Saturday, January 1, 2011

2011. Kunci Mengalami dan Menikmati Janji Tuhan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Januari 2011 -

Baca:  Yakobus 5:7-11

"Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi."   Yakobus 5:7b

Puji Tuhan!  Hari ini kita masih diberi kesempatan oleh Tuhan menikmati cerahnya mentari pagi.  Ya...langkah kaki kita telah menapaki hari pertama di tahun yang baru, 2011.  Selamat tinggal tahun 2010, kita sambut tahun baru 2011!  Hingar-bingar pesta kembang api telah usai.  Lembaran tahun 2010 telah kita tutup dan hari ini kita mulai membuka lembaran baru tahun 2011.  Adalah percuma meratapi kegagalan-kegagalan kemarin.  Kini saatnya kita mengarahkan pandangan ke depan dan menata langkah baru seperti yang dilakukan Paulus.  "...aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah,"  (Filipi 3:13b, 14a).  Mari jadikan tahun 2011 sebagai tahun di mana kita akan mengalami dan menikmati janji Tuhan dalam kehidupan kita.

     Ada hal-hal yang harus kita perhatikan untuk meraih janjinya itu:  Pertama, kita harus punya kesabaran.  Dikatakan,  "Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!"  (Yakobus 5:8).  Sabar berarti tidak lagi mengomel atau bersungut-sungut, apa pun keadaannya.  Kita bisa belajar dari petani,  "...ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi."  Para petani harus sabar menunggu hingga musim panen tiba.  Dalam masa penantian itu bukan berarti petani diam dan berpangku tangan saja.  Sebaliknya mereka tetap bekerja, bahkan lebih keras lagi:  mengairi tanaman, memberi pupuk membersihkan gulma dan juga memberantas hama.  Panas terik, hujan lebat, petir atau halilintar tidak menyurutkan semangatnya!  Ini berbicara tentang keteguhan hati.  Teguh berarti setia, artinya tidak goyah dan tetap fokus pada janji Tuhan, karena pada saatnya kita akan menuai.

     Kedua, kita harus bertekun seperti  "...mereka yang telah bertekun;"  (Yakobus 5:11).  Perhatikan hidup Ayub, meski mengalami ujian dan penderitaan yang hebat dan berat, hatinya tetap berpaut kepada Tuhan karena dia tahu bahwa ujian terhadap iman  "...menghasilkan ketekunan."  (Yakobus 1:3).  Karena ketekunannya hidup Ayub dipulihkan secara luar biasa (baca Ayub 42:10).

Mari kita jalani hari-hari di tahun 2011 ini dengan sabar dan tekun, yakinlah Dia membuat segala sesuatu indah pada waktuNya.

Friday, December 31, 2010

SAAT MEREFLEKSI DIRI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Desember 2010 -

Baca:  Mazmur 46:1-12

"Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti."  Mazmur 46:2

Di hari ini semua orang pasti berkata dalam hati,  "Oh tanpa terasa hari ini adalah hari terakhir di tahun 2010.  Waktu kok begitu cepat ya, padahal banyak hal yang belum tercapai."  Malam ini pasti menjadi momen yang mendebarkan, berbagai rencana disusun untuk menyambut malam pergantian tahun.  Biasanya banyak orang ingin menghabiskan acara end of year ini dengan pesta pora, menikmati kesenangan atau mungkin menghambur-hamburkan uang melalui pesta kembang api.  Sudah dipastikan semua stasiun televisi melaporkan tentang hingar-bingar orang menantikan detik-detik pergantian tahun ini.  Alkitab menyatakan,  "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun yang di bawah langit ada waktunya."  (Pengkotbah 3:1).  Yang pasti, waktu akan terus melaju dan siapa pun kita, tak mampu mengubah dan menghentikannya.

     Berhargakah waktu bagi Saudara?  Hari-hari yang kita jalanai sepanjang tahun 2010 ini akan menjadi suatu kenangan, menjadi masa lampau dan tak mungkin terulang kembali.  Satu hal baik untuk kita lakukan di hari ini adalah merefleksi diri, karena tanpa merefleksi diri dan melakukan kontemplasi (perenungan) kita tidak akan bertumbuh.  Di tahun 2010 mungkin banyak warna kehidupan suram telah kita alami:  kesulitan, kesesakan dan penderitaan, di mana tak seorang pun dapat kita jadikan sandaran, bahkan uang yang kita punya pun tak dapat menolong dan menyelamatkan kita.  Kita mungkin hanya bisa berdoa sebagaimana dinasihatkan Yakobus,  "kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa!"  (Yakobus 5:13a).  Artinya kita menjadikan Tuhan, bukan yang lain, sebagai penolong dan pengharapan kita.  Bukankah telah terbukti bahwa Tuhan sanggup menolong kita?

     Mazmur 46 ini ditulis saat kesukarang sedang melanda, di mana Yerusalem sedang dikepung oleh Sanherib, raja Asyur, namun Tuhan sanggup melepaskan mereka dari kesesakan.  Walaupun saat ini gunung bergoncang dan sekalipun bumi berubah, percayalah bahwa perlindungan Tuhan menjadi jaminan rasa aman kita.  Dia selalu punya cara ajaib untuk menolong kita.  Waktu tidak akan menunggu kita.  Siapa yang dapat menjamin bahwa kita dapat menyambut matahari esok pagi?

Mari malam ini kita tutup lembaran 2010 dengan ucapan syukur, hanya karena Tuhanlah kita bisa melewati semuanya itu!