Friday, February 18, 2011

BAGI TUHAN TAK ADA YANG TAK MUNGKIN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Februari 2011 -

Baca:  Hakim-Hakim 6:1-16

 "Berfirmanlah Tuhan kepadanya (Gideon - Red.):  'Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis.' "  Hakim-Hakim 6:16

Suatu ketika bangsa Israel mengalami keterpurukan, selama tujuh tahun mereka dijajah oleh bangsa Midian,  "sehingga orang Israel menjadi sangat melarat oleh perbuatan orang Midian itu."  (ayat 6a).  Mengapa hal ini terjadi?  Bangsa Israel memberontak kepada Tuhan;  mereka melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, itulah sebabnya Tuhan mengijinkan kesesakan terjadi atas bangsa Israel.

     Selalu ada konsekuensi bila kita menyimpang dari jalan-jalan Tuhan.  Begitu perkasanya bangsa Midian sehingga bangsa Israel mengalami ketakutan yang luar biasa, sampai-sampai mereka harus bersembunyi di gua-gua dan kubu-kubu.  Meski demikian, ketika mereka berseru-seru kepada Tuhan, Ia pun tetap mengindahkannya dan memberikan pertolongan.  Lalu Tuhan mengutus malaikatNya untuk memanggil seorang muda yaitu Gideon, yang sedang mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur (karena ia juga sangat ketakutan terhadap bangsa Midian dan Amalek).  Secara manusia Gideon bukanlah orang yang gagah berani.  Ia juga seorang yang penakut dan tidak punya kemampuan yang bisa diandalkan.  Mana mungkin dia bisa memimpin bangsa Israel menghalau bangsa Midian dan juga Amalek?  Impossible!  Perhatikan firman Tuhan,  "Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk Tuhan?"  (Kejadian 18:14a) dan  "...apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,"  (1 Korintus 1:27).

     Bukankah hal sama juga terjadi pada Daud?  Siapa sangka Daud dipilih Tuhan untuk menjadi raja menggantikan Saul?  Gideon juga demikian, ia hanya berasal dari kaum yang paling kecil di antara suku Manasye dan termuda di antara kaum keluarganya.  Bila kita baca kisah Gideon lebih lanjut, terlihat betapa Tuhan memakai Gideon menjadi pahlawan Israel yang gagah perkasa dan sanggup mengalahkan bangsa Midian!  Apa pun keadaan kita saat ini, jangan pernah menyerah!  Tuhan selalu punya jalan keajaiban.  Dia sanggup mengubahkan segala sesuatu, dari keterpurukan menjadi kemenangan.  Dari hopeless menjadi hopeful!

Kita punya Tuhan yang kuasaNya tak terbatas, Dia yang menyertai kita senantiasa.

Thursday, February 17, 2011

KERINDUAN DAUD KEPADA TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Februari 2011 -

Baca:  Mazmur 63:1-12

"Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair."  Mazmur 63:2

Mazmur 63 ini adalah ungkapan kerinduan Daud kepada Tuhan ketika ia berada di padang gurun Yehuda.  Apa yang dikatakan Daud ini bukan sekedar lips service atau di bibir doang, tetapi ungkapan ini benar-benar ke luar dari lubuk hatinya yang paling dalam.  Mengapa Daud sampai harus pergi ke padang gurun kalau hanya untuk mengungkapkan kerinduannya kepada Tuhan?  Bukankah ia seorang raja?  Tidak cukupkah ia mengungkapkan isi hatinya itu di dalam istananya yang megah, tanpa harus bersusah payah pergi ke padang gurun?  Bagi Daud, kerinduannya kepada Tuhan tak ternilai harganya, tidak bisa diukur dengan materi atau kemewahan yang ia miliki.  Ia pergi ke padang gurun untuk mengingat-ingat bagaimana Allah menyertai dan memberkati nenek moyangnya saat perjalanan menuju tanah perjanjian.  "Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan Tuhan, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala."  (Mazmur 77:12).  Daud belajar untuk menjadi orang yang tidak sombong walau ia memiliki kedudukan tertinggi di Israel;  ia sadar bahwa semua itu karena Tuhan.

     Adakah kita memiliki kerinduan hati yang mendalam kepada Tuhan?  Kerinduan Daud kepada Tuhan tidak hanya digambarkan seperti tanah yang tandus dan kering, tetapi dilukiskan pula seperti rusa yang merindukan aliran sungai (baca Mazmur 42:2).  Seekor rusa pasti tidak dapat menahan diri apabila ia sudah haus akan air.  Bahkan rusa-rusa itu tidak peduli terhadap bahaya yang mengancam (mungkin ada binatang buas yang hendak menyerangnya) apabila ia sudah ingin menikmati kesejukan air sungai.  Begitu pula kerinduan hati Daud kepada Tuhan, tidak ada satu pun yang dapat menahan atau menghalangi dia untuk bertemu dengan Tuhan.  Hal ini bukan karena kedudukan dia sebagai raja yang berkuasa, sehingga tak seorang pun bisa menghentikan niatnya, tetapi itu karena kekuatan cintanya yang luar biasa kepada Tuhan.  Marilah kita pun memiliki hati yang rindu, haus dan lapar kepada Tuhan.  Selagi ada kesempatan mari kita kejar hadirat Tuhan!  Tertulis, "Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui;  berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!"  (Yesaya 55:6).

Seberapa dalam rasa rindu kita kepada Tuhan?  Atau perasaan kita 'biasa-biasa' saja kepada Tuhan dan kita lebih mencintai dunia ini daripada mencari Tuhan?