Wednesday, November 24, 2010

PENYEMBAHAN YANG SALAH: Tak Berkenan Pada Tuhan (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 November 2010 -

Baca:  Ulangan 6:1-25

"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu."  Ulangan 6:5

Kita dipanggil untuk menyembah Tuhan.  Jelas dikatakan bahwa kita harus menyembah Tuhan dengan benar, yaitu dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap kekuatan kita.  Itulah sebabnya penyembahan kepada Tuhan harus menjadi pusat perhatian dalam kehidupan orang percaya.  Kita tidak diperkenankan menyembah Tuhan dengan asal-asalan atau seenaknya karena Dia adalah Tuhan, yang menciptakan kita.

     Sangat disesalkan bila banyak orang Kristen tidak menyembah Tuhan dengan sungguh-sungguh.  Salah satu contohnya adalah saat mereka melakukan ibadah di Gereja.  Masih ada yang bersenda-gurau, mengobrol, atau tangannya sibuk memencet-mencet handphone atau bermain BBM, padahal hamba Tuhan sedang menyampaikan kotbah.  Dalam memuji Tuhan pun tidak ada ekspresi dan tak bersemangat, sementara worsip leader sudah bermandi peluh mendorong jemaat untuk masuk hadirat Tuhan.  Seharusnya kita sadar, bahwa ketika kita beribadah itu artinya kita sedang menghadap Sang Khalik.

     Kalau kita baca di dalam Perjanjian Lama, Tuhan bertindak sangat tegas terhadap orang-orang yang tidak menyembah Dia sebagaimana mestinya.  Contoh:  Ketika bangsa Israel menyemba anak lembu emas (baca Keluaran 32:1-35), Tuhan sangat marah kepada mereka, akibatnya ada kira-kira tiga ribu orang bangsa Israel yang tewas.  Namun Tuhan masih menunjukkan belas kasihanNya sehingga Ia tidak memusnahkan mereka semua.  Namun ini cukup menunjukkan betapa Tuhan sangat benci terhadap penyembahan yang salah.  Ditulis di situ: "...Tuhan menulahi bangsa itu, karena mereka telah menyuruh membuat anak lembu buatan Harun itu."  (Keluaran 32:35).  Tidak ada Tuhan lain yang layak disembah!  Tetapi bangsa Israel telah mengubah Tuhan menjadi sebuah patung lembu emas buatan tangan manusia.  Padahal firmanNya tegas menyatakan, "...janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena Tuhan, yang namaNya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu."  (Keluaran 34:14).

     Bangsa Israel telah menolak menyembah Tuhan dan berpaling kepada allah yang palsu, dan tidak bisa diterima.  Bukankah sampai sekarang pun banyak orang Kristen yang menyembah kepada patung, batu, pohon besar, kuburan dan sebagainya?  (Bersambung)

Tuesday, November 23, 2010

BEGITU PENTINGKAH DOA BAGI KITA?

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 November 2010 -

Baca:  Mazmur 141:1-10

"Biarlah doaku adalah bagiMu seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang terangkat seperti persembahan korban pada waktu petang."  Mazmur 141:2

Setiap kita pasti berharap agar doa-doa yang kita panjatkan selalu didengar dan dijawab Tuhan.  Kenyataannya tidak semua doa kita itu dijawab Tuhan.  Akibatnya banyak orang Kristen yang menjadi kecewa, mogok melayani, dan tidak lagi mau berdoa.  Sangat menyedihkan lagi ada juga yang akhirnya putar haluan, lari mencari pertolongan di luar kuasa Tuhan.

     Doa adalah nafas hidup orang percaya.  Ketika kita dalam masalah atau pergumulan yang berat, yang kita butuhkan adalah doa.  Baik itu doa yang kita panjatkan sendiri kepada Tuhan atau melalui dukungan doa dari saudara kita seiman lainnya.  Begitu pentingkah doa itu bagi kita?  Doa lahir karena kita menyadari akan keterbatasan dan ketidak berdayaan kita dalam mengatasi setiap permasalahan yang ada.  Karena itu kita sangat membutuhkan pertolongan dari Tuhan melalui doa kita.  Dalam Yakobus 5:16b dikatakan:  "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."  Jadi, di dalam doa terkandung mujizat yang luar biasa bagi orang percaya.  Karena itu jangan malas untuk berdoa!  Sesibuk apa pun, berdisiplinlah menyediakan waktu untuk berdoa.  Keberhasilan kita dalam rumah tangga, pekerjaan dan juga pelayanan sangat ditentukan oleh ketekunan kita dalam doa.  Pelayanan pekerjaan Tuhan (penginjilan) di atas muka bumi ini tidak akan berhasil jika tidak didahului oleh para pendoa syafaat yang siang malam mengetuk pintu hati Tuhan melalui doa-doa mereka.  Ketahuilah bahwa Tuhan Yesus sendiri tidak pernah lalai untuk berdoa dan membangun kekariban dengan Bapa di sorga.  Itulah kunci keberhasilan pelayanan Yesus saat Ia berada di bumi.  Mengapa Yesus perlu berdoa keapda BapaNya?  Karena Yesus hendak memberikan teladan kepada kita bahwa dalam wujudNya sebagai manusia Dia bergantung sepenuhnya kepada kuasa dari Bapa, bukan mengandalkan kekuatanNya sendiri.

     Seberapa sering kita berdoa?  Atau malah kita berkata, "Mana sempat, keburu telat!".  Untuk kegiatan lain saja kita sempat-sempatkan, apakah untuk berdoa saja kita tidak punya waktu?

"Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepadaNya selama Ia dekat!"  Yesaya 55:6