Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Februari 2011 -
Baca: 2 Korintus 11:1-6
"Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus." 2 Korintus 11:2
Bagaimana perasaan Saudara jika pacar, suami atau isteri kita tertarik kepada orang lain atau menjalin hubungan secara tersembunyi dengan orang lain? Kita pasti terbakar rasa cemburu, bukan? Mendengar kata 'cemburu' pasti kita akan menilainya sebagai sesuatu yang negatif, karena makna konotasi dari 'cemburu' adalah iri hati. Tapi kepada jemaat di Korintus ini Paulus mengatakan tentang kecemburuan ilahi. Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan, mereka telah 'dipertunangkan' dengan Kristus. Karena itu dituntut kesetiaan mutlak, jangan sampai mereka mendua hati dan tidak lagi setia kepada Tuhan. FirmanNya menegaskan, "...janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena Tuhan, yang nama-Nya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu." (Keluaran 34:14). Ayat ini jelas menyatakan bahwa Allah kita adalah Allah yang cemburu, yang tidak ingin milik kesayanganNya dimiliki oleh yang lain. Kata 'cemburu' disini bukan iri hati, karena cemburu yang memiliki arti iri hati biasanya disertai dengan suatu tindakan mengambil milik orang lain, karena ia tidak memilikinya.
Dalam Yakobus 4:4-5 dinyatakan bahwa Roh Allah yang ditempatkan dalam hati kita memiliki sifat cemburu. Karena itu kita harus menjaga perasaan Tuhan! Seringkali kita tidak sadar bahwa apa yang kita lakukan selama ini telah menduakan hati Tuhan dan membuatNya cemburu. Tertulis: "Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah. Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah." (Yakobus 4:4). Jangan sampai Roh yang ada dalam diri kita cemburu oleh karena kita bersahabat dengan dunia ini: hati kita mulai condong kepada perkara-perkara dunia, materi dan kesenangan daging sehingga ibadah mulai terabaikan; saat teduh sering kita tunda-tunda karena capai dan sibuk. Tuhan tidak lagi menjadi prioritas utama hidup kita.
Hari ini kita diingatkan untuk tidak melakukan hal-hal yang akan membangkitkan Dia cemburu. Tuhan sangat mengasihi kita, bahkan Dia rela mengorbankan nyawaNya bagi kita, masakan kita berpaling dari Dia dan lebih mengasihi dunia ini?
Supaya Tuhan tidak cemburu, marilah kita hidup berpadanan dengan Injil dan melayani Dia dengan kesungguhan hati.
Tuesday, February 15, 2011
Monday, February 14, 2011
KEBERHASILAN MENYERTAI HIDUP ORANG BENAR
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Februari 2011 -
Baca: Mazmur 20:1-10
"Kiranya diberikan-Nya kepadamu apa yang kau kehendaki dan dijadikan-Nya berhasil apa yang kaurancangkan." Mazmur 20:5
Dalam Yeremia 29:11 jelas dikatakan bahwa rancangan Tuhan bagi orang percaya adalah rancangan damai sejahtera dan masa depan yang penuh harapan. Namun janji Tuhan ini Ia sediakan bagi orang-orang yang hidupnya benar dan berkenan kepadaNya. Oleh karena itu kita harus memiliki iman bahwa jika kita hidup dalam Tuhan dengan benar dan kudus, keberhasilan akan menjadi milik kita, bahkan apa saja yang kita perbuat pasti berhasil.
Jika sampai saat ini kita lebih banyak mengalami kegagalan daripada keberhasilan, atau sepertinya janji Tuhan itu serasa menjauh dari kehidupan kita, adalah bijak bila kita segera mengoreksi diri sendiri terlebih dahulu sebelum kita bersungut-sungut, mengeluh lalu menyalahkan Tuhan. Sudahkah kita memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan serta beribadah kepadaNya dengan sungguh? Setiakah kita mengerjakan apa yang dipercayakan Tuhan? Sudahkah kita meninggalkan kehidupan lama kita, sebagaimana tertulis dalam 1 Petrus 2:1 ("Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.") Yang pasti, keberhasilan adalah rancangan Tuhan bagi orang percaya yang senantiasa mengandalkan Tuhan dalam segala hal dan memiliki kehidupan yang seturut dengan firmanNya.
Keberhasilan apakah itu? Dikatakan, "Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:3). Inilah janji Tuhan bagi orang benar: apa saja yang diperbuat atau kerjakan, pasti berhasil. Amin! Dalam hal apa pun kita akan mengalami peningkatan dari hari ke hari: toko makin diberkati, karir makin naik, studi berhasil dan lain-lain. Bila kita diberkati maka dipastikan "...lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya." (Amsal 3:10). Semakin diberkati semakin kita menjadi berkat bagi orang lain! Semakin diberkati berarti kita memiliki banyak kesempatan berbuat baik, menolong yang lemah dan miskin, serta mendukung pelayanan pekabaran Injil. Jadi, "Muliakanlah Tuhan dengan hartamu..." (Amsal 3:9).
Keberhasilan senantiasa mengikuti perjalanan hidup orang percaya, asal kita dengan sungguh-sungguh mengasihi Dia dan hidup berkenan kepadaNya!
Baca: Mazmur 20:1-10
"Kiranya diberikan-Nya kepadamu apa yang kau kehendaki dan dijadikan-Nya berhasil apa yang kaurancangkan." Mazmur 20:5
Dalam Yeremia 29:11 jelas dikatakan bahwa rancangan Tuhan bagi orang percaya adalah rancangan damai sejahtera dan masa depan yang penuh harapan. Namun janji Tuhan ini Ia sediakan bagi orang-orang yang hidupnya benar dan berkenan kepadaNya. Oleh karena itu kita harus memiliki iman bahwa jika kita hidup dalam Tuhan dengan benar dan kudus, keberhasilan akan menjadi milik kita, bahkan apa saja yang kita perbuat pasti berhasil.
Jika sampai saat ini kita lebih banyak mengalami kegagalan daripada keberhasilan, atau sepertinya janji Tuhan itu serasa menjauh dari kehidupan kita, adalah bijak bila kita segera mengoreksi diri sendiri terlebih dahulu sebelum kita bersungut-sungut, mengeluh lalu menyalahkan Tuhan. Sudahkah kita memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan serta beribadah kepadaNya dengan sungguh? Setiakah kita mengerjakan apa yang dipercayakan Tuhan? Sudahkah kita meninggalkan kehidupan lama kita, sebagaimana tertulis dalam 1 Petrus 2:1 ("Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.") Yang pasti, keberhasilan adalah rancangan Tuhan bagi orang percaya yang senantiasa mengandalkan Tuhan dalam segala hal dan memiliki kehidupan yang seturut dengan firmanNya.
Keberhasilan apakah itu? Dikatakan, "Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:3). Inilah janji Tuhan bagi orang benar: apa saja yang diperbuat atau kerjakan, pasti berhasil. Amin! Dalam hal apa pun kita akan mengalami peningkatan dari hari ke hari: toko makin diberkati, karir makin naik, studi berhasil dan lain-lain. Bila kita diberkati maka dipastikan "...lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya." (Amsal 3:10). Semakin diberkati semakin kita menjadi berkat bagi orang lain! Semakin diberkati berarti kita memiliki banyak kesempatan berbuat baik, menolong yang lemah dan miskin, serta mendukung pelayanan pekabaran Injil. Jadi, "Muliakanlah Tuhan dengan hartamu..." (Amsal 3:9).
Keberhasilan senantiasa mengikuti perjalanan hidup orang percaya, asal kita dengan sungguh-sungguh mengasihi Dia dan hidup berkenan kepadaNya!
Subscribe to:
Posts (Atom)