Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Desember 2010 -
Baca: Matius 13:36-43
"Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis." Matius 13:39a
Dalam perumpamaan tentang lalang dan gandum Tuhan Yesus menjelaskan, "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat." (ayat 38). Setiap penaburan selalu bertujuan untuk melipatgandakan atau reproduksi sehingga pada saatnya akan menghasilkan tuaian sebagaimana pada awal penciptaan, ketika Allah memerintahkan Adam dan Hawa: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." (Kejadian 1:28). Ada pun maksud Allah memberkati mereka adalah supaya bumi ini dipenuhi oleh orang-orang yang serupa dan segambar dengan Allah.
Berbicara tentang benih, siapa pun orangnya, pasti akan menaburkan benih-benih yang baik di ladangnya. Tetapi dalam perumpamaan ini ternyata adalah lalang yang juga tumbuh di antara gandum. Dari manakah lalang itu? Tuhan Yesus menjelaskan bahwa ada musuh yang menabur lalang di ladang tuannya. Yang dimaksud ladang tuan di sini adalah ladang pelayanan. Sedangkan benih itu adalah Injil kebenaran. Benih kebenaran telah ditaburkan oleh Tuhan Yesus, dan kemudian pekerjaan 'menabur' ini dilanjutkan oleh murid-muridNya dan juga para Rasul yang telah menerima amanat agung dari Tuhan: "...pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu." (Matius 28:19-20a). Ternyata Iblis yang juga tidak mau ketinggalan, ia menaburkan benih lalang ke dalam hati Yudas Iskariot; ini adalah benih lalang perdana dalam ladang pelayanan.
Di akhir zaman ini para penyesat bekerja ekstra untuk menaburkan benih lalang seperti yang dikemukakan oleh Rasul Yohanes, "Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus." (2 Yohanes 7). Karena itu kita harus berhati-hati dan selalu waspada agar kita tidak hanyut oleh ajaran-ajaran sesat yang saat ini sedang marak.
Adalah tanggung jawab kita sebagai pekerja-pekerja Tuhan untuk menaburkan benih yang benar (Injil) supaya banyak jiwa diselamatkan, karena pada saatnya lalang itu akan dibakar!
Thursday, December 16, 2010
Wednesday, December 15, 2010
PELAYAN TUHAN HARUS LEMAH LEMBUT
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Desember 2010 -
Baca: 2 Timotius 2:24-26
"dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran," 2 Timotius 2:25
Apakah Saudara aktif melayani Tuhan di gereja, entah itu sebagai pendeta, penginjil, diaken, ketua persekutuan, worship leader, singer, anggota choirs dsb? Apakah Saudara seorang pelayan Tuhan yang lemah lembut? Atau sebaliknya, meski sudah terlibat dalam pelayanan, Saudara masih mudah emosi atau sering berkata-kata kasar yang mengakibatkan orang lain terluka? Seorang pelayan Tuhan tidak seharusnya bersikap seperti itu. Bagaimana kita bisa memenangkan jiwa bagi Tuhan atau menjadi berkat bagi orang lain bila kita tidak lemah lembut? "...seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan," (ayat 24:25a). Jadi, hati yang lemah lembut adalah unsur penting dalam melayani, karena kelemahlembutan adalah salah satu dari buah-buah Roh juga (baca Galatia 5:22-23).
Adalah tidak mudah menjadi seorang yang lemah lembut. Di mana-mana, kebanyakan orang begitu mudah terpancing emosi ketika menghadapi situasi-situasi 'panas'. Kelemahlembutan adalah sikap yang berlawanan dengan sikap kasar yang dilakukan oleh mereka yang keras kepala yang seringkali melukai perasaan orang lain. Seorang yang lemah lembut tidak akan mudah melakukan pembalasan meski telah disakiti atau diperlakukan tidak baik oleh orang lain; dan Tuhan Yesus adalah teladan utama kita! Saat melayani jiwa-jiwa Yesus selalu menunjukkan kelemahlembutannya, meski Ia sering ditentang, ditolak dan juga dihujat. Bahkan ketika harus menderita aniaya di kayu salib Yesus tidak pernah melakukan pembalasan. Sedikit pun tidak pernah terlontar kata-kata kutuk, justru Ia berdoa untuk mereka! Karena kelemahlembutanNya banyak orang bertobat dan diselamatkan.
Begitu juga kita. Meski orang yang kita layani mungkin menolak, mendebat atau mencemooh kita harus bisa bersabar dan membimbing mereka dengan lemah lembut. Jangan putus asa jika kita menghadapi ujian seperti ini. Juga kita yang melayani dengan cucuran air mata pada saatnya akan menuai dengan sorak-sorai.
Mohon pertolongan Roh Kudus untuk melembutkan hati kita, supaya pelayanan kita berdampak bagi orang lain!
Baca: 2 Timotius 2:24-26
"dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran," 2 Timotius 2:25
Apakah Saudara aktif melayani Tuhan di gereja, entah itu sebagai pendeta, penginjil, diaken, ketua persekutuan, worship leader, singer, anggota choirs dsb? Apakah Saudara seorang pelayan Tuhan yang lemah lembut? Atau sebaliknya, meski sudah terlibat dalam pelayanan, Saudara masih mudah emosi atau sering berkata-kata kasar yang mengakibatkan orang lain terluka? Seorang pelayan Tuhan tidak seharusnya bersikap seperti itu. Bagaimana kita bisa memenangkan jiwa bagi Tuhan atau menjadi berkat bagi orang lain bila kita tidak lemah lembut? "...seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan," (ayat 24:25a). Jadi, hati yang lemah lembut adalah unsur penting dalam melayani, karena kelemahlembutan adalah salah satu dari buah-buah Roh juga (baca Galatia 5:22-23).
Adalah tidak mudah menjadi seorang yang lemah lembut. Di mana-mana, kebanyakan orang begitu mudah terpancing emosi ketika menghadapi situasi-situasi 'panas'. Kelemahlembutan adalah sikap yang berlawanan dengan sikap kasar yang dilakukan oleh mereka yang keras kepala yang seringkali melukai perasaan orang lain. Seorang yang lemah lembut tidak akan mudah melakukan pembalasan meski telah disakiti atau diperlakukan tidak baik oleh orang lain; dan Tuhan Yesus adalah teladan utama kita! Saat melayani jiwa-jiwa Yesus selalu menunjukkan kelemahlembutannya, meski Ia sering ditentang, ditolak dan juga dihujat. Bahkan ketika harus menderita aniaya di kayu salib Yesus tidak pernah melakukan pembalasan. Sedikit pun tidak pernah terlontar kata-kata kutuk, justru Ia berdoa untuk mereka! Karena kelemahlembutanNya banyak orang bertobat dan diselamatkan.
Begitu juga kita. Meski orang yang kita layani mungkin menolak, mendebat atau mencemooh kita harus bisa bersabar dan membimbing mereka dengan lemah lembut. Jangan putus asa jika kita menghadapi ujian seperti ini. Juga kita yang melayani dengan cucuran air mata pada saatnya akan menuai dengan sorak-sorai.
Mohon pertolongan Roh Kudus untuk melembutkan hati kita, supaya pelayanan kita berdampak bagi orang lain!
Subscribe to:
Posts (Atom)