Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 November 2010 -
Baca: Mazmur 132:1-18
"Biarlah imam-imamMu berpakaian kebenaran, dan bersorak-sorai orang-orang yang Kaukasihi!" Mazmur 132:9
Tuhan menciptakan kita untuk kemuliaan namaNya, artinya melalui kehidupan kita, kita dapat meninggikan dan memuliakan nama Tuhan. Jadi kita diciptakan untuk memuji Dia. Banyak orang Kristen yang tidak mengerti akan hal ini. Contoh sederhana: saat ibadah di gereja ada yang malas memuji Tuhan, malu mengangkat tangan dan mulut pun terasa terkunci. Takut dikatakan fanatik! Justru mereka yang tidak sungguh-sungguh memuji Tuhan dan mengolok-olok teman lain dengan kata fanatik, dialah yang harus bertobat.
Mari perhatikan. Pujian adalah bidang kehidupan orang percaya. Alkitab menegaskan, "Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan! Haleluya!" (Mazmur 150:6). Hanya orang mati saja yang tidak dapat memuji Tuhan. Selama kita masih bernafas kita harus menggunakan setiap nafas kita untuk memuji Tuhan. Atau mungkin kita berkata, "Ah, memuji Tuhan itu tidak harus bersuara atau bersorak-sorai. Cukup di dalam hati saja." Memuji Tuhan di dalam hati saja tidak cukup. Kita harus memiliki pujian di mulut kita seperti kata Daud, "Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu; puji-pujian kepadaNya tetap di dalam mulutku." (Mazmur 34:2). Jadi kita tak dapat bersorak-sorai dan berdiam diri sekaligus dalam waktu yang bersamaan.
Pujian dapat menggerakkan kuasa sorga dinyatakan dalam kehidupan kita. Saat pujian dinaikkan, saat itu pula kemuliaan Tuhan melawat kita, karena "...Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel." (Mazmur 22:4). Kita harus berusaha menyingkirkan semua hambatan yang membuat kita merasa canggung atau enggan memuji Tuhan, serta mempersilahkan Roh Kudus bekerja melalui diri kita. Ketika kita bersemangat dan memiliki totalitas saat memuji Tuhan kita akan tampak asing, dianggap aneh atau bahkan diejek dan direndahkan oleh orang-orang yang tidak mengerti kebenaran firman Tuhan. Sebaliknya kita patut bersyukur karena kita akan tampak indah di hadapan Tuhan.
Karena itu pujilah Tuhan di setiap waktu, jangan hanya saat berada di gereja atau di persekutuan, tetapi dijam-jam pribadi kita di rumah dan di mana pun kita berada. Latihlah mulut dan hati kita untuk memuji Tuhan karena kita diciptakan untuk tujuan itu.
"Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai, ya Tuhan, mereka hidup dalam cahaya wajahMu;" Mazmur 89:16
Sunday, November 14, 2010
Saturday, November 13, 2010
BERGAUL DENGAN ORANG YANG TEPAT
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 November 2010 -
Baca: 1 Korintus 5:9-13
"Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul." 1 Korintus 5:9
Kepada jemaat di Korintus Rasul Paulus menasihatkan: "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33). Alasannya ialah pergaulan yang buruk akan merusak pribadi kita.
Dengan siapa kita bergaul atau membangun hubungan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kehidupan rohani kita. Bersekutu atau bersahabat dengan orang-orang yang rohani akan turut mempercepat kita menuju kepada kedewasaan iman dan membawa kita kepada kemenangan. Sebaliknya, bila kita lebih banyak menghabiskan waktu berhubungan dengan orang-orang yang tidak rohani, kita akan tersesat semakin jauh dari Tuhan dan kita akan terjun bebas menuju kekalahan. Itulah sebabnya Alkitab memberikan penjelasan tentang pentingnya membina hubungan dengan orang-orang yang tepat bagi kita.
Tuhan menghendaki agar kita memisahkan diri dari dunia ini. "Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu." (2 Korintus 6:17). Kita diperintahkan untuk memisahkan diri dari pergaulan dunia. Ini tidak berbicara tentang pelayanan pekabaran Injil. Tuhan Yesus sendiri melayani orang-orang yang berdosa. Justru kita harus berbaur dengan mereka: bersaksi, melayani dan berdoa bagi mereka. Tetapi yang dimaksud di sini adalah tentang orang-orang yang kita pilih untuk menjadi orang terdekat atau sahabat kita. Jika kita ingin bertumbuh dalam perkara-perkara rohani, pilihlah orang-orang yang mengasihi Tuhan dan memiliki komitmen untuk hidup benar sesuai dengan firman Tuhan, karena "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." (Amsal 27:17). Janganlah memilih teman atau sahabat yang perkataan dan perbuatannya tidak rohani dan cenderung membawa kita semakin jauh dari Tuhan. Karena semakin kita bergaul dengan mereka, semakin kita membuka diri terhadap godaan Iblis. Kita akan semakin akrab dengan dosa dan bisa dipastikan dalam waktu singkat kita akan terjerumus ke dalamnya.
Oleh karena itu pilihlah teman atau sahabat kita dengan bijaksana, jangan semborono.
Salomo memperingatkan. "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang." (Amsal 13:20)
Baca: 1 Korintus 5:9-13
"Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul." 1 Korintus 5:9
Kepada jemaat di Korintus Rasul Paulus menasihatkan: "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33). Alasannya ialah pergaulan yang buruk akan merusak pribadi kita.
Dengan siapa kita bergaul atau membangun hubungan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kehidupan rohani kita. Bersekutu atau bersahabat dengan orang-orang yang rohani akan turut mempercepat kita menuju kepada kedewasaan iman dan membawa kita kepada kemenangan. Sebaliknya, bila kita lebih banyak menghabiskan waktu berhubungan dengan orang-orang yang tidak rohani, kita akan tersesat semakin jauh dari Tuhan dan kita akan terjun bebas menuju kekalahan. Itulah sebabnya Alkitab memberikan penjelasan tentang pentingnya membina hubungan dengan orang-orang yang tepat bagi kita.
Tuhan menghendaki agar kita memisahkan diri dari dunia ini. "Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu." (2 Korintus 6:17). Kita diperintahkan untuk memisahkan diri dari pergaulan dunia. Ini tidak berbicara tentang pelayanan pekabaran Injil. Tuhan Yesus sendiri melayani orang-orang yang berdosa. Justru kita harus berbaur dengan mereka: bersaksi, melayani dan berdoa bagi mereka. Tetapi yang dimaksud di sini adalah tentang orang-orang yang kita pilih untuk menjadi orang terdekat atau sahabat kita. Jika kita ingin bertumbuh dalam perkara-perkara rohani, pilihlah orang-orang yang mengasihi Tuhan dan memiliki komitmen untuk hidup benar sesuai dengan firman Tuhan, karena "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." (Amsal 27:17). Janganlah memilih teman atau sahabat yang perkataan dan perbuatannya tidak rohani dan cenderung membawa kita semakin jauh dari Tuhan. Karena semakin kita bergaul dengan mereka, semakin kita membuka diri terhadap godaan Iblis. Kita akan semakin akrab dengan dosa dan bisa dipastikan dalam waktu singkat kita akan terjerumus ke dalamnya.
Oleh karena itu pilihlah teman atau sahabat kita dengan bijaksana, jangan semborono.
Salomo memperingatkan. "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang." (Amsal 13:20)
Subscribe to:
Posts (Atom)