Sunday, December 5, 2010

MEMILIKI KEKUATAN SEPERTI KUDA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Desember 2010 -

Baca: Ayub 39:22-28
 
"Engkaukah yang memberi tenaga kepada kuda?  Engkaukah yang mengenakan surat pada tengkuknya?"  Ayub 39:22

Kuda melambangkan kekuatan, kecepatan dan juga ketangkasan.  Semua yang ada pada kuda (kekuatan, kecepatan, ketangkasan) itu berasal dari Tuhan;  Dia yang melengkapinya.  Tuhan pernah berkata kepada Ayub, "Engkaukah yang memberi tenaga kepada kuda?  Engkaukah yang mengenakan surai pada tengkuknya?"  Maksud perkataan Tuhan ini adalah untuk menegaskan kepada Ayub bahwa Ialah yang memberi kekuatan kepada kuda.  Kalau kuda saja diberi kekuatan dan kelebihan yang luar biasa oleh Tuhan, apalagi kita anak-anakNya;  Dia pasti sanggup memberikan segala yang kita perlukan. 

     Mengapa Tuhan memberikan suatu contoh tentang kuda?  Itu bukan tanpa maksud.  Kuda memiliki kecepatan berlari untuk menghindari pemangsa.  Di samping itu kuda mempumyai keseimbangan dan insting yang kuat untuk melawan atau melarikan diri.  Itulah sebabnya kuda bisa tidur meski dalam keadaan beridiri.  Nilai lebih dari kuda adalah tenaganya yang besar.  Seringkali kita merasa tidak punya kekuatan atau kemampuan untuk melayani Tuhan.  Kita punya banyak dalih untuk menghindarkan diri dari pekerjaan Tuhan.  Namun sebenarnya kita malas dan tidak mau bertindak!  Tenaga kita lebih banyak kita habiskan untuk nonton tv, shopping, bersantai dan sebagainya.  Sesungguhnya kalau kita meminta kekuatan dan kemampuan kepada Tuhan, Dia pasti akan memberikannya sebagaimana Ia berikan kepada kuda.  (Nah, bukankah kita lebih dari kuda?)  FirmanNya berkata, "Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tidak berdaya."  (Yesaya 40:29).  Dibutuhkan keberanian untuk percaya bahwa Tuhan sanggup melakukan segala perkara di dalam kehidupan kita.

     Saat ini Tuhan mencari orang-orang yang punya hati dan mau bertanggung jawab dengan apa yang Tuhan berikan.  Hargailah setiap talenta dan pemberian Tuhan itu sebagai sesuatu yang sangat berharga.  Jangan anggap remeh!  Di hari-hari akhir ini Iblis terus melipatgandakan kekuatannya untuk menjerat orang-orang yang lemah, karena hari penghukuman itu akan segera tiba!

Maka dari itu kita harus punya kekuatan dan lompatan yang lebih dari kuda:  lompatan dalam hal iman, lompatan dalam hal doa, lompatan dalam pelayanan dan lain-lain;  jika tidak, kita akan tertinggal.

Saturday, December 4, 2010

JALAN-JALAN TUHAN: Ajaib dan Berbeda

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Desember 2010 -

Baca: Yesaya 55:8-13
 
"Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu, demikianlah firman Tuhan,"  Yesaya 55:8

Salah satu hal terindah dalam kehidupan orang percaya adalah kita belajar untuk mengenal jalan-jalan Tuhan yang luar biasa.  Namun jalan Tuhan pada kenyataannya adalah sangat bertentangan dengan jalan-jalan kita.  Jalan Tuhan itu terkadang aneh atau ganjil menurut penilaian kita dan hal itu sulit digambarkan atau dibayangkan.  "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu."  (ayat 9).  Jalan-jalan Tuhan juga acapkali bertentangan dengan apa yang kita harapkan dan inginkan.

     Mengapa Tuhan mendesain jalan-jalanNya sedemikian rupa?  Kita yang belum memiliki keintiman dengan Tuhan akan beranggapan bahwa jalan-jalan Tuhan itu sama atau sesuai dengan keinginan dan kehendak kita sendiri.  Bila yang terjadi itu sesuai dengan keinginan dan kehendak kita, maka dengan cepat kita akan menyimpulkan, "Inilah jalan Tuhan.  Sebaliknya, jika jalan-jalan Tuhan itu tidak seperti yang kita harapkan, kita pun akan berkata, "Ini bukan jalan Tuhan."  Di dalam Alkitab kita akan menemukan betapa jalan-jalan Tuhan itu justru sangat bertentangan dengan segala keinginan dan juga logika kita.  Contoh: ketika terjadi kekeringan dan kelaparan, Tuhan membawa Elia ke sungai Kerit dan burung-burung gagak memberinya makan.  Setelah itu kita renungkan, apa yang dialami Elia itu sungguh tidak masuk akal.  Tetapi itulah jalan Tuhan yang benar-benar tak dapat kita selami.

     Dunia berprinsip: setiap kejahatan juga harus dibalas dengan kejahatan, bahkan pembalasan lebih kejam dari perbuatan.  Bagaimana jalan Tuhan?  Jalan Tuhan adalah agar kita mengasihi musuh atau orang yang membenci kita.  Dikatakan, "Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.  Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.  Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil."  (Matius 5:39-41).

Jalan Tuhan dirancang agar kita senantiasa tinggal di dalam Dia dan belajar tunduk melakukan kehendakNya!