Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Desember 2010 -
Baca: Yesaya 55:8-13
"Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu, demikianlah firman Tuhan," Yesaya 55:8
Salah satu hal terindah dalam kehidupan orang percaya adalah kita belajar untuk mengenal jalan-jalan Tuhan yang luar biasa. Namun jalan Tuhan pada kenyataannya adalah sangat bertentangan dengan jalan-jalan kita. Jalan Tuhan itu terkadang aneh atau ganjil menurut penilaian kita dan hal itu sulit digambarkan atau dibayangkan. "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu." (ayat 9). Jalan-jalan Tuhan juga acapkali bertentangan dengan apa yang kita harapkan dan inginkan.
Mengapa Tuhan mendesain jalan-jalanNya sedemikian rupa? Kita yang belum memiliki keintiman dengan Tuhan akan beranggapan bahwa jalan-jalan Tuhan itu sama atau sesuai dengan keinginan dan kehendak kita sendiri. Bila yang terjadi itu sesuai dengan keinginan dan kehendak kita, maka dengan cepat kita akan menyimpulkan, "Inilah jalan Tuhan. Sebaliknya, jika jalan-jalan Tuhan itu tidak seperti yang kita harapkan, kita pun akan berkata, "Ini bukan jalan Tuhan." Di dalam Alkitab kita akan menemukan betapa jalan-jalan Tuhan itu justru sangat bertentangan dengan segala keinginan dan juga logika kita. Contoh: ketika terjadi kekeringan dan kelaparan, Tuhan membawa Elia ke sungai Kerit dan burung-burung gagak memberinya makan. Setelah itu kita renungkan, apa yang dialami Elia itu sungguh tidak masuk akal. Tetapi itulah jalan Tuhan yang benar-benar tak dapat kita selami.
Dunia berprinsip: setiap kejahatan juga harus dibalas dengan kejahatan, bahkan pembalasan lebih kejam dari perbuatan. Bagaimana jalan Tuhan? Jalan Tuhan adalah agar kita mengasihi musuh atau orang yang membenci kita. Dikatakan, "Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil." (Matius 5:39-41).
Jalan Tuhan dirancang agar kita senantiasa tinggal di dalam Dia dan belajar tunduk melakukan kehendakNya!
Saturday, December 4, 2010
Friday, December 3, 2010
MEMILIKI BUAH-BUAH ROH: Bekal Melayani Jiwa-Jiwa
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Desember 2010 -
Baca: 2 Timotius 4:1-18
"Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!" 2 Timotius 4:5
Tuhan Yesus memberikan amanat agung kepada setiap orang percaya (Kristen): "...pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu." (Matius 28:19-20a).
Banyak dari kita yang tidak mau melaksanakan amanat Tuhan ini dengan dalih bukan seorang pendeta atau penginjil dan merasa tidak punya karunia menginjil, padahal ada banyak cara bagi kita untuk bisa terlibat dalam penginjilan. Saat ini hampir semua agama berlomba-lomba menarik jiwa-jiwa baru masuk dalam agamanya. Kalau agama lain saja begitu giat 'menginjil' kepada orang lain, lebih-lebih kita sebagai murid-muridNya, tidakkah kita tergerak untuk menjangkau jiwa-jiwa bagi Yesus? Harus kita akui tidak mudah melayani orang lain, karena sebelum melangkah dan menjangkau orang lain kehidupan kita harus mempunyai buah-buah Roh terlebih dahulu, yaitu karakter Kristus yang makin hari makin nyata di dalam perkataan dan perbuatan. Ada pun buah Roh itu adalah: "...kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri." (Galatia 5:22-23a). Bila dalam diri kita ada buah-buah Roh, dipastikan kita memiliki integritas di setiap aspek kehidupan kita, artinya perkataan dan perbuatan kita itu selaras. Bila kita hanya bisa berkata-kata namun tidak mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana kita bisa menginjili orang lain?
Untuk bisa melayani dan membawa orang lain kepada Kristus kita harus bisa menjadi orang yang rendah hati dan sabar, karena kerendahan hati dan kesabaran memberi kesempatan orang lain menerima semua perkataan yang kita ucapkan, sebab orang yang kita layani itu ibarat 'bayi-bayi' rohani yang baru lahir dan membutuhkan perhatian secara khusus. Jadi kita harus sabar dan telaten melayani mereka sepanjang waktu. Selain itu kita juga harus punya kepekaan akan pergumulan orang lain dan akan kehendak Tuhan. Dikatakan, "...nyatakanlah apa yang salah, tegarlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran." (2 Timotius 4:2).
Tanpa memiliki buah-buah Roh, hidup kita hanya akan menjadi batu sandungan bagi orang yang kita layani!
Baca: 2 Timotius 4:1-18
"Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!" 2 Timotius 4:5
Tuhan Yesus memberikan amanat agung kepada setiap orang percaya (Kristen): "...pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu." (Matius 28:19-20a).
Banyak dari kita yang tidak mau melaksanakan amanat Tuhan ini dengan dalih bukan seorang pendeta atau penginjil dan merasa tidak punya karunia menginjil, padahal ada banyak cara bagi kita untuk bisa terlibat dalam penginjilan. Saat ini hampir semua agama berlomba-lomba menarik jiwa-jiwa baru masuk dalam agamanya. Kalau agama lain saja begitu giat 'menginjil' kepada orang lain, lebih-lebih kita sebagai murid-muridNya, tidakkah kita tergerak untuk menjangkau jiwa-jiwa bagi Yesus? Harus kita akui tidak mudah melayani orang lain, karena sebelum melangkah dan menjangkau orang lain kehidupan kita harus mempunyai buah-buah Roh terlebih dahulu, yaitu karakter Kristus yang makin hari makin nyata di dalam perkataan dan perbuatan. Ada pun buah Roh itu adalah: "...kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri." (Galatia 5:22-23a). Bila dalam diri kita ada buah-buah Roh, dipastikan kita memiliki integritas di setiap aspek kehidupan kita, artinya perkataan dan perbuatan kita itu selaras. Bila kita hanya bisa berkata-kata namun tidak mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana kita bisa menginjili orang lain?
Untuk bisa melayani dan membawa orang lain kepada Kristus kita harus bisa menjadi orang yang rendah hati dan sabar, karena kerendahan hati dan kesabaran memberi kesempatan orang lain menerima semua perkataan yang kita ucapkan, sebab orang yang kita layani itu ibarat 'bayi-bayi' rohani yang baru lahir dan membutuhkan perhatian secara khusus. Jadi kita harus sabar dan telaten melayani mereka sepanjang waktu. Selain itu kita juga harus punya kepekaan akan pergumulan orang lain dan akan kehendak Tuhan. Dikatakan, "...nyatakanlah apa yang salah, tegarlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran." (2 Timotius 4:2).
Tanpa memiliki buah-buah Roh, hidup kita hanya akan menjadi batu sandungan bagi orang yang kita layani!
Subscribe to:
Posts (Atom)