Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Desember 2010 -
Baca: Mazmur 119:17-32
"Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari TauratMu." Mazmur 119:18
Masalah dan situasi-situasi sulit mungkin diijinkan Tuhan dengan tujuan untuk melatih iman kita. Dia ingin mendewasakan kita. Tuhan tidak pernah salah atas setiap tindakanNya karena Dia tahu sejauh mana kekuatan dan kemampuan kita. "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." (1 Korintus 10:13). Oleh karenanya milikilah hati yang dapat menanggapi dengan benar setiap pencobaan yang sedang kita alami. Tuhan tidak akan pernah meninggalkan dan membiarkan kita! Mari camkan itu. Selalu ada rencanaNya yang indah.
Kembali kepada burung rajawali, ia memiliki pandangan mata yang sangat tajam. Ia bisa melihat ke arah depan dan samping pada waktu yang bersamaan. Rajawali bisa melihat ikan dalam air meski dari jarak yang sangat jauh saat sedang terbang melayang tinggi. Rajawali benar-benar memiliki ketajaman yang luar biasa dalam hal melihat. Memiliki ketajaman dalam hal melihat adalah kerinduan Tuhan bagi anak-anakNya. Mata yang tajam akan melihat kehendak Tuhan sehingga kita bisa membedakan mana yang baik dan tidak baik, mana yang benar dan tidak benar seperti tertulis: "Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan." (Efesus 5:17). Mata yang tajam pasti dapat melihat setiap kesempatan yang ada dan menggunakannya sebaik mungkin. Apalagi menjelang kedatangan Tuhan yang semakin dekat ini, bukan waktunya untuk santai atau bermalas-malasan lagi, sebaliknya "...perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat." (Efesus 5:15-16).
Jadi kita butuh mata setajam rajawali yang bisa mencermati dan melihat keadaan sekitar. Kita juga harus menggunakan mata kita untuk melihat hal-hal yang baik, karena mata kita adalah jendela hati kita; apa yang kita lihat akan mempengaruhi keadaan hati kita.
Mata rohani yang tajam pasti dapat mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidup ini.
Thursday, December 2, 2010
Wednesday, December 1, 2010
BAGAIKAN RAJAWALI: Hal Didikan Tuhan
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Desember 2010 -
Baca: Ulangan 32:9-13
"Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya," Ulangan 32:11a
Ayat di atas menggambarkan tentang perhatian dan kasih Tuhan kepada umat Israel yang diumpamakan seperti induk rajawali dengan anaknya.
Mungkin banyak yang tidak mengetahui kehidupan burung rajawali. Burung rajawali suka sekali membongkar-bongkar sarangnya dan membiarkan anak-anaknya terjun bebas. Kisahnya demikian: bila waktunya sudah sangat tepat, induk rajawali akan melatih anak-anaknya untuk terbang. Dibongkarnya sarangnya lapis demi lapis sampai tersisa lapisan yang kasar dan keras. Lalu induk rajawali akan menerjunkan anaknya, memaksa mereka mengembangkan sayap dan melatih ototnya untuk terbang. Tentu saja anak-anak rajawali itu tidak langsung bisa terbang, berkali-kali mereka akan meluncur dengan cepat ke tanah dan seolah-olah si induk membiarkan mereka untuk jatuh dan mati. Namun sebelum menyentuh tanah, si induk segera menyambar dan membawanya naik kembali. Inilah proses yang harus dialami anak-anak rajawali. Lambat laun mereka menjadi terlatih dan dapat terbang bebas tanpa merasa takut lagi.
Itulah yang juga Tuhan kerjakan dalam kehidupan anak-anakNya. Adakalanya Ia memproses dan membentuk kita, dibongkarnya semua 'sarang' yang selama ini membuat kita merasa nyaman. Bukan berarti Tuhan bertindak kejam terhadap kita. Dia membongkar semua kenyamanan yang ada karena kasihNya kepada kita, bukan karena Dia tega terhadap kita. Kenyamanan seringkali membuat seseorang menjadi malas dan terlena: malas berdoa, malas melayani Tuhan, malas beribadah dan sebagainya. Bila kenyamanan itu dibiarkan bisa mengakibatkan kematian rohani.
Seperti induk rajawali yang menyelamatkan anaknya sebelum terbentur ke tanah, lebih-lebih lagi Tuhan terhadap kita. Saat tertentu Ia ijinkan kita mengalami kondisi yang tidak baik dan sangat menyesakkan yang menurut kita itu sangat tidak enak. Acapkali kita marah, bersungut-sungut, mengeluh, menyalahkan Tuhan serta berpikir bahwa Tuhan telah meninggalkan kita, padahal tak sedetik pun Tuhan melepaskan pandanganNya terhadap kita. Dia sangat tahu kapan saat yang tepat untuk menolong dan melepaskan kita. Itu adalah bentuk didikan Tuhan dan semuanya mendatangkan kebaikan bagi kita. (Bersambung)
Baca: Ulangan 32:9-13
"Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya," Ulangan 32:11a
Ayat di atas menggambarkan tentang perhatian dan kasih Tuhan kepada umat Israel yang diumpamakan seperti induk rajawali dengan anaknya.
Mungkin banyak yang tidak mengetahui kehidupan burung rajawali. Burung rajawali suka sekali membongkar-bongkar sarangnya dan membiarkan anak-anaknya terjun bebas. Kisahnya demikian: bila waktunya sudah sangat tepat, induk rajawali akan melatih anak-anaknya untuk terbang. Dibongkarnya sarangnya lapis demi lapis sampai tersisa lapisan yang kasar dan keras. Lalu induk rajawali akan menerjunkan anaknya, memaksa mereka mengembangkan sayap dan melatih ototnya untuk terbang. Tentu saja anak-anak rajawali itu tidak langsung bisa terbang, berkali-kali mereka akan meluncur dengan cepat ke tanah dan seolah-olah si induk membiarkan mereka untuk jatuh dan mati. Namun sebelum menyentuh tanah, si induk segera menyambar dan membawanya naik kembali. Inilah proses yang harus dialami anak-anak rajawali. Lambat laun mereka menjadi terlatih dan dapat terbang bebas tanpa merasa takut lagi.
Itulah yang juga Tuhan kerjakan dalam kehidupan anak-anakNya. Adakalanya Ia memproses dan membentuk kita, dibongkarnya semua 'sarang' yang selama ini membuat kita merasa nyaman. Bukan berarti Tuhan bertindak kejam terhadap kita. Dia membongkar semua kenyamanan yang ada karena kasihNya kepada kita, bukan karena Dia tega terhadap kita. Kenyamanan seringkali membuat seseorang menjadi malas dan terlena: malas berdoa, malas melayani Tuhan, malas beribadah dan sebagainya. Bila kenyamanan itu dibiarkan bisa mengakibatkan kematian rohani.
Seperti induk rajawali yang menyelamatkan anaknya sebelum terbentur ke tanah, lebih-lebih lagi Tuhan terhadap kita. Saat tertentu Ia ijinkan kita mengalami kondisi yang tidak baik dan sangat menyesakkan yang menurut kita itu sangat tidak enak. Acapkali kita marah, bersungut-sungut, mengeluh, menyalahkan Tuhan serta berpikir bahwa Tuhan telah meninggalkan kita, padahal tak sedetik pun Tuhan melepaskan pandanganNya terhadap kita. Dia sangat tahu kapan saat yang tepat untuk menolong dan melepaskan kita. Itu adalah bentuk didikan Tuhan dan semuanya mendatangkan kebaikan bagi kita. (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)