Friday, December 3, 2010

MEMILIKI BUAH-BUAH ROH: Bekal Melayani Jiwa-Jiwa

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Desember 2010 -

Baca: 2 Timotius 4:1-18
 
"Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!"  2 Timotius 4:5

Tuhan Yesus memberikan amanat agung kepada setiap orang percaya (Kristen):  "...pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu."  (Matius 28:19-20a).

     Banyak dari kita yang tidak mau melaksanakan amanat Tuhan ini dengan dalih bukan seorang pendeta atau penginjil dan merasa tidak punya karunia menginjil, padahal ada banyak cara bagi kita untuk bisa terlibat dalam penginjilan.  Saat ini hampir semua agama berlomba-lomba menarik jiwa-jiwa baru masuk dalam agamanya. Kalau agama lain saja begitu giat 'menginjil' kepada orang lain, lebih-lebih kita sebagai murid-muridNya, tidakkah kita tergerak untuk menjangkau jiwa-jiwa bagi Yesus?  Harus kita akui tidak mudah melayani orang lain, karena sebelum melangkah dan menjangkau orang lain kehidupan kita harus mempunyai buah-buah Roh terlebih dahulu, yaitu karakter Kristus yang makin hari makin nyata di dalam perkataan dan perbuatan.  Ada pun buah Roh itu adalah: "...kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri."  (Galatia 5:22-23a).  Bila dalam diri kita ada buah-buah Roh, dipastikan kita memiliki integritas di setiap aspek kehidupan kita, artinya perkataan dan perbuatan kita itu selaras.  Bila kita hanya bisa berkata-kata namun tidak mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana kita bisa menginjili orang lain?

     Untuk bisa melayani dan membawa orang lain kepada Kristus kita harus bisa menjadi orang yang rendah hati dan sabar, karena kerendahan hati dan kesabaran memberi kesempatan orang lain menerima semua perkataan yang kita ucapkan, sebab orang yang kita layani itu ibarat 'bayi-bayi' rohani yang baru lahir dan membutuhkan perhatian secara khusus.  Jadi kita harus sabar dan telaten melayani mereka sepanjang waktu.  Selain itu kita juga harus punya kepekaan akan pergumulan orang lain dan akan kehendak Tuhan.  Dikatakan, "...nyatakanlah apa yang salah, tegarlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran."  (2 Timotius 4:2).

Tanpa memiliki buah-buah Roh, hidup kita hanya akan menjadi batu sandungan bagi orang yang kita layani!

Thursday, December 2, 2010

BAGAIKAN RAJAWALI: Hal Mengerti Kehendak Tuhan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Desember 2010 -

Baca: Mazmur 119:17-32
 
"Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari TauratMu."  Mazmur 119:18

Masalah dan situasi-situasi sulit mungkin diijinkan Tuhan dengan tujuan untuk melatih iman kita.  Dia ingin mendewasakan kita.  Tuhan tidak pernah salah atas setiap tindakanNya karena Dia tahu sejauh mana kekuatan dan kemampuan kita.  "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.  Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya."  (1 Korintus 10:13).  Oleh karenanya milikilah hati yang dapat menanggapi dengan benar setiap pencobaan yang sedang kita alami.  Tuhan tidak akan pernah meninggalkan dan membiarkan kita!  Mari camkan itu.  Selalu ada rencanaNya yang indah.

     Kembali kepada burung rajawali, ia memiliki pandangan mata yang sangat tajam.  Ia bisa melihat ke arah depan dan samping pada waktu yang bersamaan.  Rajawali bisa melihat ikan dalam air meski dari jarak yang sangat jauh saat sedang terbang melayang tinggi.  Rajawali benar-benar memiliki ketajaman yang luar biasa dalam hal melihat.  Memiliki ketajaman dalam hal melihat adalah kerinduan Tuhan bagi anak-anakNya.  Mata yang tajam akan melihat kehendak Tuhan sehingga kita bisa membedakan mana yang baik dan tidak baik, mana yang benar dan tidak benar seperti tertulis:  "Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan."  (Efesus 5:17).  Mata yang tajam pasti dapat melihat setiap kesempatan yang ada dan menggunakannya sebaik mungkin.  Apalagi menjelang kedatangan Tuhan yang semakin dekat ini, bukan waktunya untuk santai atau bermalas-malasan lagi, sebaliknya "...perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat."  (Efesus 5:15-16).

     Jadi kita butuh mata setajam rajawali yang bisa mencermati dan melihat keadaan sekitar.  Kita juga harus menggunakan mata kita untuk melihat hal-hal yang baik, karena mata kita adalah jendela hati kita; apa yang kita lihat akan mempengaruhi keadaan hati kita.

Mata rohani yang tajam pasti dapat mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidup ini.