Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Februari 2011 -
Baca: Yakobus 1:22-25
"Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya." Yakobus 1:25
Mengapa bersaat teduh sangat penting bagi orang percaya? Menyediakan waktu secara pribadi untuk beersekutu dengan Tuhan adalah kehendak Tuhan karena kita diciptakan segambar dan serupa dengan Allah agar kita bisa bersekutu denganNya. Allah rindu dan menantikan kita untuk mau membuka hati dan hidup bersekutu dengan Dia secara pribadi dan lebih intim. Dalam Wahyu 3:20 dikatakan: "Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama -sama dengan Aku."
Sejauh mana kita memiliki kerinduan untuk bersekutu dengan Tuhan? Sebagai manusia yang berdosa adalah mustahil untuk bisa bersekutu atau karib dengan Allah, tapi oleh karena karya Yesus Kristus di atas kayu salib semua menjadi mungkin. Yesus telah menjadi jalan perdamaian bagi kita. Ada tertulis: "Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya...Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka." (2 Korintus 5:18-19a). Waktu pribadi dengan Tuhan merupakan sumber kekuatan dan kuasa. Kita bisa belajar dan meneladani Tuhan Yesus di mana Ia selalu menyediakan waktu untuk intim dengan Bapa. Dia sering kali menyendiri untuk bersekutu dengan Allah Bapa seperti tertulis: "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana." (Markus 1:35). Injil Lukas 5:16 juga menyatakan: "...Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa." Selalu bersekutu dengan Bapa adalah kunci keberhasilan pelayanan Yesus.
Tuhan Yesus saja secara rutin menyediakan waktu bersaat teduh, siapa kita ini sehingga kita malas dan ogah-ogahan untuk berdoa secara pribadi? Ketika kita secara rutin bersaat teduh, kita akan semakin berakar di dalam firman dan bertumbuh di dalam iman. Semakin kita disiplin dalam bersaat teduh, semakin kita intim dengan Tuhan. Ini adalah akar dari kehidupan yang berbuah.
Dan hidup yang berbuah adalah bukti bahwa kita adalah orang-orang Kristen berkualitas.
Tuesday, February 8, 2011
Monday, February 7, 2011
SAAT TEDUH: Wujud Disiplin Rohani
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Februari 2011 -
Baca: Lukas 22:39-46
"Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun." Lukas 22:39a
Berapa lama Saudara selalu menyediakan waktu secara rutin untuk bersekutu dengan Tuhan (berdoa) setiap harinya? Ada yang menjawab, "Saya selalu berdoa selama 1 jam di pagi hari sebelum melakukan aktivitas apa pun."; "Saya tidak sempat berdoa karena harus buru-buru berangkat ke kantor, tapi pada malam hari sebelum tidur saya sempatkan berdoa sebentar selama 15 menit."; "Maaf saya tidak ada waktu untuk berdoa, seharian harus menjaga toko, pulang ke rumah sudah sangat capai dan mengatuk."; dan sebagainya.
Adalah tidak mudah membiasakan diri untuk berdoa secara kontinyu. Banyak sekali tantangan dan godaannya. Seringkali kita mengemukakan alasan-alasan atau dalih untuk membela diri karena kita tidak mau bila disebut sebagai orang Kristen yang malas berdoa. Padahal kenyataannya kita memang jarang berdoa dan tidak memiliki kedisiplinan untuk berdoa. Ayat nas di atas jelas menyatakan bahwa Yesus selalu menyediakan waktu untu berdoa. Kata 'sebagaimana biasa' menunjukkan suatu tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang atau rutin. Jadi Yesus selalu menyediakan waktu secara rutin untuk berdoa. Inilah yang disebut bersaat teduh.
Saat teduh adalah waktu yang secara rutin kita sisihkan setiap hari supaya kita bisa bersekutu secara pribadi dengan Tuhan. Ketika bersaat teduh kita memberikan pujian dan penyembahan kepada Tuhan, berdoa dan juga mendengarkan Dia berbicara melalui firmanNya yang kita baca. Membiasakan diri untuk bersaat teduh setiap hari adalah tindakan bagi kita untuk membangun fondasi kehidupan rohani yang kokoh. Alkitab menyatakan, "Setiap orang yang mendengarkan perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu." (Matius 7:24-25). Ada pun hakekat utama dari saat teduh adalah mendengar dan melakukan firman Tuhan. Tertulis bahwa "...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17). Maka dari itu kita harus menjadikan saat teduh atau waktu pribadi setiap hari bersama Tuhan sebagai prioritas utama dalam agenda harian kita.
Bersaat teduh sangatlah penting bagi orang percaya! Sudahkah kita mempraktekkan itu?
Baca: Lukas 22:39-46
"Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun." Lukas 22:39a
Berapa lama Saudara selalu menyediakan waktu secara rutin untuk bersekutu dengan Tuhan (berdoa) setiap harinya? Ada yang menjawab, "Saya selalu berdoa selama 1 jam di pagi hari sebelum melakukan aktivitas apa pun."; "Saya tidak sempat berdoa karena harus buru-buru berangkat ke kantor, tapi pada malam hari sebelum tidur saya sempatkan berdoa sebentar selama 15 menit."; "Maaf saya tidak ada waktu untuk berdoa, seharian harus menjaga toko, pulang ke rumah sudah sangat capai dan mengatuk."; dan sebagainya.
Adalah tidak mudah membiasakan diri untuk berdoa secara kontinyu. Banyak sekali tantangan dan godaannya. Seringkali kita mengemukakan alasan-alasan atau dalih untuk membela diri karena kita tidak mau bila disebut sebagai orang Kristen yang malas berdoa. Padahal kenyataannya kita memang jarang berdoa dan tidak memiliki kedisiplinan untuk berdoa. Ayat nas di atas jelas menyatakan bahwa Yesus selalu menyediakan waktu untu berdoa. Kata 'sebagaimana biasa' menunjukkan suatu tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang atau rutin. Jadi Yesus selalu menyediakan waktu secara rutin untuk berdoa. Inilah yang disebut bersaat teduh.
Saat teduh adalah waktu yang secara rutin kita sisihkan setiap hari supaya kita bisa bersekutu secara pribadi dengan Tuhan. Ketika bersaat teduh kita memberikan pujian dan penyembahan kepada Tuhan, berdoa dan juga mendengarkan Dia berbicara melalui firmanNya yang kita baca. Membiasakan diri untuk bersaat teduh setiap hari adalah tindakan bagi kita untuk membangun fondasi kehidupan rohani yang kokoh. Alkitab menyatakan, "Setiap orang yang mendengarkan perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu." (Matius 7:24-25). Ada pun hakekat utama dari saat teduh adalah mendengar dan melakukan firman Tuhan. Tertulis bahwa "...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17). Maka dari itu kita harus menjadikan saat teduh atau waktu pribadi setiap hari bersama Tuhan sebagai prioritas utama dalam agenda harian kita.
Bersaat teduh sangatlah penting bagi orang percaya! Sudahkah kita mempraktekkan itu?
Subscribe to:
Posts (Atom)