Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Februari 2011 -
Baca: Lukas 16:10-13
"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar." Lukas 16:10a
Seorang pendaki bisa mencapai puncak gunung diawali oleh pijakan pertama. Seorang pelari mampu mencapai garis finis dan menjadi juara juga bermula dari langkah awal yang baik. Segala sesuatu yang besar bermula dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu. Pohon nangka yang besar dan berbuah lebat serta tampak rindang di belakang rumah kita pun juga berasal dari satu biji nangka yang kecil. Coba renungkanlah itu.
Dalam perumpamaan tentang biji sesawi Tuhan Yesus berkata, "Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya." (Matius 13:32). Karena itu jangan pernah meremehkan perkara-perkara kecil yang tampaknya sederhana. Untuk menjadi besar kita harus bersedia memulai sesuatu dari perkara yang kecil. Perkara yang kecil bermula dari apa yang ada pada kita saat ini. Apa yang kita miliki adalah permulaan dari segala sesuatu yang akan kita miliki di masa yang akan datang: pekerjaan atau profesi yang kita jalani, pelayanan yang dipercayakan kepada kita, talenta, harta yang kita miliki dan lain-lain. Jangan sampai kita seperti orang yang memiliki satu talenta, yang hanya menyimpan talentanya itu di dalam tanah dan tidak mengembangkannya (baca Matius 25:24-30). Mari kita kerjakan dengan setia apa pun yang dikaruniakan Tuhan bagi kita, supaya pada saatnya, perkara-perkara besar atau hal-hal yang tidak terpikirkan, akan disediakanNya bagi kita. "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9).
Yesus juga memulai pelayananNya dari bawah. Karena kesetiaan dan ketaatanNya pada Bapa dari hal-hal kecil, akhirnya Yesus menjadi yang terbesar dan "...Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama," (Filipi 2:9). Yusuf, sebelum menjadi the second man di Mesir, terlebih dulu setia dan tekun melakukan perkara-perkara kecil, sehingga pada saatnya ia beroleh kepercayaan terhadap hal-hal yang besar.
Apa pun yang Tuhan percayakan kepada kita, mari kita kerjakan dengan setia, karena ini adalah permulaan dari perkara-perkara besar.
Saturday, February 5, 2011
Friday, February 4, 2011
HIDUP KEKRISTENAN ADALAH SEBUAH PROSES
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Februari 2011 -
Baca: Ibrani 5:11-14
"Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat." Ibrani 5:14
Perjalanan hidup seorang Kristen harus mengalami pertumbuhan dari hari ke hari. Sebagaimana seorang bayi yang dilahirkan bukan sekedar menjadi bayi yang lucu dan imut selama bertahun-tahun, tapi pada saatnya ia akan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas, masuk ke jenjang pendidikan dan akhirnya menjadi seorang dewasa yang mandiri.
Pula sebagai orang Kristen kita tidak hanya berhenti sebatas percaya kepada Kristus saja. Kita harus mengalami kelahiran baru, lalu terus berproses hingga menjadi seorang Kristen yang dewasa secara rohani. Itulah kehendak Tuhan bagi kita. Rasul Petrus menasihatkan, "...bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus." (2 Petrus 3:18a), agar supaya "...kamu berdiri teguh, sebagai orang-orang yang dewasa dan berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah." (Kolose 4:12). Apa yang dimaksud dengan dewasa rohani? Dewasa rohani berarti menjadi serupa dengan Kristus dalam hal karakter. Jadi setiap orang percaya harus memiliki perubahan hidup, salah satunya dalam hal karakter, yang semakin menyerupai karakter Kristus. Sudahkah karakter Kristus ada dan menjadi bagian dalam hidup kita sehari-hari? Memiliki buah-buah Roh adalah tanda bahwa seseorang memiliki karakter Kristus: "...kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri." (Galatia 5:22-23a).
Dewasa rohani juga berarti mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan dan mau melakukan ketaatan. Kita bukan hanya sekedar mahir dan paham akan isi Alkitab, namun perbuatan dan tindakan kita juga harus benar-benar selaras dengan firman tersebut. Perlu kita ketahui bahwa kedewasaan rohani itu tidak terjadi secara otomatis, tetapi merupakan suatu proses dan butuh kedisiplinan dari kita. Oleh karena itu "Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." (1 Timotius 4:7b-8). Jangan sekali-kali menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah karena kedewasaan rohani tidak terjadi secara instan!
Mempelai Kristus adalah orang-orang Kristen yang dewasa.
Baca: Ibrani 5:11-14
"Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat." Ibrani 5:14
Perjalanan hidup seorang Kristen harus mengalami pertumbuhan dari hari ke hari. Sebagaimana seorang bayi yang dilahirkan bukan sekedar menjadi bayi yang lucu dan imut selama bertahun-tahun, tapi pada saatnya ia akan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas, masuk ke jenjang pendidikan dan akhirnya menjadi seorang dewasa yang mandiri.
Pula sebagai orang Kristen kita tidak hanya berhenti sebatas percaya kepada Kristus saja. Kita harus mengalami kelahiran baru, lalu terus berproses hingga menjadi seorang Kristen yang dewasa secara rohani. Itulah kehendak Tuhan bagi kita. Rasul Petrus menasihatkan, "...bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus." (2 Petrus 3:18a), agar supaya "...kamu berdiri teguh, sebagai orang-orang yang dewasa dan berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah." (Kolose 4:12). Apa yang dimaksud dengan dewasa rohani? Dewasa rohani berarti menjadi serupa dengan Kristus dalam hal karakter. Jadi setiap orang percaya harus memiliki perubahan hidup, salah satunya dalam hal karakter, yang semakin menyerupai karakter Kristus. Sudahkah karakter Kristus ada dan menjadi bagian dalam hidup kita sehari-hari? Memiliki buah-buah Roh adalah tanda bahwa seseorang memiliki karakter Kristus: "...kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri." (Galatia 5:22-23a).
Dewasa rohani juga berarti mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan dan mau melakukan ketaatan. Kita bukan hanya sekedar mahir dan paham akan isi Alkitab, namun perbuatan dan tindakan kita juga harus benar-benar selaras dengan firman tersebut. Perlu kita ketahui bahwa kedewasaan rohani itu tidak terjadi secara otomatis, tetapi merupakan suatu proses dan butuh kedisiplinan dari kita. Oleh karena itu "Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." (1 Timotius 4:7b-8). Jangan sekali-kali menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah karena kedewasaan rohani tidak terjadi secara instan!
Mempelai Kristus adalah orang-orang Kristen yang dewasa.
Subscribe to:
Posts (Atom)