Wednesday, February 9, 2011

KEBIASAAN HIDUP MANUSIA BARU

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Februari 2011 -

Baca:  Roma 6:15-23

"...kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan."  Roma 6:19b

Untuk menjadi murid Kristus yang sejati kita harus melatih diri dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan hidup yang baik dan benar, mulai dari hal bertutur kata, sikap, cara berpikir dan juga perilaku kita sehari-hari, karena di dalam Kristus kita adalah  "...ciptaan baru:  yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).  Kita harus berkomitmen untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan hidup lama yang tidak sesuai dengan firman Tuhan, dan melatih diri membentuk kebiasaan hidup yang baru.  Itu pun harus kita lakukan dengan sukarela tanpa ada paksaan dari pihak lain.  Kita tidak lagi menyerahkan tubuh kita  "...untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup.  Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran."  (Roma 6:13-14).

     Apa kebiasaan Saudara?  Mungkin ada yang setelah bangun kopi terbiasa minum kopi sambil membaca koran;  atau sepulang kantor nongkrong dengan teman-teman di cafe;  atau nonton sinetron di TV berjam-jam;  atau kalau tidur selalu mendengkur dan lain-lain.  Definisi kata 'kebiasaan' menurut kamus Webster adalah:  kecenderungan melakukan aktivitas tertentu secara terus-menerus atau berulang-ulang;  latihan atau praktek yang dilakukan secara konsisten dan kontinyu.  Kebiasaan adalah hasil dari tindakan yang dilakukan secara rutin dan berulang-ulang.  Kebiasaan inilah yang akan membentuk karakter kita.  Kepada jemaat di Kolose rasul Paulus menasihatkan agar mereka  "...menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui..."  (Kolose 3:9-10).  Artinya kita harus mengenakan 'manusia baru' yang secara terus menerus diperbaharui dari hari ke hari.

     Hal-hal apa saja yang harus kita biasakan atau latih supaya menjadi pola hidup kita?  1.  Bersaat teduh, menyediakan waktu secara pribadi secara rutin untuk bersekutu dengan Tuhan, membaca dan merenungkan firmanNya.  2.  Berdoa senantiasa  (Lukas 18:1).  3.  Memberikan persepuluhan  (Maleakhi 3:6-12).  4.  Ibadah  (Ibrani 10:25).  5.  Mengasihi saudara seiman  (Yohanes 13:34-35).

Sudahkah kita memiliki kebiasaan hidup yang benar, yang menunjukkan citra diri kita sebagai orang percaya?

Tuesday, February 8, 2011

SAAT TEDUH: Penting dan Berdampak!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Februari 2011 -

Baca:  Yakobus 1:22-25

"Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya."  Yakobus 1:25

Mengapa bersaat teduh sangat penting bagi orang percaya?  Menyediakan waktu secara pribadi untuk beersekutu dengan Tuhan adalah kehendak Tuhan karena kita diciptakan segambar dan serupa dengan Allah agar kita bisa bersekutu denganNya.  Allah rindu dan menantikan kita untuk mau membuka hati dan hidup bersekutu dengan Dia secara pribadi dan lebih intim.  Dalam Wahyu 3:20 dikatakan:  "Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok;  jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama -sama dengan Aku."

     Sejauh mana kita memiliki kerinduan untuk bersekutu dengan Tuhan?  Sebagai manusia yang berdosa adalah mustahil untuk bisa bersekutu atau karib dengan Allah, tapi oleh karena karya Yesus Kristus di atas kayu salib semua menjadi mungkin.  Yesus telah menjadi jalan perdamaian bagi kita.  Ada tertulis:  "Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya...Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka."  (2 Korintus 5:18-19a).  Waktu pribadi dengan Tuhan merupakan sumber kekuatan dan kuasa.  Kita bisa belajar dan meneladani Tuhan Yesus di mana Ia selalu menyediakan waktu untuk intim dengan Bapa.  Dia sering kali menyendiri untuk bersekutu dengan Allah Bapa seperti tertulis:  "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar.  Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana."  (Markus 1:35).  Injil Lukas 5:16 juga menyatakan:  "...Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa."  Selalu bersekutu dengan Bapa adalah kunci keberhasilan pelayanan Yesus.

     Tuhan Yesus saja secara rutin menyediakan waktu bersaat teduh, siapa kita ini sehingga kita malas dan ogah-ogahan untuk berdoa secara pribadi?  Ketika kita secara rutin bersaat teduh, kita akan semakin berakar di dalam firman dan bertumbuh di dalam iman.  Semakin kita disiplin dalam bersaat teduh, semakin kita intim dengan Tuhan.  Ini adalah akar dari kehidupan yang berbuah.

Dan hidup yang berbuah adalah bukti bahwa kita adalah orang-orang Kristen berkualitas.