Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Februari 2011 -
Baca: Yakobus 3:1-12
"Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi." Yakobus 3:4
Sebesar apa pun sebuah kapal yang sedang berlayar di laut lepas, ia dikendalikan oleh sebuah kemudi yang kecil; arah ke mana kapal itu berlabuh sangat bergantung pada kemudi kecil itu. Meski kemudi itu kecil, peranannya sangat besar dan menentukan. Begitu juga perkatan yang kita ucapkan dalam kehidupan sehari-hari dapat mengendalikan keseluruhan hidup kita.
Ucapan atau perkataan kita yang positif akan memberikan dampak yang positif juga bagi kehidupan kita, terlebih lagi jika yang kita perkatakan adalah firman Tuhan, di mana firman itu akan membentuk kehidupan kita. Alkitab menyatakan, "Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kuhendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya." (Yesaya 55:10-11). Jadi setiap ayat firman Tuhan yang kita ucapkan dengan iman tidak akan pernah keluar dengan sia-sia, ia akan bekerja secara heran dan ajaib, membentuk, menciptakan, menyembuhkan, memulihkan dan mengubah keseluruhan hidup kita sesuai dengan rencanaNya. Mari perhatikan ini: Ketika Allah menciptakan dunia dan segala isinya, Ia memperkatakan firman. Contoh: "Berfirmanlah Allah: 'Jadilah terang.' Lalu terang itu jadi." (Kejadian 1:3), maka semuanya itu terjadi. Juga ketika Yesus sedang dicobai oleh Iblis, Dia selalu memperkatakan firman untuk menyangkal setiap serangannya dan oleh karena firman yang diucapkanNya, Iblis dapat dikalahkan.
Perkataan apa yang sering kita lontarkan setiap hari? Hal yang positif atau negatif? Perkataan negatif akan membentuk hal yang negatif juga dalam kehidupan kita. Seringkali karena masalah, rasa kecewa, marah, benci dan sebagainya kita tidak bisa menguasai diri dan akhirnya kita mengeluarkan kata-kata negatif. Mari lebih berhati-hati. "Perut orang dikenyangkan oleh hasil mulutnya, ia dikenyangkan oleh hasil bibirnya." (Amsal 18:20).
Ucapkanlah yang positif dan perkatakan firman dalam segala keadaan, supaya berkat itu nyata dalam kita!
Wednesday, February 2, 2011
Tuesday, February 1, 2011
LAHIRIAH MEROSOT, BATINIAH HARUS MAKIN KUAT
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Februari 2011 -
Baca: 2 Korintus 4:16-18
"Sebab itu kami (Paulus dan rekan - Red.) tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari." 2 Korintus 4:16
Orang ateis tidak percaya kepada Tuhan. Mereka meyakini bahwa Tuhan itu tidak ada karena tidak terlihat oleh mata jasmani. Namun, kita harus percaya bahwa Tuhan itu ada.
Bagi kita, dikaruniai untuk percaya merupakan suatu keuntungan, sebab bila kita mempunyai iman dan percaya, akan ada perkara-perkara indah yang kita dapatkan. Namun Alkitab juga menegaskan bahwa "...kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia," (Filipi 1:29). Tujuannya adalah untuk menguji kualitas iman percaya kita kepada Tuhan dan juga kesetiaan kita dalam mengiringNya. Banyak orang yang hanya terpaku pada perkara-perkara yang kelihatan seperti kekayaan, jabatan, popularitas dan sebagainya, padahal yang kita lihat sehari-sehari itu hanya bersifat sementara dan akan lenyap. Tuhan jasmani kita pun lambat laun akan semakin merosot dan menjadi tua. Dengan cara apa pun kita tidak akan mampu mempertahankan kemudaan kita.
Kalau dalam hidup kita hanya terfokus pada apa yang kelihatan, kita akan mudah lemah dan tawar hati. Memang, penderitaan yang kita hadapi itu kelihatan, tetapi ada yang tidak kelihatan yaitu kemuliaan. Rasul Paulus mengalami banyak penderitaan, tapi ia tetap kuat dan tidak tawar hati karena ia fokus pada apa yang tidak kelihatan, yang bersifat kekal. Tuhan berjanji bahwa di balik penderitaan ada kemuliaan. Ingatlah bahwa ada hal-hal yang kelihatan, tetapi ada pula hal-hal yang tidak kelihatan yang sifatnya kekal, dan kekekalan itu memang tidak kelihatan. Maka, meski manusia jasmaninya terus merosot, manusia batiniah Paulus terus diperbaharui dan semakin dikuatkan. Ia yakin bahwa "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Roma 8:28). Jadi, kita jangan hanya sibuk mendandani manusia lahiriah saja, tetapi perhiasan kita haruslah manusia batiniah yang tersembunyi; itulah yang harus kita benahi. Agar manusia batiniah diperbaharui oleh Roh Kudus maka kita harus mematikan segala sesuatu yang duniawi. Jangan sampai manusia jasmani kita merosot, manusia batiniah kita juga merosot.
Meski harus melewati penderitaan, tetaplah kuat, ada kemuliaan yang disediakan Tuhan.
Baca: 2 Korintus 4:16-18
"Sebab itu kami (Paulus dan rekan - Red.) tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari." 2 Korintus 4:16
Orang ateis tidak percaya kepada Tuhan. Mereka meyakini bahwa Tuhan itu tidak ada karena tidak terlihat oleh mata jasmani. Namun, kita harus percaya bahwa Tuhan itu ada.
Bagi kita, dikaruniai untuk percaya merupakan suatu keuntungan, sebab bila kita mempunyai iman dan percaya, akan ada perkara-perkara indah yang kita dapatkan. Namun Alkitab juga menegaskan bahwa "...kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia," (Filipi 1:29). Tujuannya adalah untuk menguji kualitas iman percaya kita kepada Tuhan dan juga kesetiaan kita dalam mengiringNya. Banyak orang yang hanya terpaku pada perkara-perkara yang kelihatan seperti kekayaan, jabatan, popularitas dan sebagainya, padahal yang kita lihat sehari-sehari itu hanya bersifat sementara dan akan lenyap. Tuhan jasmani kita pun lambat laun akan semakin merosot dan menjadi tua. Dengan cara apa pun kita tidak akan mampu mempertahankan kemudaan kita.
Kalau dalam hidup kita hanya terfokus pada apa yang kelihatan, kita akan mudah lemah dan tawar hati. Memang, penderitaan yang kita hadapi itu kelihatan, tetapi ada yang tidak kelihatan yaitu kemuliaan. Rasul Paulus mengalami banyak penderitaan, tapi ia tetap kuat dan tidak tawar hati karena ia fokus pada apa yang tidak kelihatan, yang bersifat kekal. Tuhan berjanji bahwa di balik penderitaan ada kemuliaan. Ingatlah bahwa ada hal-hal yang kelihatan, tetapi ada pula hal-hal yang tidak kelihatan yang sifatnya kekal, dan kekekalan itu memang tidak kelihatan. Maka, meski manusia jasmaninya terus merosot, manusia batiniah Paulus terus diperbaharui dan semakin dikuatkan. Ia yakin bahwa "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Roma 8:28). Jadi, kita jangan hanya sibuk mendandani manusia lahiriah saja, tetapi perhiasan kita haruslah manusia batiniah yang tersembunyi; itulah yang harus kita benahi. Agar manusia batiniah diperbaharui oleh Roh Kudus maka kita harus mematikan segala sesuatu yang duniawi. Jangan sampai manusia jasmani kita merosot, manusia batiniah kita juga merosot.
Meski harus melewati penderitaan, tetaplah kuat, ada kemuliaan yang disediakan Tuhan.
Subscribe to:
Posts (Atom)