Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 November 2010 -
Baca: Lukas 8:11-15
"Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah." Lukas 8:11
Dalam perumpamaan ini ada beberapa jenis tanah atau hati yaitu: 1. Pinggir jalan: gambaran tentang jenis hati yang sangat keras. Ketika firman disampaikan ia tidak memberikan respons yang benar; masih suka mengabaikan, meremehkan atau bahkan menolak dan tidak percaya kepada firman itu. Orang semacam ini sulit menerima teguran, nasihat, dan cenderung suka memberontak. Mereka masih hidup menurut keinginannya sendiri, bukan tunduk kepada pimpinan Tuhan; hidup dalam hawa nafsu daging. Alkitab menegaskan, "...barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya,..." (Galatia 6:8).
2. Tanah berbatu-batu. Benih itu memang tumbuh, tapi tidak mampu menghadapi tantangan yang ada. Ini berbicara tentang tumbuhan yang saat panas terik akan mati, ia tidak berakar kuat karena ada batu-batu penghalang. Benih akan tumbuh berakar kuat apabila batu-batu itu dibuang. Diambilkan peralatan berkebun, batu-batunya disingkirkan, tanahnya diolah, kemudian baru ditaburkan benihnya, pasti bisa tumbuh. Pada awalnya ia sangat semangat menerima firman, tetapi firman itu tidak mampu berakar kuat, hanya bertahan sebentar saja sehingga ketika masalah, penderitaan atau ujian menerpa, segera ia kecewa dan meninggalkan Tuhan (murtat). Karena itulah kita harus mau berubah meski itu sakit. Mohon pertolongan Roh Kudus untuk memampukan kita sehingga kita menjadi manusia baru. "Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dan syukur." (Kolose 2:7).
3. Semak duri. Benih bisa saja tumbuh, tapi terhimpit oleh semak belukar, akibatnya tanaman itu akan mati. Ini gambaran seorang Kristen yang masih terikat dengan hal-hal yang bersifat duniawi; masih mencintai dan bersahabat dengan dunia ini. Mereka dapat saja terlihat seperti orang yang rohani, tapi kekuatiran dunia ini tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak bertumbuh.
4. Tanah yang baik. Karena tanahnya baik dan subur, maka benih itu tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah. Ialah seseorang yang mendengar firman kebenaran dan menyambutnya dengan sukacita, percaya dan mempraktekkannya, sekaligus menunjukkan pertumbuhan rohani yang baik sehingga ada buah-buah pertobatan yang dihasilkan.
Bagaimana respons kita terhadap benih firman Tuhan? Sudah baikkah tanah hati kita?
Wednesday, November 10, 2010
Tuesday, November 9, 2010
PENABUR DAN BENIHNYA (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 November 2010 -
Baca: Matius 13:3-9
"Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" Matius 13:9
Pengajaran dengan memakai perumpamaan adalah pelayanan khusus Yesus kepada muridNya. Tuhan Yesus menggunakan bentuk perumpamaan untuk menjelaskan rahasia Kerajaan Allah, suatu bentuk pengajaran yang mengambil contoh kehidupan sehari-hari untuk menjelaskan sebuah kebenaran rohani. Kebenaran tentang kerajaan Allah diberitakan dalam bentuk perumpamaan sehingga tidak semua orang dapat memahaminya, hanya dapat dimengerti oleh murid sejati. Terlebih bagi yang menolak kebenaran itu, mereka hanya bisa mendengar namun tidak akan mengerti. Hal itu ditujukan kepada bangsa Yahudi yang menolak kehadiran Kristus sebagai Juruselamat, walaupun tanda-tanda itu sebenarnya sudah lebih dari cukup.
Dalam perumpamaan yang kita baca hari ini diceritakan tentang seorang penabur dan benih yang ditaburnya. Seorang penabur menaburkan benihnya dan benih itu jatuh di berbagai jenis tanah. Benih pertama jatuh di pinggir jalan. Artinya, benih jatuh di tanah yang keras dan tidak akan bertahan lama karena segera datang burung-burung dan memakannya sampai habis. Benih kedua jatuh di tanah yang berbatu-batu, tidak banyak tanahnya. Benih itu memang tumbuh namun akan cepat layu dan menjadi kering kena terik matahari, juga karena lapisan tanahnya tipis sehingga benih tak mampu berakar dengan kuat. Benih ketiga jatuh di tengah semak berduri. Semak yang tumbuh semakin besar kian menghimpit pertumbuhan benih itu sehingga ia pun mati. Benih keempat jatuh di tanah yang baik dan benih itu pun bertumbuh dan dapat berbuah lebat. Ada yang 100x lipat, 60x lipat dan juga 30x lipat. Apakah arti perumpamaan ini? Benih berbicara tentang firman Tuhan (Injil). Sedangkan penabur yang dimaksud adalah para pelayan Tuhan, orang-orang yang dipercaya untuk menaburkan firman Tuhan atau memberitakan Injil Kerajaan Allah. Ada pun jenis-jenis tanah yang ditaburi benih itu menggambarkan keadaan hati setiap orang. Perbedaan jenis tanah menunjukkan perbedaan respons masing-masing orang terhadap firman yang mereka terima, sehingga keadaan tanah hati kita sangat menentukan apakah ada dampak dari firman yang kita terima.
Maka dari itu "Bukalah bagimua tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari Tuhan," (Hosea 10:12b). Begitu pentingnya hati sehingga Salomo pun menasihatkan, "Jangalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). (Bersambung)
Baca: Matius 13:3-9
"Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" Matius 13:9
Pengajaran dengan memakai perumpamaan adalah pelayanan khusus Yesus kepada muridNya. Tuhan Yesus menggunakan bentuk perumpamaan untuk menjelaskan rahasia Kerajaan Allah, suatu bentuk pengajaran yang mengambil contoh kehidupan sehari-hari untuk menjelaskan sebuah kebenaran rohani. Kebenaran tentang kerajaan Allah diberitakan dalam bentuk perumpamaan sehingga tidak semua orang dapat memahaminya, hanya dapat dimengerti oleh murid sejati. Terlebih bagi yang menolak kebenaran itu, mereka hanya bisa mendengar namun tidak akan mengerti. Hal itu ditujukan kepada bangsa Yahudi yang menolak kehadiran Kristus sebagai Juruselamat, walaupun tanda-tanda itu sebenarnya sudah lebih dari cukup.
Dalam perumpamaan yang kita baca hari ini diceritakan tentang seorang penabur dan benih yang ditaburnya. Seorang penabur menaburkan benihnya dan benih itu jatuh di berbagai jenis tanah. Benih pertama jatuh di pinggir jalan. Artinya, benih jatuh di tanah yang keras dan tidak akan bertahan lama karena segera datang burung-burung dan memakannya sampai habis. Benih kedua jatuh di tanah yang berbatu-batu, tidak banyak tanahnya. Benih itu memang tumbuh namun akan cepat layu dan menjadi kering kena terik matahari, juga karena lapisan tanahnya tipis sehingga benih tak mampu berakar dengan kuat. Benih ketiga jatuh di tengah semak berduri. Semak yang tumbuh semakin besar kian menghimpit pertumbuhan benih itu sehingga ia pun mati. Benih keempat jatuh di tanah yang baik dan benih itu pun bertumbuh dan dapat berbuah lebat. Ada yang 100x lipat, 60x lipat dan juga 30x lipat. Apakah arti perumpamaan ini? Benih berbicara tentang firman Tuhan (Injil). Sedangkan penabur yang dimaksud adalah para pelayan Tuhan, orang-orang yang dipercaya untuk menaburkan firman Tuhan atau memberitakan Injil Kerajaan Allah. Ada pun jenis-jenis tanah yang ditaburi benih itu menggambarkan keadaan hati setiap orang. Perbedaan jenis tanah menunjukkan perbedaan respons masing-masing orang terhadap firman yang mereka terima, sehingga keadaan tanah hati kita sangat menentukan apakah ada dampak dari firman yang kita terima.
Maka dari itu "Bukalah bagimua tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari Tuhan," (Hosea 10:12b). Begitu pentingnya hati sehingga Salomo pun menasihatkan, "Jangalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)