Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Oktober 2010 -
Baca: Ibrani 4:14-16
"Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita." Ibrani 4:14
Dalam kitab Perjanjian Baru ada beberapa jenis pengakuan yang dibicarakan, di antaranya adalah: 1. Pengakuan mengenai orang-orang Yahudi. Tuhan menuntut agar orang-orang pilihanNya mau mengakui dosa-dosa mereka dengan maksud agar mereka dipulihkan. Tertulis: "Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan. Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan." (Matius 3:5-6)
2. Pengakuan orang berdosa. Tuhan Yesus menyatakan bahwa orang berdosa dinyatakan bersalah oleh kuasa Roh Kudus hanya oleh satu dosa saja, yaitu "...karena mereka tetap tidak percaya kepadaKu;" (Yohanes 16:9). Jika orang berdosa mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, ia akan diselamatkan sebagaimana dikatakan dalam Alkitab, "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan." (Roma 10:9-10).
Kita harus mengerti bahwa kedua macam pengakuan yang dilakukan oleh orang percaya meliputi pengakuan akan dosa-dosanya dan juga pengakuan akan imannya. Pengakuan dosa dilakukan bilamana ia kehilangan persekutuan dengan Tuhan, karena yang menjadi pemisah antara kita dengan Tuhan adalah segala dosa kita (baca Yesaya 59:2). Namun, "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9).
Apa yang dimaksud dengan pengakuan iman akan firman Tuhan dalam Kristus dan dalam Allah Bapa kita? Yakni yang menjadi pengakuan kita sebagai orang percaya, yaitu Yesus Kristus yang adalah Anak Allah. Pribadi Yesus inilah yang harus kita saksikan kepada orang lain karena kesaksian merupakan bagian dari pengakuan. Namun nampaknya masih banyak orang Kristen yang malu bersaksi tentang Yesus kepada orang lain...
Alkitab menegaskan: barangsiapa mengakui Yesus di hadapan manusia, Tuhan pun akan mengakuinya di depan Bapa (baca Matius 10:32).
Thursday, October 21, 2010
Wednesday, October 20, 2010
HIDUP DALAM DAMAI SEJAHTERA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Oktober 2010 -
Baca: Yesaya 26:1-21
"Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepadaMulah ia percaya." Yesaya 26:3
Iblis tidak dapat mengambil atau merampas berkat Tuhan dari kita jika kita berada dalam otoritas Kristus dan taat pada firman Tuhan. Iblis hanya dapat mencuri damai sejahtera itu jika kita membiarkannya menyerang atau jika kita tidak taat melakukan apa yang firman Tuhan perintahkan untuk dilakukan di tengah-tengah badai hidup yang melanda. Apabila kita taat kepada Tuhan, Tuhan akan memelihara kita. "Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintahKu, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti," (Yesaya 48:18).
Ketaatan kita kepada Tuhan akan menghasilkan kedamaian seperti sungai yang terus mengalir dengan derasnya. Jika kita membiarkan damai sejahtera Tuhan memerintah dalam hati kita dengan cara tidak memberi kesempatan pada kekuatiran untuk masuk, maka roh ketakutan pun akan terusir. Seringkali problema dan kesukaran yang menindas hati serta pikiran kita hanyalah imajinasi kita belaka. Sesungguhnya Tuhan akan memelihara kita dalam damai sejahteraNya yang sempurna jika pikiran kita terus tertuju pada Tuhan. Jadi, dalam keadaan apa pun kita harus memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan dan merenungkan firmanNya siang dan malam, sehingga jika tiba-tiba kita diperhadapkan pada keadaan yang sulit kita akan mampu menanggapinya dengan tenang. Maka dalam menghadapi segala sesuatu Rasul Paulus menasihati, "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus," (Filipi 2:5).
Jika kita selalu mengijinkan pikiran untuk terus tinggal dalam masalah dan kita tidak menyerahkan ketakutan itu kepada Tuhan, maka masalah yang sebenarnya hanya merupakan lekukan kecil itu akan menjadi gunung yang tinggi dan akan sukar sekali untuk disingkirkan. Kita harus menghapus imajinasi itu dan mengarahkan pikiran kita kepada firman Tuhan, atau jika tidak, kecemasan akan merampas damai sejahtera yang menjadi hak kita sebagai anak-anak Tuhan, sebab damai sejahtera itu pemberian Tuhan dan tidak mungkin kita dapat dari dunia ini.
Hidup dalam damai sejahtera sangat ditentukan oleh ketaatan kita terhadap firman Tuhan.
Baca: Yesaya 26:1-21
"Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepadaMulah ia percaya." Yesaya 26:3
Iblis tidak dapat mengambil atau merampas berkat Tuhan dari kita jika kita berada dalam otoritas Kristus dan taat pada firman Tuhan. Iblis hanya dapat mencuri damai sejahtera itu jika kita membiarkannya menyerang atau jika kita tidak taat melakukan apa yang firman Tuhan perintahkan untuk dilakukan di tengah-tengah badai hidup yang melanda. Apabila kita taat kepada Tuhan, Tuhan akan memelihara kita. "Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintahKu, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti," (Yesaya 48:18).
Ketaatan kita kepada Tuhan akan menghasilkan kedamaian seperti sungai yang terus mengalir dengan derasnya. Jika kita membiarkan damai sejahtera Tuhan memerintah dalam hati kita dengan cara tidak memberi kesempatan pada kekuatiran untuk masuk, maka roh ketakutan pun akan terusir. Seringkali problema dan kesukaran yang menindas hati serta pikiran kita hanyalah imajinasi kita belaka. Sesungguhnya Tuhan akan memelihara kita dalam damai sejahteraNya yang sempurna jika pikiran kita terus tertuju pada Tuhan. Jadi, dalam keadaan apa pun kita harus memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan dan merenungkan firmanNya siang dan malam, sehingga jika tiba-tiba kita diperhadapkan pada keadaan yang sulit kita akan mampu menanggapinya dengan tenang. Maka dalam menghadapi segala sesuatu Rasul Paulus menasihati, "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus," (Filipi 2:5).
Jika kita selalu mengijinkan pikiran untuk terus tinggal dalam masalah dan kita tidak menyerahkan ketakutan itu kepada Tuhan, maka masalah yang sebenarnya hanya merupakan lekukan kecil itu akan menjadi gunung yang tinggi dan akan sukar sekali untuk disingkirkan. Kita harus menghapus imajinasi itu dan mengarahkan pikiran kita kepada firman Tuhan, atau jika tidak, kecemasan akan merampas damai sejahtera yang menjadi hak kita sebagai anak-anak Tuhan, sebab damai sejahtera itu pemberian Tuhan dan tidak mungkin kita dapat dari dunia ini.
Hidup dalam damai sejahtera sangat ditentukan oleh ketaatan kita terhadap firman Tuhan.
Subscribe to:
Posts (Atom)