Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Desember 2010 -
Baca: Yakobus 5:12-20
"Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya." Yakobus 5:18
Alkitab terlebih dahulu menjelaskan: "Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan." (ayat 17). Jadi sudah jelas bahwa Elia adalah manusia biasa, sama dengan kita. Yang mungkin membedakan adalah imannya.
Mengapa doa Elia begitu berkuasa? Ada kuasa yang luar biasa yang Tuhan berikan kepada orang-orang benar yang sungguh-sungguh berdoa. Pernah kita baca dalam renungan beberapa hari lalu, bahwa orang benar adalah "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu." (Mazmur 24:4). Diartikan juga sebagai orang-orang yang hidup dalam kebenaran. Itulah yang menjadi kunci mengapa doa yang dipanjatkan Elia kepada Tuhan selalu menghasilkan kuasa mujizat. Ketika Elia berdoa supaya langit menurunkan hujan, maka terjadilah. "Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat." (1 Raja-Raja 18:45a). Mujizat juga terjadi di atas gunung Karmel saat ia berhadapan dengan nabi-nabi Baal (baca 1 Raja-Raja 18:36-40). Sungguh ada kuasa di balik doa orang benar! Juga karena doa Elisa, anak perempuan Sunem yang sudah meninggal sanggup dihidupkan kembali. "Maka bersinlah anak itu sampai tujuh kali, lalu membuka matanya." (2 Raja-Raja 4:35b).
Begitu juga ketika Yosua berdoa dengan sungguh-sungguh, katanya, "Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon! Maka berhentilah matahari dan bulanpun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa Tuhan mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah Tuhan." (Yosua 10:12, 13a, 14). Luar biasa! Doa orang benar itu menghasilkan kuasa! Kita pun bisa mengalami mujizat asal kita hidup benar di hadapan Tuhan.
Tak boleh dilupakan bahwa kita juga harus mengakui dosa-dosa kita, baik dosa terhadap sesama dan juga terhadap Tuhan (baca Yakobus 5:16), supaya doa kita didengar Tuhan.
Tuesday, December 28, 2010
Monday, December 27, 2010
BUANG SEMUA KEMUNAFIKAN!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Desember 2010 -
Baca: Markus 12:38-40
"Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar," Markus 12:38
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat dikenal sebagai orang yang 'suci'. Sayang, mereka melakukan ibadah atau kegiatan rohani hanya sebatas aktivitas fisik saja dan itu pun disertai dengan motivasi yang tidak benar, seperti tertulis: "Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi." (Matius 23:5-7). Tuhan Yesus berkata, "...di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan." (Matius 23:28).
'Hypocises' adalah asal kata dari 'munafik' yang artinya orang yang sedang bersandiwara atau, tindakan yang ia lakukan hanyalah sebuah kepura-puraan. Kemunafikan adalah sifat yang sangat dibenci Tuhan! Adakah orang Kristen yang hidup dalam kemunafikan? Jawabannya: banyak sekali! Saat berada di dalam ruangan ibadah atau gereja, atau saat sedang terlibat pelayanan, kita selalu terlihat begitu suci dan bersikap manis ala angels. Yang kita perbincangkan hanyalah tema-tema Alkitabiah. Tetapi sepulang dari ibadah, sikap, ucapan dan tindakan kita berubah secara drastis. Di rumah para tuan mulai memperlakukan pembantunya semena-mena tanpa kasih; para bos mulai menjalanan bisnis yang penuh dengan trik dan lain-lain. Sampai-sampai ada istilah 'Kristen tomat' (Minggu tobat, hari lain kumat/kambuh).
Orang dunia beranggapan bahwa kemunafikan adalah cara yang dibutuhkan agar kita dapat survive dalam pergaulan dan juga karier. Terhadap orang-orang yang munafik Tuhan Yesus memakai bahasa yang cukup keras: celakalah kamu yang munafik!
Bila saat ini kita masih tergolong sebagai orang-orang yang munafik, mari kita bertobat dengan sungguh, karena kemunafikan hanya akan membawa kita kepada kehancuran: Tuhan akan memalingkan wajahNya terhadap kita, artinya pintu berkat juga tertutup!
Baca: Markus 12:38-40
"Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar," Markus 12:38
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat dikenal sebagai orang yang 'suci'. Sayang, mereka melakukan ibadah atau kegiatan rohani hanya sebatas aktivitas fisik saja dan itu pun disertai dengan motivasi yang tidak benar, seperti tertulis: "Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi." (Matius 23:5-7). Tuhan Yesus berkata, "...di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan." (Matius 23:28).
'Hypocises' adalah asal kata dari 'munafik' yang artinya orang yang sedang bersandiwara atau, tindakan yang ia lakukan hanyalah sebuah kepura-puraan. Kemunafikan adalah sifat yang sangat dibenci Tuhan! Adakah orang Kristen yang hidup dalam kemunafikan? Jawabannya: banyak sekali! Saat berada di dalam ruangan ibadah atau gereja, atau saat sedang terlibat pelayanan, kita selalu terlihat begitu suci dan bersikap manis ala angels. Yang kita perbincangkan hanyalah tema-tema Alkitabiah. Tetapi sepulang dari ibadah, sikap, ucapan dan tindakan kita berubah secara drastis. Di rumah para tuan mulai memperlakukan pembantunya semena-mena tanpa kasih; para bos mulai menjalanan bisnis yang penuh dengan trik dan lain-lain. Sampai-sampai ada istilah 'Kristen tomat' (Minggu tobat, hari lain kumat/kambuh).
Orang dunia beranggapan bahwa kemunafikan adalah cara yang dibutuhkan agar kita dapat survive dalam pergaulan dan juga karier. Terhadap orang-orang yang munafik Tuhan Yesus memakai bahasa yang cukup keras: celakalah kamu yang munafik!
Bila saat ini kita masih tergolong sebagai orang-orang yang munafik, mari kita bertobat dengan sungguh, karena kemunafikan hanya akan membawa kita kepada kehancuran: Tuhan akan memalingkan wajahNya terhadap kita, artinya pintu berkat juga tertutup!
Subscribe to:
Posts (Atom)