Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Januari 2011 -
Baca: Mazmur 73:1-28
"Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain engkau tidak ada yang kuingini di bumi." Mazmur 73:25
Ketika mengalami masalah yang berat di dalam kehidupan kita, plus memperhatikan peristiwa-peristiwa buruk dan goncangan yang terjadi di sekitar kita, seringkali kita jadi lemah dan tidak bisa melihat kebaikan-kebaikan Tuhan; namun pemazmur mengingatkan kita, "Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." (Mazmur 106:1). Tuhan menghendaki supaya kita senantiasa mengingat-ingat kebaikanNya dan mengucap syukur dalam segala hal, entah di kala suka maupun duka, sedih atau pun gembira.
Dalam pasal 73 ini terlihat betapa pemazmur mengalami pergumulan yang sangat berat dalam hidupnya. Awalnya ia merasa kecewa dan cemburu bila melihat orang-orang di luar Tuhan karena hidup mereka seperti selalu mujur, berbahagia, tanpa penderitaan atau pun kesusahan, padahal mereka menentang Tuhan dan hidup jauh dari kehendakNya. Sebaliknya, pemazmur yang selalu berusaha hidup benar dan menjaga hati agar tetap bersih justru harus mengalami ujian demi ujian: "...sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi." (Mazmur 73:14). Pemazmur pun merasa percuma mempertahankan hidup benar.
Bukankah pergumulan semacam ini seringkali dialami oleh banyak orang percaya? Mari kita perhatikan janji firman Tuhan: "Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia." (Yakobus 1:12). Tuhan tidak pernah membiarkan kita bergumul sendirian. Adalah tidak sia-sia kita hidup benar di hadapan Tuhan, karena "Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar," (Mazmur 34:16a). Pada saatnya orang-orang fasik akan menuai apa yang telah mereka perbuat. Orang-orang benar akan melihat kesudahan orang-orang fasik. Ada penghukuman bagi orang-orang fasik (Mazmur 73:18-20).
Apa pun keadaannya, biarlah kita senantiasa menjaga hubungan kita dengan Tuhan. Saat kita makin melekat pada Tuhan bukan berarti keadaan kita langsung berubah seketika, tetapi justru kita sendiri yang akan diubahkan oleh Tuhan. Kita akan diangkat masuk ke dalam kemuliaanNya. Oleh karena itu jangan pernah iri hati kepada keberhasilan orang-orang di luar Tuhan. Percayalah!
Berkat telah Tuhan sediakan bagi yang setia kepadaNya.
Wednesday, January 26, 2011
Tuesday, January 25, 2011
BELAS KASIH KEPADA ORANG MISKIN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Januari 2011 -
Baca: Galatia 2:1-10
"hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya." Galatia 2:10
Di dalam Yakobus 1:27 dikatakan, "Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia." Ibadah kita kepada Tuhan tidak hanya cukup terlihat aktif menghadiri kebaktian-kebaktian, terlibat pelayanan di gereja dengan baju seragam yang eyecatching, melalui suara kita yang indah saat memuji-muji Tuhan atau melalui doa-doa yang kita panjatkan dengan bahasa begitu indah sehingga menggetarkan hati setiap orang yang mendengarnya, tetapi ibadah juga merupakan sebuah tindakan kasih kita dalam bentuk nyata. Banyak di antara kita tampak seperti angels saat berada di gereja, tapi sepulang dari ibadah kita cuek dan don't care terhadap orang lain. Kasih kita kepada Tuhan hanya dalam bentuk kata-kata tetapi harus juga dalam perbuatan nyata yang kita tunjukkan kepada saudara kita yang miskin. Inilah kesempatan kita untuk menyatakan kasih.
Banyak anggota jemaat di Gereja kita hidup dalam kekurangan: para janda, atau anak yatim piatu, terlantar dan kesulitan biaya untuk sekolah dan lain-lain. Mereka sangat membutuhkan uluran tangan kasih kita. Inilah yang disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia agar mereka juga mau memperhatikan dan membantu orang-orang miskin dalam tindakan nyata. Kita harus menyatakan kasih kita kepada Tuhan melalui perbuatan kasih dalam bentuk amal dan sedekah. Firman Tuhan jelas menyatakan bahwa apa yang kita lakukan kepada orang miskin dan berkekurangan adalah bukti bahwa kita mengasihi Tuhan, dan itu sama dengan kita melakukannya untuk Tuhan. Tuhan Yesus berkata, "...sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku." (Matius 25:40, 45).
Ini suatu peringatan bagi orang-orang Kristen yang berlimpah secara materi supaya mereka "...berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi" (1 Timotius 6:18). Ingat, iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati!
"Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu." Amsal 19:17
Baca: Galatia 2:1-10
"hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya." Galatia 2:10
Di dalam Yakobus 1:27 dikatakan, "Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia." Ibadah kita kepada Tuhan tidak hanya cukup terlihat aktif menghadiri kebaktian-kebaktian, terlibat pelayanan di gereja dengan baju seragam yang eyecatching, melalui suara kita yang indah saat memuji-muji Tuhan atau melalui doa-doa yang kita panjatkan dengan bahasa begitu indah sehingga menggetarkan hati setiap orang yang mendengarnya, tetapi ibadah juga merupakan sebuah tindakan kasih kita dalam bentuk nyata. Banyak di antara kita tampak seperti angels saat berada di gereja, tapi sepulang dari ibadah kita cuek dan don't care terhadap orang lain. Kasih kita kepada Tuhan hanya dalam bentuk kata-kata tetapi harus juga dalam perbuatan nyata yang kita tunjukkan kepada saudara kita yang miskin. Inilah kesempatan kita untuk menyatakan kasih.
Banyak anggota jemaat di Gereja kita hidup dalam kekurangan: para janda, atau anak yatim piatu, terlantar dan kesulitan biaya untuk sekolah dan lain-lain. Mereka sangat membutuhkan uluran tangan kasih kita. Inilah yang disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia agar mereka juga mau memperhatikan dan membantu orang-orang miskin dalam tindakan nyata. Kita harus menyatakan kasih kita kepada Tuhan melalui perbuatan kasih dalam bentuk amal dan sedekah. Firman Tuhan jelas menyatakan bahwa apa yang kita lakukan kepada orang miskin dan berkekurangan adalah bukti bahwa kita mengasihi Tuhan, dan itu sama dengan kita melakukannya untuk Tuhan. Tuhan Yesus berkata, "...sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku." (Matius 25:40, 45).
Ini suatu peringatan bagi orang-orang Kristen yang berlimpah secara materi supaya mereka "...berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi" (1 Timotius 6:18). Ingat, iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati!
"Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu." Amsal 19:17
Subscribe to:
Posts (Atom)