Monday, January 3, 2011

TIDAK SIA-SIA MENGIKUT KRISTUS (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Januari 2011 -

Baca:  Markus 10:28-31

"...dan pada zaman yang akan datang ia (yang meninggalkan semuanya dan mengikuti Kristus-Red). akan menerima hidup yang kekal."   Markus 10:30

Di setiap masa selalu banyak orang Kristen kehilangan semangat dalam pengiringannya kepada Tuhan.  Mereka tidak lagi antusias terhadap perkara-perkara rohani.  Apa penyebabnya?  Mereka berpikir bahwa dengan menjadi pengikut Kristus akan terbebas dari masalah, kesulitan atau penderitaan.  Kenyataannya?  Masalah demi masalah, ujian demi ujian harus mereka alami, sementara kehidupan orang-orang di luar Tuhan sepertinya enak, lancar, fine-fine saja.  Kita benar-benar dibuat iri dan cemburu bila memperhatikan mereka.  Hal ini juga dialami oleh pemazmur.  "...aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik."  (Mazmur 73:3).  Mungkin kita bertanya dalam hati apa upah kita mengikut Kristus seperti yang Petrus sampaikan kepada Tuhan Yesus.  Lalu, sia-siakah kita mengikut Tuhan?

     Rasul Paulus memberi nasihat,  "...saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!  Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."  (1 Korintus 15:58).  Tuhan Yesus menegaskan pula bahwa ada upah yang Dia sediakan bagi orang-orang yang setia mengiring Tuhan,  "orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat:  rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal."  (Markus 10:30).  Bila kita menyadari ada upah yang disediakan Tuhan bagi setiap orang yang percaya, maka tidak seharusnya kita menjadi lemah, kecut dan tawar hati.  Justru kita harus makin sungguh-sungguh dan giat melayani pekerjaan Tuhan.

     Selagi waktu dan kesempatan masih ada, jangan pernah sia-siakan.  Mari kita maksimalkan setiap potensi atau talenta yang sudah diberikan Tuhan bagi kita karena pada saatnya kita harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan.  Musa rela meninggalkan istana Firaun dan segala kemegahannya demi memenuhi panggilan Tuhan, meski harus menderita sengsara bersama umat Israel di padang gurun.  Bagi Musa, beroleh kepercayaan untuk memimpin umat Israel dan melayani Tuhan itu  "...sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah."  (Ibrani 11:26).  (Bersambung)

Sunday, January 2, 2011

UPAH KETAATAN: Penyertaan dan Pembelaan Tuhan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Januari 2011 -

Baca:  2 Raja-Raja 18:1-8

"Maka Tuhan menyertai dia (Hizkia-Red.) ke mana pun juga ia pergi berperang, ia beruntung.  Ia memberontak kepada raja Asyur dan tidak lagi takluk kepadanya."   2 Raja-Raja 18:7

Hizkia adalah raja Yehuda.  "Ia berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua puluh sembilan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem."  (ayat 2a).  Meski terhitung masih muda Hizkia memiliki hati yang takut akan Tuhan.  Artinya taat melakukan kehendak Tuhan, hidup benar seperti bapa leluhurnya (Daud).  Ketaatan dan kesungguhan hati Hizkia kepada Tuhan terlihat jelas.  Ia "...menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan yang meremukkan tugu-tugu berhala dan yang menebang tiang-tiang berhala dan yang menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih membakar korban bagi ular itu yang namanya disebut Neustan."  (ayat 4).  Sebagaimana  "...setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal,"  (Ibrani 2:2b), maka ketaatan dan kesungguhan seseorang kepada Tuhan pasti juga mendapatkan upah atau balasan.

     Karena ketaatannya Hizkia senantiasa disertai Tuhan ke mana pun ia pergi.  Meski begitu bukan berarti perjalanan hidupNya bebas dari masalah atau pencobaan.  Dalam masa pemerintahannya Hizkia harus menghadapi ujian berat.  Suatu ketika  "...datanglah Sanherib, raja Asyur, menyerbu Yehuda.  Ia mengepung kota-kota berkubu, dan berniat merebutnya."  (2 Tawarikh 32:1).  Mengapa Tuhan mengijinkan hal ini terjadi?  Ingat!  Selalu ada rencanaNya yang indah di balik setiap peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan orang percaya, seperti tertulis:  "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,"  (Roma 8:28a).

     Melalui peristiwa itu Hizkia dan seluruh rakyat Yehuda memiliki pengalaman rohani bersama Tuhan.  Ketika mereka  "...berpaut kepada Tuhan, dan tidak menyimpang dari pada mengikuti Dia dan ia berpegang pada perintah-perintah Tuhan yang telah diperintahkan-Nya kepada Musa."  (2 Raja-Raja 18:6), apa saja yang mereka perbuat dijadikanNya berhasil dan beruntung.  Inilah kunci kemenangan Hizkia!  Hari-hari ke depan di tahun 2011 tidak semakin mudah, tantangan dan ujian akan semakin berat.  Namun tidak ada alasan bagi kita menjadi lemah, apalagi putus asa.

Sebagai anak-anakNya kita akan dijaga dan dipelihara Tuhan seperti biji mataNya sendiri, asal kita mengerjakan bagian kita yaitu hidup taat seperti Hizkia!