Thursday, February 17, 2011

KERINDUAN DAUD KEPADA TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Februari 2011 -

Baca:  Mazmur 63:1-12

"Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair."  Mazmur 63:2

Mazmur 63 ini adalah ungkapan kerinduan Daud kepada Tuhan ketika ia berada di padang gurun Yehuda.  Apa yang dikatakan Daud ini bukan sekedar lips service atau di bibir doang, tetapi ungkapan ini benar-benar ke luar dari lubuk hatinya yang paling dalam.  Mengapa Daud sampai harus pergi ke padang gurun kalau hanya untuk mengungkapkan kerinduannya kepada Tuhan?  Bukankah ia seorang raja?  Tidak cukupkah ia mengungkapkan isi hatinya itu di dalam istananya yang megah, tanpa harus bersusah payah pergi ke padang gurun?  Bagi Daud, kerinduannya kepada Tuhan tak ternilai harganya, tidak bisa diukur dengan materi atau kemewahan yang ia miliki.  Ia pergi ke padang gurun untuk mengingat-ingat bagaimana Allah menyertai dan memberkati nenek moyangnya saat perjalanan menuju tanah perjanjian.  "Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan Tuhan, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala."  (Mazmur 77:12).  Daud belajar untuk menjadi orang yang tidak sombong walau ia memiliki kedudukan tertinggi di Israel;  ia sadar bahwa semua itu karena Tuhan.

     Adakah kita memiliki kerinduan hati yang mendalam kepada Tuhan?  Kerinduan Daud kepada Tuhan tidak hanya digambarkan seperti tanah yang tandus dan kering, tetapi dilukiskan pula seperti rusa yang merindukan aliran sungai (baca Mazmur 42:2).  Seekor rusa pasti tidak dapat menahan diri apabila ia sudah haus akan air.  Bahkan rusa-rusa itu tidak peduli terhadap bahaya yang mengancam (mungkin ada binatang buas yang hendak menyerangnya) apabila ia sudah ingin menikmati kesejukan air sungai.  Begitu pula kerinduan hati Daud kepada Tuhan, tidak ada satu pun yang dapat menahan atau menghalangi dia untuk bertemu dengan Tuhan.  Hal ini bukan karena kedudukan dia sebagai raja yang berkuasa, sehingga tak seorang pun bisa menghentikan niatnya, tetapi itu karena kekuatan cintanya yang luar biasa kepada Tuhan.  Marilah kita pun memiliki hati yang rindu, haus dan lapar kepada Tuhan.  Selagi ada kesempatan mari kita kejar hadirat Tuhan!  Tertulis, "Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui;  berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!"  (Yesaya 55:6).

Seberapa dalam rasa rindu kita kepada Tuhan?  Atau perasaan kita 'biasa-biasa' saja kepada Tuhan dan kita lebih mencintai dunia ini daripada mencari Tuhan?

Wednesday, February 16, 2011

TUHAN TAHU BENAR MASALAH KITA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Februari 2011 -

Baca:  Pengkotbah 9:1-12

"Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba."  Pengkotbah 9:12

Siapa yang tahu kapan masalah datang dan terjadi?  Tak seorang pun tahu atau pun berharap masalah terus mewarnai hidup tiada henti.  Pastinya kita tidak tahu kapan dan apa yang terjadi di kemudian hari.  Salomo menasihatkan,  "Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu."  (Amsal 27:1).  Namun ada satu hal yang harus kita ketahui bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita;  Dia selalu ada untuk kita.  Hidup kita selalu berada dalam pengawasan Tuhan, dijagai dan dipeliharaNya kita.  "Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu."  (Mazmur 121:5).  Adalah manusiawi jika kita merasa takut dan kuatir saat menghadapi masalah.  Tapi sebagai anak-anak Tuhan, milikilah kebiasaan hidup rohani yaitu senantiasa mempercayai Tuhan sepenuhnya dan tidak lagi takut terhadap masalah yang ada.  Ingat!  Tuhan kita adalah hidup!  Maka kita pun harus percaya bahwa Dia sanggup menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan kita.

     Pemazmur berkata,  "Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku;  Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh."  (Mazmur 139:1-2).  Ini menunjukkan Tuhan Mahatahu.  Segala apa yang terjadi dan apa yang kita kerjakan Ia tahu.  Berhentilah mengeluh dan berputus asa.  Ingat, Tuhan tahu apa yang terbaik dalam hidup kita.  Oleh karena itu  "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu."  (1 Petrus 5:7), dan jangan sekali-kali mencari pertolongan kepada yang lain!  Yesus sudah lebih daripada cukup.  Ia berkata,  "Tenanglah!  Aku ini, jangan takut!"  (baca Markus 6:50a).  Ketakutan adalah senjata utama yang digunakan Iblis untuk menghancurkan iman orang percaya.  Bukankah banyak orang yang ketika mengalami ketakutan sering bertindak bodoh yaitu pergi ke dukun, bahkan ada yang bunuh diri?

     Hari ini Tuhan menegaskan:  jangan takut!  Percayalah pada Tuhan dan arahkan pandangan kita pada Tuhan, maka angin badai pun akan reda. Tuhan Yesus adalah Gembala yang baik bagi kita, karena itu tidak ada yang perlu kita takutkan!

Hidup kita ini lebih berharga dari burung di udara (baca Lukas 12:7b), Tuhan pasti memberi jalan keluar yang terbaik untuk setiap masalah yang ada!