada Tuhan. Mereka tetap berkompromi dengan tidak memusnahkan semua penduduk lama itu. Akibatnya, perlahan tapi pasti, pengaruh dari kebiasaan-kebiasaan dosa yang dibuat penduduk itu merasuk dan memberi dampak yang luar biasa. Firman Tuhan berkata, "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33).
Tuhan menjanjikan 'Kanaan' kepada kita, suatu kehidupan yang penuh berkat dan pengharapan. Namun berkat itu tidak akan dapat kita nikmati bila kita masih melakukan kebiasaan lama yang tidak berkenan kepada Tuhan: taat setengah-setengah!
Jangan sampai dosa menghalangi kita untuk menikmati janji-janji yang disediakan Tuhan!
Wednesday, February 23, 2011
Tuesday, February 22, 2011
TIDAK ADA TAAT 50% (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Februari 2011 -
Baca: Bilangan 31:1-24
"Lakukanlah pembalasan orang Israel kepada orang Midian; kemudian engkau akan dikumpulkan kepada kaum leluhurmu." Bilangan 31:2
Mengapa Tuhan memberikan perintah kepada Musa untuk menumpas bangsa Midian? Karena orang-orang Midian telah mencondongkan hati bangsa Israel kepada ilah-ilah lain dan melakukan dosa penyembahan berhala. Tetapi bangsa Israel tidak melakukannya dengan tuntas, sehingga Musa pun menjadi sangat marah. Kata Musa, "Kamu biarkan semua perempuan hidup? Bukankah perempuan-perempuan ini, atas nasihat Bileam, menjadi sebabnya orang Israel berubah setia terhadap Tuhan dalam hal Peor, sehingga tulah turun ke antara umat Tuhan." (ayat 15:16). Bagaimanapun juga hal ini merupakan pelanggaran terhadap perintah Tuhan.
Tidak ada yang namanya taat setengah-setengah atau 50%. Itu sama artinya dengan ketidaktaatan. Ketaatan itu utuh dan lengkap, secara keseluruhan, tidak ada istilah dipilah-pilah. Contohnya hal pelayanan. Adalah keharusan bagi setiap orang percaya melayani Tuhan karena itu sebagai wujud kasih kita kepada Tuhan. Tapi tidak sedikit orang Kristen yang pelayanannya 'jalan', tapi kompromi dengan dosa juga 'jalan'. Perintah untuk melayani dilakukan, tapi untuk meninggalkan kebiasaan merokok, "Maaf, nanti dulu." Untuk memberikan persepuluhan, "Aku bisa melakukannya, tapi kalau untuk mengampuni musuh atau orang yang pernah menyakiti, maaf aku tidak bisa, kok enak dia?" Mau bertobat kita masih pilih-pilih, yang mana mau ditinggalkan dan mana yang masih keenakan untuk terus dilakukan; itu sama dengan ketidaktaatan.
Apabila kita ingin taat memang ada harga yang harus kita bayar! Terkadang kita lebih takut pada manusia daripada kepada Tuhan, akibatnya kita masih melakukan ketidaktaatan itu secara sembunyi-sembunyi dengan harapan orang lain tidak tahu, padahal di hadapan Tuhan semua telanjang dan terbuka (baca Ibrani 4:13). Ingat firman Tuhan kepada jemaat di Laodikia, "Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku." (Wahyu 3:16). Jika kita enggan meninggalkan kenyamanan dan tetap berkompromi dengan dosa, Tuhan akan memuntahkan kita.
Apabila kita merasa tidak mampu, mari datang kepada Tuhan dengan kesungguhan hati, maka Roh Kudus akan menolong dan memberi kekuatan kepada kita!
Baca: Bilangan 31:1-24
"Lakukanlah pembalasan orang Israel kepada orang Midian; kemudian engkau akan dikumpulkan kepada kaum leluhurmu." Bilangan 31:2
Mengapa Tuhan memberikan perintah kepada Musa untuk menumpas bangsa Midian? Karena orang-orang Midian telah mencondongkan hati bangsa Israel kepada ilah-ilah lain dan melakukan dosa penyembahan berhala. Tetapi bangsa Israel tidak melakukannya dengan tuntas, sehingga Musa pun menjadi sangat marah. Kata Musa, "Kamu biarkan semua perempuan hidup? Bukankah perempuan-perempuan ini, atas nasihat Bileam, menjadi sebabnya orang Israel berubah setia terhadap Tuhan dalam hal Peor, sehingga tulah turun ke antara umat Tuhan." (ayat 15:16). Bagaimanapun juga hal ini merupakan pelanggaran terhadap perintah Tuhan.
Tidak ada yang namanya taat setengah-setengah atau 50%. Itu sama artinya dengan ketidaktaatan. Ketaatan itu utuh dan lengkap, secara keseluruhan, tidak ada istilah dipilah-pilah. Contohnya hal pelayanan. Adalah keharusan bagi setiap orang percaya melayani Tuhan karena itu sebagai wujud kasih kita kepada Tuhan. Tapi tidak sedikit orang Kristen yang pelayanannya 'jalan', tapi kompromi dengan dosa juga 'jalan'. Perintah untuk melayani dilakukan, tapi untuk meninggalkan kebiasaan merokok, "Maaf, nanti dulu." Untuk memberikan persepuluhan, "Aku bisa melakukannya, tapi kalau untuk mengampuni musuh atau orang yang pernah menyakiti, maaf aku tidak bisa, kok enak dia?" Mau bertobat kita masih pilih-pilih, yang mana mau ditinggalkan dan mana yang masih keenakan untuk terus dilakukan; itu sama dengan ketidaktaatan.
Apabila kita ingin taat memang ada harga yang harus kita bayar! Terkadang kita lebih takut pada manusia daripada kepada Tuhan, akibatnya kita masih melakukan ketidaktaatan itu secara sembunyi-sembunyi dengan harapan orang lain tidak tahu, padahal di hadapan Tuhan semua telanjang dan terbuka (baca Ibrani 4:13). Ingat firman Tuhan kepada jemaat di Laodikia, "Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku." (Wahyu 3:16). Jika kita enggan meninggalkan kenyamanan dan tetap berkompromi dengan dosa, Tuhan akan memuntahkan kita.
Apabila kita merasa tidak mampu, mari datang kepada Tuhan dengan kesungguhan hati, maka Roh Kudus akan menolong dan memberi kekuatan kepada kita!
Subscribe to:
Posts (Atom)