Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Oktober 2010 -
Baca: 2 Korintus 5:11-21
"Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami." 2 Korintus 5:18
Ciri orang Kristen yang sejati adalah adanya perubahan hidup dalam dirinya dan juga berbuah, salah satunya adalah buah pelayanan, karena orang yang sudah diselamatkan dan bertumbuh sebagai anak Tuhan pasti memiliki hati yang rindu untuk melayani Tuhan.
Perlu kita ketahui bahwa hidup melayani itu merupakan rancangan Tuhan sejak mula pertama Dia menciptakan manusia. Dia menjadikan manusia dengan tujuan agar manusia bisa memberikan suatu kontribusi lewat hidupnya, bukan sekedar menggunakan apalagi menghabiskan sumber daya di bumi. Inilah yang disebut misi. Jadi, kita ini diciptakan untuk sebuah misi. Kata misi berasal dari bahasa Latin yang artinya diutus. Menjadi seorang Kristen berarti diutus ke dunia sebagai wakil Tuhan Yesus, seperti yang Yesus katakana: "Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." (Yohanes 20:21b). Dan Tuhan Yesus sendiri telah memberikan teladan: datang ke dunia untuk melayani dan memberikan hidupNya.
Apa yang menjadi misi Yesus ketika di dunia kini menjadi misi kita, yang adalah anggota tubuh Kristus. Apa yang sudah dilakukan Tuhan Yesus dalam tubuh jasmaniNya di dunia harus kita lanjutkan karena kita ini adalah 'tubuh rohani' Kristus. Perlu diingatkan di sini bahwa tugas atau misi ini bukanlah hak istimewa para hamba Tuhan atau fulltimer saja. Alkitab menegaskan bahwa setiap orang percaya adalah hamba yang harus melayani. Jadi, semua orang Kristen harus terlibat dalam misi ini. Bagaimana saya bisa? Bisa! Karena kepada setiap orang percaya Tuhan mengaruniakan karunia rohani untuk memperlengkapinya dalam melayani bersama dengan anggota tubuh Kristus lainnya. Karunia rohani tersebut merupakan anugerah Tuhan, suatu kekuatan adikodrati dari Tuhan yang hanya diberikan kepada orang percaya, yaitu mereka yang sudah lahir baru. Dan dunia rohani ini diberikan kepada kita bukan untuk kepentingan pribadi melainkan untuk kepentingan bersama, seperti tertulis: "...kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama." (1 Korintus 12:7).
Tugas melayani ini bukanlah pilihan, himbauan, atau saran. Ini adalah Amanat Agung. Apabila kita mengabaikannya, berarti kita tidak taat kepada Tuhan.
Sunday, October 17, 2010
Saturday, October 16, 2010
BERTINDAK DENGAN IMAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Oktober 2010 -
Baca: Matius 14:22-33
"Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: 'Tuhan, tolonglah aku!' " Matius 14:30
Mula-mula Petrus tidak melihat atau merasakan bahwa ada angin yang bertiup kencang serta gelombang yang besar menerpanya karena fokusnya saat itu adalah Tuhan Yesus, sehingga dia pun bertindak dengan iman berjalan di atas air. Tetapi setelah memperhatikan keadaan di sekelilingnya Petrus mulai diliputi keragu-raguan, hatinya goyah dan mulailah ia tenggelam.
Apabila kita memandang kepada Tuhan Yesus dan bertindak dengan iman melakukan suatu perkara, pasti kita berhasil. Tetapi apabila pertimbangan kita secara akal mulai bekerja pastilah kita akan gagal dan 'tenggelam'. Jika kita memandang kepada Tuhan kita Yesus Kristus, kita tak usah memikirkan bagaimana caranya Ia menyelesaikan masalah kita. Tak usah kita mengerti, yang penting percaya saja dan beriman. Apabila kita mulai memikirkan angin dan gelombang yaitu keadaan di sekeliling kita, mulailah kita tenggelam, dan kita tak lagi dapat mengenali Tuhan Yesus. Kemudian datanglah teguran, "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" (Matius 14:31b). Apa pun keadaan yang menimpa kita biarlah terjadi seperti apa adanya, yang terpenting adalah tetap mengarahkan mata kepada Tuhan Yesus saja dan belajar bergantung kepadaNya sepenuhnya, maka Dia sanggup menyelesaikan segala persoalan kita. Tuhan berkata, "Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit:." (Matius 10:29-31).
Renungkanlah ini: burung pipit saja tak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapa, masakan Dia membiarkan kita tenggelam dan mati dalam persoalan kita? Jadi jangan takut dan panik! "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7). Yang membuat persoalan semakin berat dan besar adalah perasaan kita yang takut itu. Kalau saja kita dapat tenang menghadapinya pastilah kita mampu melewatinya karena Tuhan pasti memberikan pertolongan kepada kita.
Yesaya 30:15 mengatakan, "...dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."
Baca: Matius 14:22-33
"Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: 'Tuhan, tolonglah aku!' " Matius 14:30
Mula-mula Petrus tidak melihat atau merasakan bahwa ada angin yang bertiup kencang serta gelombang yang besar menerpanya karena fokusnya saat itu adalah Tuhan Yesus, sehingga dia pun bertindak dengan iman berjalan di atas air. Tetapi setelah memperhatikan keadaan di sekelilingnya Petrus mulai diliputi keragu-raguan, hatinya goyah dan mulailah ia tenggelam.
Apabila kita memandang kepada Tuhan Yesus dan bertindak dengan iman melakukan suatu perkara, pasti kita berhasil. Tetapi apabila pertimbangan kita secara akal mulai bekerja pastilah kita akan gagal dan 'tenggelam'. Jika kita memandang kepada Tuhan kita Yesus Kristus, kita tak usah memikirkan bagaimana caranya Ia menyelesaikan masalah kita. Tak usah kita mengerti, yang penting percaya saja dan beriman. Apabila kita mulai memikirkan angin dan gelombang yaitu keadaan di sekeliling kita, mulailah kita tenggelam, dan kita tak lagi dapat mengenali Tuhan Yesus. Kemudian datanglah teguran, "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" (Matius 14:31b). Apa pun keadaan yang menimpa kita biarlah terjadi seperti apa adanya, yang terpenting adalah tetap mengarahkan mata kepada Tuhan Yesus saja dan belajar bergantung kepadaNya sepenuhnya, maka Dia sanggup menyelesaikan segala persoalan kita. Tuhan berkata, "Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit:." (Matius 10:29-31).
Renungkanlah ini: burung pipit saja tak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapa, masakan Dia membiarkan kita tenggelam dan mati dalam persoalan kita? Jadi jangan takut dan panik! "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7). Yang membuat persoalan semakin berat dan besar adalah perasaan kita yang takut itu. Kalau saja kita dapat tenang menghadapinya pastilah kita mampu melewatinya karena Tuhan pasti memberikan pertolongan kepada kita.
Yesaya 30:15 mengatakan, "...dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."
Subscribe to:
Posts (Atom)