Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Februari 2011 -
Baca: Maleakhi 2:10-16
"Sebab Aku membenci perceraian, firman Tuhan, Allah Israel - juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman Tuhan semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!" Maleakhi 2:16
Perceraian di kalangan para artis atau selebritas adalah hal biasa. Ada yang menikah hanya dalam hitungan bulan, setelah itu mereka bercerai dengan alasan klise: merasa tidak cocok satu sama lain! Bagaimana bisa ya? Sungguh menyedihkan!
Tuhan sangat membenci dosa perceraian. Pernikahan bukanlah suatu hal yang harus kita jalani dengan keadaan terpaksa. Dalam sebuah hubungan pernikahan, kasih tak bersyarat adalah sebuah keputusan. Jika kasih Tuhan ada dalam diri kita, kita akan dapat memutuskan untuk membiarkan kasih itu terus mengalir. Mengapa perceraian dibenci Tuhan? Karena perceraian merupakan pelanggaran terhadap kesepakatan yang di dalamnya melibatkan Tuhan. Ketika dua orang yaitu laki-laki dan perempuan (bukan laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan perempuan) dipersatukan dalam sebuah lembaga pernikahan, Tuhan menjadi pihak ketiga dalam perjanjian yang mereka buat.
Perceraian menyerang dan mempengaruhi benih-benih Ilahi. Hal terburuk yang mungkin kita lihat dalam kasus perceraian adalah anak-anak yang menjadi korban, padahal Tuhan memiliki rancangan yang indah dalam keluarga-keluarga Kristen. Jika setiap terjadi konflik dalam rumah tangga kita sering menyerukan kata-kata cerai terhadap pasangan, berhati-hatilah! Karena kita menabur benih perceraian dalam pernikahan, benih itu akan tumbuh karena Iblis menyuburkannya. Banyak kasus kenakalan remaja terjadi, dan salah satu penyebabnya dalah karena masalah keluarga (broken home). Anak-anak memberontak dan mencari kedamaian di luar karena suasana di rumah yang tidak lagi kondusif. Anak-anak kita adalah hasil dari apa yang terjadi di dalam rumah tangga. Perceraian yang menimpa orangtua seringkali membuat anak-anak menjadi trauma, sehingga ketika beranjak dewasa timbul ketakutan dan kekuatiran dalam diri mereka untuk menikah. Takut jika mereka harus mengalami rasa sakit yang sama.
Pernikahan Kristen adalah pernikahan sekali seumur hidup. Tidak ada istilah cerai dalam kehidupan kekristenan karena itu adalah kebencian Tuhan!
"Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Matius 19:6
Saturday, February 12, 2011
Friday, February 11, 2011
PERNIKAHAN: Suci dan Diberkati Tuhan
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Februari 2011 -
Baca: Efesus 5:22-23
"...kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya." Efesus 5:33
Tuhan menghendaki ada keintiman antara suami isteri sehingga seluruh kebutuhan fisik dan emosional terpenuhi melalui hubungan ini. Keintiman akan terwujud bila ada komitmen satu sama lain. Apa itu keintiman? Keintiman adalah kesediaan diri satu sama lain sehingga tidak ada sesuatu yang ditutup-tutupi, disembunyikan atau ditahan-tahan. Sungguh, tidak ada perjanjian atau kesepakatan di bumi yang lebih kuat daripada perjanjian pernikahan, karena di dalam Kristus suami isteri adalah satu. Alkitab menyatakan: "...dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:20).
Apa yang menjadi tujuan Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama dalam sebuah ikatan pernikahan? Supaya mereka memenuhi bumi dengan keturunan-keturunan Ilahi. FirmanNya, "...Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." (Kejadian 1:28).
Pernikahan Kristen adalah suci, karena Tuhan menjadi pihak ketiga yang menjadi saksi di dalam penyatuan pernikahan. Jadi pernikahan Kristen merupakan hubungan perjanjian yang melibatkan Tuhan. Dua orang dapat bersatu menjadi satu daging secara fisik, tetapi hanya Tuhan yang dapat menyatukan mereka secara jiwa. Dalam Perjanjian Lama, pernikahan merupakan sesuatu yang sangat sakral sehingga saat seorang laki-laki dan perempuan memutuskan untuk menjadi suami isteri, namun diketahui bahwa sang isteri sebelum menikah telah berhubungan dengan laki-laki lain, maka ia akan dirajam sampai mati. Kesucian dalam pernikahan adalah hal utama dan tidak bisa ditawar lagi, karena melalui keluarga baru ini Tuhan mencurahkan berkatNya. Ada perintah Tuhan yang harus ditaati oleh para suami isteri yang terikat dalam lembaga pernikahan kudus, "Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah sistrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya" (Efesus 5:22-25).
Pernikahan Kristen adalah pernikahan yang suci dan diberkati oleh Tuhan!
Baca: Efesus 5:22-23
"...kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya." Efesus 5:33
Tuhan menghendaki ada keintiman antara suami isteri sehingga seluruh kebutuhan fisik dan emosional terpenuhi melalui hubungan ini. Keintiman akan terwujud bila ada komitmen satu sama lain. Apa itu keintiman? Keintiman adalah kesediaan diri satu sama lain sehingga tidak ada sesuatu yang ditutup-tutupi, disembunyikan atau ditahan-tahan. Sungguh, tidak ada perjanjian atau kesepakatan di bumi yang lebih kuat daripada perjanjian pernikahan, karena di dalam Kristus suami isteri adalah satu. Alkitab menyatakan: "...dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:20).
Apa yang menjadi tujuan Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama dalam sebuah ikatan pernikahan? Supaya mereka memenuhi bumi dengan keturunan-keturunan Ilahi. FirmanNya, "...Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." (Kejadian 1:28).
Pernikahan Kristen adalah suci, karena Tuhan menjadi pihak ketiga yang menjadi saksi di dalam penyatuan pernikahan. Jadi pernikahan Kristen merupakan hubungan perjanjian yang melibatkan Tuhan. Dua orang dapat bersatu menjadi satu daging secara fisik, tetapi hanya Tuhan yang dapat menyatukan mereka secara jiwa. Dalam Perjanjian Lama, pernikahan merupakan sesuatu yang sangat sakral sehingga saat seorang laki-laki dan perempuan memutuskan untuk menjadi suami isteri, namun diketahui bahwa sang isteri sebelum menikah telah berhubungan dengan laki-laki lain, maka ia akan dirajam sampai mati. Kesucian dalam pernikahan adalah hal utama dan tidak bisa ditawar lagi, karena melalui keluarga baru ini Tuhan mencurahkan berkatNya. Ada perintah Tuhan yang harus ditaati oleh para suami isteri yang terikat dalam lembaga pernikahan kudus, "Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah sistrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya" (Efesus 5:22-25).
Pernikahan Kristen adalah pernikahan yang suci dan diberkati oleh Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)