Friday, January 7, 2011

KETIDAKSETIAAN BANGSA ISRAEL: Menjadi Orang Buangan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Januari 2011 -

Baca:  1 Tawarikh 9:1-13

"...sedang orang Yehuda telah diangkut ke dalam pembuangan ke Babel oleh karena perbuatan mereka yang tidak setia."  1 Tawarikh 9:1b

Bangsa Israel adalah bangsa yang paling beruntung dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain, karena bangsa Israel adalah bangsa pilihan Tuhan dan umat kepunyaanNya sendiri.  Begitu luar biasanya Tuhan menuntun dan membela umatNya ini.  Setiap kali mereka berperang melawan musuh, kemenangan menjadi milik bangsa Israel karena Tuhan ada di pihak mereka.  Namun jika kita membaca ayat nas di atas, masa-masa kejayaan bangsa Israel sudah hilang lenyap.  Kemegahan, kebesaran dan kejayaan Israel di masa-masa Salomo memerintah sepertinya hilang tak berbekas, tinggal puing-puing kehancuran, padahal pada waktu itu semua bangsa di dunia begitu mengagumi dan menghormatinya.  Kini mereka tak berdaya dan takluk di tangan tentara-tentara Babel.  Kerajaan Israel menjadi hancur dan semua penduduknya diangkut keluar dari Israel dan menjadi tawanan di Babel.  Umat Israel harus menyandang status sebagai orang-orang buangan.

     Nasib bangsa Israel kok begitu tragis?  Tuhan kok tega melihat umatNya mengalami penderitaan heabat itu?  Bukankah Tuhan pernah berkata kepada Musa,  "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka." ?  (Keluaran 3:7).  Apakah Tuhan sudah lupa?  Di manakah kehebatan dan kuasa Tuhan yang selama ini dinyatakan atas Israel secara ajaib?  Alkitab menyatakan bahwa  "...orang Yehuda telah diangkut ke dalam pembuangan ke Babel oleh karena perbuatan mereka yang tidak setia." 

     Bangsa Israel mengalami kehancuran dan dipermalukan oleh bangsa lain karena ulah mereka sendiri.  Mereka tidak taat kepada Tuhan, bahkan hati mereka telah condong kepada ilah-ilah lain;  padahal Tuhan sudah sangat sabar terhadap mereka, tapi kesabaran Tuhan malah mereka salah-gunakan, bahkan mereka semakin menjauh dari jalan-jalanNya.  Berkali-kali Tuhan sudah menegur bangsa Israel tapi tidak membuat mereka bertobat.  Sampai-sampai Tuhan menyebut mereka sebagai  "...bangsa yang tegar tengkuk."  (baca Ulangan 9:13).  Karena ketidaksetiaannya, Tuhan meninggalkan mereka, sehingga mereka pun dengan mudah dikalahkan dan ditawan oleh Babel.

Jadilah orang Kristen yang setia kepada Tuhan, jangan memberontak!

Thursday, January 6, 2011

JANJI TUHAN: Tak Pernah DiingkariNya

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Januari 2011 -

Baca:  Mazmur 119:33-40

"Teguhkanlah pada hamba-Mu ini janji-Mu, yang berlaku bagi orang yang takut kepada-Mu."   Mazmur 119:38

Daud memiliki pengalaman yang luar biasa bersama Tuhan.  Pertolongan, pemulihan, pemeliharaan dan kemenangan senantiasa mengikuti perjalanan hidupnya.  Daud menyadari bahwa semua itu karena campur tangan Tuhan!  Walaupun demikian, bukan berarti hari-hari Daud bebas dari masalah.  Masa-masa yang sangat sulit juga harus dijalaninya, tapi dia tetap meneguhkan hatinya kepada setiap janji Tuhan.  Daud berkata,  "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;  gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku."  (Mazmur 23:4).  Dan sungguh terbukti janji Tuhan itu ya dan amin.

     Daud begitu mensyukuri segala yang dikerjakan Tuhan dalam hidupnya.  Siapa sangka, anak yang mungkin diabaikan dan diremehkan keluarganya, yang hanya ditugaskan untuk menggembalakan domba di padang, sanggup diangkat oleh Tuhan menjadi orang nomor satu di Israel:  Daud dipilih Tuhan untuk menggantikan Saul sebagai raja.  Inilah ungkapan syukur Daud yang tak terkira:  "Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?"  (1 Tawarikh 17:16).  Dalam mazmurnya Daud berkata,   "Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu,"  (Mazmur 119:11a) dan  "Betapa manisnya janji-mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku."  (Mazmur 119:103).  Meski terkadang Tuhan mengijinkan hal-hal buruk (menurut pemikiran manusia) terjadi, Daud tetap dapat berkata bahwa Tuhan itu baik.  Ia meyakini bahwa segala yang dirancangkan Tuhan itu baik adanya.  Tuhan menjanjikan perkara-perkara yang baik atas kehidupan umatNya.  Dia tidak berjanji bahwa dalam hidup ini tidak ada masalah, namun tanganNya senantiasa menuntun kita dan janjiNya menyelamatkan kita.

     Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur; tidak ada alasan untuk mengeluh, mengomel, bersungut-sungut, apalagi sampai menyalahkan Tuhan.  Oleh karena itu buanglah semua kekuatiran dan keputusasaan!  Renungkan firman Tuhan itu siang dan malam, maka iman kita akan berakar kuat di dalam Dia, dan kita pun dimampukan menghadapi segala perkara.

"...Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus."  Filipi 1:6