Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 November 2010 -
Baca: Yehezkiel 34:1-31
"Kamu adalah domba-dombaKu, domba gembalaanKu, dan Aku adalah Allahmu, demikianlah firman Tuhan Allah." Yehezkiel 34:31
Andaikan kita menjadi gembala dan suatu saat kita harus diperhadapkan dengan suatu pilihan yang berat: melindungi domba kita dari binatang buas tapi kita harus mati, atau kita membiarkan domba itu mati asal kita selamat, mana yang kita pilih? Jujur sebagai manusia kita pasti memilih menyelamatkan diri sendiri daripada harus berkorban nyawa hanya demi domba-domba kita. Gembala upahan pun melakukan hal yang sama, di mana "...ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu." (Yohanes 10:12).
Semua orang pasti tidak mau mati demi seekor domba, karena nyawa domba itu tidak sebanding dengan nyawa manusia. Tetapi Tuhan Yesus justru datang dengan tujuan mati untuk domba-dombaNya. Kalau manusia saja tidak pantas mati bagi domba, maka sangat tidak layak Raja di atas raja mau mati bagi manusia; namun Tuhan Yesus melakukan hal yang tidak lazim itu. Inilah yang disebut anugerah. Dan melalui perumpamaan dalam Lukas 15:1-7 Tuhan Yesus mengajarkan bahwa Dia Allah rela turun dari sorga untuk mencari domba yang hilang, walaupun hanya seekor saja yang hilang, padahal ia masih punya sembilan puluh sembilan ekor yang lain. Apalah artinya seekor dibanding dengan sembilan puluh sembilan ekor?
Satu domba yang tersesat adalah gambaran dari manusia yang berdosa dan tersesat. Orang lain mungkin melupakan atau membuang kita, tetapi Tuhan tetap peduli; Ia mencari dan menyelamatkan kita walau kita sebenarnya adalah orang-orang yang tidak layak dicari, bahkan sebaliknya layak dibuang. Namun kasih Tuhan begitu besar, bahkan Dia rela menderita dan mati di kayu salib. Ini bukti bahwa Dia adalah gembala yag baik. Tidak hanya itu, Dia menuntun domba-dombanya masuk ke kandang dan membawanya ke padang rumput hijau dengan tongkat dan gadanya. Dia pun mengenal kita secara pribadi, seperti tertulis: "...Aku mengenal domba-dombaKu dan domba-dombaKu mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawaKu bagi domba-dombaKu." (Yohanes 10:14). Ini menunjukkan suatu hubungan yang intim, penuh cinta kasih. Bukan sekedar mengenal, tapi Dia tahu segala penderitaan dan pergumulan kita.
Tuhan Yesus adalah gembala kita yang sejati, yang mengenal kita.
Friday, November 12, 2010
Thursday, November 11, 2010
TUHAN YESUS: Gembala yang Baik
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 November 2010 -
Baca: Mazmur 79:1-13
"Maka kami ini, umatMu, dan kawanan domba gembalaanMu, akan bersyukur kepadaMu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian untukMu turun-temurun." Mazmur 79:13
Alkitab menggambarkan hubungan antara umat dengan Tuhan sebagai domba dan sang gembala. Suatu hubungan yang sangat karib.
Mengapa kita digambarkan sebagai domba, bukan yang lain? Pasti ada kebenaran yang terkandung di dalamnya. Domba merujuk pada: kelemahan, kerentanan dan ketidakberdayaan kita sebagai manusia. Hal ini untuk menegaskan ketergantungan mausia kepada Tuhan, dan Tuhan sebagai gembala adalah satu-satunya Pribadi yang dapat membimbing dan meuntun kita ke jalan yang benar. Daud berkata, "Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena namaNya." (Mazmur 23:2b-3). Tanpa pertolongan dari sang gembala, kita adalah domba-domba yang mudah terhilang. Adalah tepat bila keberadaan kita sebagai manusia digambarkan sebagai domba yang lemah, bodoh, tak berdaya dan mudah tersesat. Karena itu kita sangat membutuhkan seorang gembala yang baik untuk menuntun dan menyertai perjalanan hidup kita.
Syukur bagi Tuhan, oleh karena anugerahNya semakin kita memiliki gembala yang baik yaitu Tuhan Yesus seperti yang dikatakanNya, "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;" (Yohanes 10:11). Apa artinya? 'Akulah' menyatakan bahwa Dia adalah satu-satunya Pribadi Ilahi sebagaimana Ia menyatakan diri kepada Musa, "Aku adalah Aku." (Keluaran 3:14a). Tidak ada gembala yang baik selain Dia. Sedangkan di dalam kata 'gembala' terkandung: kasih, perhatian dan juga kesabaran. Selain itu gembala juga berbicara tentang otoritas atau kedaulatan atas umat. Di dalam konteks Tuhan, Ia memiliki kedaulatan penuh atas hidup kita karena kita adalah domba-dombaNya dan Dia adalah gembala pemilik. Bukti bahwa Yesus adalah gembala yang baik adalah Ia rela memberikan nyawaNya untuk kita. Ini berbeda dengan gembala upahan yang hanya punya tujuan mencari keuntungan diri sendiri. Tuhan Yesus tidak demikian.
Ia berkata, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10b).
Baca: Mazmur 79:1-13
"Maka kami ini, umatMu, dan kawanan domba gembalaanMu, akan bersyukur kepadaMu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian untukMu turun-temurun." Mazmur 79:13
Alkitab menggambarkan hubungan antara umat dengan Tuhan sebagai domba dan sang gembala. Suatu hubungan yang sangat karib.
Mengapa kita digambarkan sebagai domba, bukan yang lain? Pasti ada kebenaran yang terkandung di dalamnya. Domba merujuk pada: kelemahan, kerentanan dan ketidakberdayaan kita sebagai manusia. Hal ini untuk menegaskan ketergantungan mausia kepada Tuhan, dan Tuhan sebagai gembala adalah satu-satunya Pribadi yang dapat membimbing dan meuntun kita ke jalan yang benar. Daud berkata, "Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena namaNya." (Mazmur 23:2b-3). Tanpa pertolongan dari sang gembala, kita adalah domba-domba yang mudah terhilang. Adalah tepat bila keberadaan kita sebagai manusia digambarkan sebagai domba yang lemah, bodoh, tak berdaya dan mudah tersesat. Karena itu kita sangat membutuhkan seorang gembala yang baik untuk menuntun dan menyertai perjalanan hidup kita.
Syukur bagi Tuhan, oleh karena anugerahNya semakin kita memiliki gembala yang baik yaitu Tuhan Yesus seperti yang dikatakanNya, "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;" (Yohanes 10:11). Apa artinya? 'Akulah' menyatakan bahwa Dia adalah satu-satunya Pribadi Ilahi sebagaimana Ia menyatakan diri kepada Musa, "Aku adalah Aku." (Keluaran 3:14a). Tidak ada gembala yang baik selain Dia. Sedangkan di dalam kata 'gembala' terkandung: kasih, perhatian dan juga kesabaran. Selain itu gembala juga berbicara tentang otoritas atau kedaulatan atas umat. Di dalam konteks Tuhan, Ia memiliki kedaulatan penuh atas hidup kita karena kita adalah domba-dombaNya dan Dia adalah gembala pemilik. Bukti bahwa Yesus adalah gembala yang baik adalah Ia rela memberikan nyawaNya untuk kita. Ini berbeda dengan gembala upahan yang hanya punya tujuan mencari keuntungan diri sendiri. Tuhan Yesus tidak demikian.
Ia berkata, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10b).
Subscribe to:
Posts (Atom)