Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Desember 2010 -
Baca: Lukas 18:1-8
"Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu." Lukas 18:1
Kemarin disampaikan bahwa tubuh kita sebagai bait Tuhan harus menjadi rumah doa, bukan untuk melakukan hal-hal yang najis karena "...bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu." (1 Korintus 3:17b). Maka, amat mengherankan jika masih ada orang Kristen yang malas atau jarang sekali berdoa karena doa harus menjadi pola hidup orang percaya!
Arti rumah doa berarti rumah untuk berdoa, dan rumah itu adalah tubuh kita sendiri. Jadi berdoa adalah suatu keharusan, karena ini adalah perintah Tuhan. Dari ayat nas yang kita baca dikatakan bahwa kita harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Kata tidak jemu-jemu artinya tidak bosan-bosan atau terus melakukannya. Mengapa kita harus berdoa terus-menerus tanpa jemu-jemu? Alkitab menyatakan bahwa kehidupan orang percaya di dunia ini seperti seekor domba di tengah-tengah serigala. Mampukah kita menghadapinya bila kita mengandalkan kekuatan sendiri? Domba sangat bergantung sepenuhnya kepada gembalanya. Begitu pula kita. "...di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (Yohanes 15:5). Tanpa penyertaan Tuhan kita tidak punya kekuatan apa-apa karena hidup kita sepenuhnya di tangan Tuhan, seperti Gembala kita.
Jadi kita harus senantiasa berdoa. Berdoa berarti menyadari keterbatasan dan ketidak berdayaan kita. Kita harus berdoa karena kita sangat membutuhkan uluran tangan Tuhan yang penuh kuasa itu. Tuhan Yesus sendiri telah meninggalkan teladan bagi kita, selalu membangun kekariban dengan Bapa melalui doa. Orang Kristen yang suka berdoa berarti selalu mengandalkan Tuhan dalam seluruh kehidupannya. Dikatakan demikian, "Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!" (Yeremia 17:7). Artinya hidupnya akan berbagia karena ia senantiasa dipelihara oleh Tuhan. Sebaliknya orang yang tidak suka berdoa berarti mengandalkan kekuatannya sendiri, dan inilah yang dikatakan Alkitab: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!" (Yeremia 17:5).
Maka, "Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepadaNya selama Ia dekat!" Yesaya 55:6
Monday, December 20, 2010
Sunday, December 19, 2010
HARUS BERDOA: Hal Rumah Doa
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Desember 2010 -
Baca: Matius 21:12-17
"Ada tertulis: Rumahku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Matius 21:13
Suatu ketika Yesus masuk ke Bait Allah di Yerusalem. Betapa terkejutnya Dia saat melihat bahwa Bait itu telah disalahfungsikan. Bait Allah adalah tempat di mana hadiratNya hadir, tempat di mana orang-orang bersekutu untuk memuji dan juga mendengarkan firmanNya; tetapi telah disalahfungsikan untuk berdagang atau berjual beli.
Melihat penyalahgunaan BaitNya Yesus sangat marah, sehingga "Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati" (ayat 12b) dan mengusir mereka semua. Dengan keras Yesus menegur mereka dengan berkata, "Rumahku akan disebut romah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Namun ternyata teguran Tuhan Yesus itu justru membuat para imam kepala dan ahli-ahli Taurat menjadi tersinggung sehingga mereka berusaha mencari jalan untuk membinasakan Yesus (baca Markus 11:18). Seharusnya mereka bersyukur menerima teguran Yesus ini, tapi reaksi mereka malah sebaliknya: marah dan membenci Dia. Hal ini menunjukkan bahwa mereka (para imam kepala dan ahli Taurat) tidak sungguh-sungguh melakukan firman Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang munafik, mengerti kebenaran tapi tidak melakukannya. Bait Tuhan sudah selayaknya menjadi rumah doa, bukan dijadikan sarang penyamun atau untuk perkara-perkara dosa. FirmanNya menegaskan bahwa "...bait Allah adalah kudus dan baik Allah itu ialah kamu." (1 Korintus 3:17b). Jadi tubuh kita ini adalah baitNya yang kudus. Tuhan menghendaki agar tubuh kita selalu dalam keadaan kudus dan menjadi rumah doa!
Sudahkah kita menggunakan tubuh kita sebagai rumah doa? Seringkali kita merasa tidak punya waktu untuk berdoa. Kita merasa letih atau capai, dan terlalu sibuk. Kalau pun berdoa kita melakukannya dengan terburu-buru, bila perlu saja dan ala kadarnya untuk formalitas. Doa memang mudah untuk diucapkan, tetapi tidak semua orang sanggup melakukannya dengan setia dan tekun sehingga seolah kita tidak ada waktu untuk berdoa. Melalui renungan hari ini kita diingatkan: marilah menghargai tubuh kita karena tubuh kita adalah rumah doa.
Jangan membawa tubuh kita kepada hal-hal yang najis atau dosa, karena barangsiapa membinasakan bait Tuhan, Tuhan akan membinasakan dia (baca 1 Korintus 3:16-17).
Baca: Matius 21:12-17
"Ada tertulis: Rumahku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Matius 21:13
Suatu ketika Yesus masuk ke Bait Allah di Yerusalem. Betapa terkejutnya Dia saat melihat bahwa Bait itu telah disalahfungsikan. Bait Allah adalah tempat di mana hadiratNya hadir, tempat di mana orang-orang bersekutu untuk memuji dan juga mendengarkan firmanNya; tetapi telah disalahfungsikan untuk berdagang atau berjual beli.
Melihat penyalahgunaan BaitNya Yesus sangat marah, sehingga "Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati" (ayat 12b) dan mengusir mereka semua. Dengan keras Yesus menegur mereka dengan berkata, "Rumahku akan disebut romah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Namun ternyata teguran Tuhan Yesus itu justru membuat para imam kepala dan ahli-ahli Taurat menjadi tersinggung sehingga mereka berusaha mencari jalan untuk membinasakan Yesus (baca Markus 11:18). Seharusnya mereka bersyukur menerima teguran Yesus ini, tapi reaksi mereka malah sebaliknya: marah dan membenci Dia. Hal ini menunjukkan bahwa mereka (para imam kepala dan ahli Taurat) tidak sungguh-sungguh melakukan firman Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang munafik, mengerti kebenaran tapi tidak melakukannya. Bait Tuhan sudah selayaknya menjadi rumah doa, bukan dijadikan sarang penyamun atau untuk perkara-perkara dosa. FirmanNya menegaskan bahwa "...bait Allah adalah kudus dan baik Allah itu ialah kamu." (1 Korintus 3:17b). Jadi tubuh kita ini adalah baitNya yang kudus. Tuhan menghendaki agar tubuh kita selalu dalam keadaan kudus dan menjadi rumah doa!
Sudahkah kita menggunakan tubuh kita sebagai rumah doa? Seringkali kita merasa tidak punya waktu untuk berdoa. Kita merasa letih atau capai, dan terlalu sibuk. Kalau pun berdoa kita melakukannya dengan terburu-buru, bila perlu saja dan ala kadarnya untuk formalitas. Doa memang mudah untuk diucapkan, tetapi tidak semua orang sanggup melakukannya dengan setia dan tekun sehingga seolah kita tidak ada waktu untuk berdoa. Melalui renungan hari ini kita diingatkan: marilah menghargai tubuh kita karena tubuh kita adalah rumah doa.
Jangan membawa tubuh kita kepada hal-hal yang najis atau dosa, karena barangsiapa membinasakan bait Tuhan, Tuhan akan membinasakan dia (baca 1 Korintus 3:16-17).
Subscribe to:
Posts (Atom)