Monday, November 29, 2010

BERTEKUN SAMPAI AKHIR MENDATANGKAN UPAH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 November 2010 -

Baca: Wahyu 14:6-13
 
"Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus."  Wahyu 14:12

Kepada jemaat di Kolose Paulus menasihati, "...kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit,..."  (Kolose 1:23).  Seberapa jauh kita bertekun di dalam Tuhan?  Seberapa tekun kita dalam doa, membaca serta merenungkan firman Tuhan?  Sudahkah kita bertekun menjalankan ibadah kita?  Bertekunkah kita dalam mengerjakan tugas-tugas pelayanan yang dipercayakan Tuhan kepada kita?

     Berbicara tentang ketekunan, mari kita belajar dari seorang Salomo (baca 2 Tawarikh 8:1-8).  Sepintas kalau kita perhatikan, apa yang dilakukan Salomo dalam menjalankan ibadah terlalu rumit.  Ada saja korban yang harus dipersembahkan kepada Tuhan setiap hari, ada juga yang dipersembahkan pada hari-hari khusus:  Sabat, bulan baru, hari raya dan sebagainya.  Meski demikian Salomo melakukan semua itu dengan sukacita.  Salomo dengan tekun dan setia menjalankan ibadahnya kepada Tuhan, tidak setengah-setengah dan tanpa keluh kesah.

     Kehidupan kita sebagai orang percaya sudah seharusnya mencontoh apa yang dilakukan Salomo, bukan saja harus membangun ibadah kita, tapi juga harus memelihara dan menjaga kehidupan ibadah kita.  Itu juga membutuhkan ketekunan dan kesetiaan kita.  Di dalam ketekunan terkadandung unsur kemauan yaitu niat untuk beribadah dengan sungguh.  Bukan hanya sekedar beribadah atau beribadah hanya sebagai kegiatan Mingguan atau kebiasaan saja, namun kita harus menjadikan ibadah itu sebagi suatu kebutuhan, sama seperti orang yang bernafas setiap hari.  Mengapa kita harus bertekun dalam ibadah?  Sebab dalam ketekunan selalu ada janji yang Tuhan sediakan, seperti dikatakan, "Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu."  (Ibrani 10:36).

     Pada akhirnya, ketekunan inilah yang menjadi salah satu kunci kesuksesan orang Kristen atau tolok ukur kekristenan kita.  Firman Tuhan menegaskan bahwa apa pun jerih payah yang kita lakukan untuk Tuhan tidak akan pernah sia-sia!  Salomo dalam Amsalnya berkata, "Dalam tiap jerih payah ada keuntungan,..."  (Amsal 14:23).  Sudahkah kita bertekun?

Sunday, November 28, 2010

TUHAN TAHU KEBERADAAN KITA (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 November 2010 -

Baca:  Mazmur 139:13-24
 
"Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;"  Mazmur 139:23

Bila kita sadar bahwa hidup kita ini selalu dalam pengawasan Tuhan, masihkah kita berani untuk melakukan perbuatan-perbuatan dosa?  Selama ini kita begitu gampangnya membicarakan kejelekan-kejelekan orang lain, mencemooh para hamba Tuhan, mendendam, mengumpat atau merancangkan kejahatan terhadap orang lain dan sebagainya, padahal "...tidak ada suatu makhlukpun yang tersembuyi di hadapanNya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepadaNya kita harus memberikan pertanggung jawab."  (Ibrani 4:13).

     Bila segala hal akan kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan di depan takhta pengadilanNya kelak, masihkah kita ogah-ogahan atau asal-asalan di dalam menjalankan peran kita masing-masing?  Masihkah kita baru mau melayani Tuhan dengan giat kalau kita dipuji orang lain?  Masihkah kita ngambek dari pelayanan bila hati kita sedang jengkel terhadap rekan yang tidak menghargai pelayanan dan pengorbanan kita?  Atau kita lebih suka menghabiskan waktu untuk perkara-perkara dunia ini, dari pada berkorban untuk Tuhan?  Ingat, tidak ada satu sudut pun dalam kehidupan kita ini yang berada di luar pengetahuan Tuhan!

     Puji Tuhan!  Hari ini kita masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri.  Mari kita gunakan kesempatan ini untuk memulai sebuah lembaran hidup yang baru, yang kita tulis dengan tinta emas, kisah-kisah yang manis, menjadi berkat bagi orang lain dengan terlebih lagi menyenangkan Tuhan.  Dan bila saat ini kita berada dalam kondisi yang tidak baik: dalam kesendirian, menderita karena sakit, diabaikan dan dipandang sebelah mata oleh orang lain, ingatlah bahwa Tuhan hadir di sana.  Jangan biarkan beratnya penderitaan itu melumpuhkan kepekaan hati kita terhadap keberadaan Tuhan di dalam kehidupan kita.  Ubahlah sikap pesimis menjadi sikap optimis, sambil benar-benar mengawasi setiap perkataan dan perbuatan kita.  Tidak ada alasan bagi kita untuk larut di dunia ini, karena tangan Tuhan senantiasa terbuka untuk memeluk kita.

"Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.  Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu."  Mazmur 121:4-5