Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Oktober 2010 -
Baca: Matius 14:22-33
"Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: 'Tuhan, tolonglah aku!' " Matius 14:30
Mula-mula Petrus tidak melihat atau merasakan bahwa ada angin yang bertiup kencang serta gelombang yang besar menerpanya karena fokusnya saat itu adalah Tuhan Yesus, sehingga dia pun bertindak dengan iman berjalan di atas air. Tetapi setelah memperhatikan keadaan di sekelilingnya Petrus mulai diliputi keragu-raguan, hatinya goyah dan mulailah ia tenggelam.
Apabila kita memandang kepada Tuhan Yesus dan bertindak dengan iman melakukan suatu perkara, pasti kita berhasil. Tetapi apabila pertimbangan kita secara akal mulai bekerja pastilah kita akan gagal dan 'tenggelam'. Jika kita memandang kepada Tuhan kita Yesus Kristus, kita tak usah memikirkan bagaimana caranya Ia menyelesaikan masalah kita. Tak usah kita mengerti, yang penting percaya saja dan beriman. Apabila kita mulai memikirkan angin dan gelombang yaitu keadaan di sekeliling kita, mulailah kita tenggelam, dan kita tak lagi dapat mengenali Tuhan Yesus. Kemudian datanglah teguran, "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" (Matius 14:31b). Apa pun keadaan yang menimpa kita biarlah terjadi seperti apa adanya, yang terpenting adalah tetap mengarahkan mata kepada Tuhan Yesus saja dan belajar bergantung kepadaNya sepenuhnya, maka Dia sanggup menyelesaikan segala persoalan kita. Tuhan berkata, "Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit:." (Matius 10:29-31).
Renungkanlah ini: burung pipit saja tak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapa, masakan Dia membiarkan kita tenggelam dan mati dalam persoalan kita? Jadi jangan takut dan panik! "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7). Yang membuat persoalan semakin berat dan besar adalah perasaan kita yang takut itu. Kalau saja kita dapat tenang menghadapinya pastilah kita mampu melewatinya karena Tuhan pasti memberikan pertolongan kepada kita.
Yesaya 30:15 mengatakan, "...dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."
Saturday, October 16, 2010
Friday, October 15, 2010
KERAJAAN ALLAH DI BUMI
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Oktober 2010 -
Baca: Lukas 17:20-37
"juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu." Lukas 17:21
Suatu hari orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, bilamana Kerajaan Allah akan datang. Yesus menjawab, "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu." (ayat 20-21)
Apakah maksud Yesus ketika Ia mengatakan ini kepada orang-orang Farisi? Maksudnya adalah Ia ingin berkata: "Aku di sini". Kita semua tahu bahwa Kerajaan Allah tidak dapat berada di antara orang-orang Farisi, tetapi hari itu Kerajaan telah berada di antara mereka karena seorang Raja ada di tengah-tengah mereka. Kehadiran Yesus menunjukkan bahwa hukum Allah tidak terbelenggu, artinya "Di mana Yesus berada, di situlah KerajaanNya." Alkitab menyatakan: "Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darahNya - dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, BapaNya, - bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin." (Wahyu 1:5b-6).
Penebusan Kristus menegaskan bahwa kita telah dijadikanNya sebagai kerajaan. Artinya, tidak hanya di mana Yesus berada kerajaanNya ada, tetapi di mana gerejaNya berada di situlah Kerajaan Allah ditegakkan. Ini merupakan tempat di mana Dia bebas menunjukkan otoritasNya, karena Dia harus memiliki ruang gerak agar kerajaanNya, kuasaNya dan kemuliaanNya dapat bekerja dengan bebas. Yang penting bukanlah imbalan yang akan kita peroleh atau kedudukan dalam kerajaan Allah, seperti yang disampaikan Yakobus dan Yohanes kepada Yesus: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaanMu kelak, yang seorang di sebelah kananMu dan yang seorang lagi di sebelah kiriMu." (Markus 10:37), tetapi yang terutama adalah melakukan peranan gereja untuk menghadirkan KerajaanNya di bumi ini.
Nah, sudahkah kita menjalankan tugas menghadirkan 'KerajaanNya'? Orang dunia akan melihat 'KerajaanNya' ketika ada buah roh dalam kehidupan kita, yang menunjukkan bahwa hidup kita bukan kita lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalam kita.
Dengan melakukan kehendak Tuhan kita menghadirkan KerajaanNya di antara manusia di bumi.
Baca: Lukas 17:20-37
"juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu." Lukas 17:21
Suatu hari orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, bilamana Kerajaan Allah akan datang. Yesus menjawab, "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu." (ayat 20-21)
Apakah maksud Yesus ketika Ia mengatakan ini kepada orang-orang Farisi? Maksudnya adalah Ia ingin berkata: "Aku di sini". Kita semua tahu bahwa Kerajaan Allah tidak dapat berada di antara orang-orang Farisi, tetapi hari itu Kerajaan telah berada di antara mereka karena seorang Raja ada di tengah-tengah mereka. Kehadiran Yesus menunjukkan bahwa hukum Allah tidak terbelenggu, artinya "Di mana Yesus berada, di situlah KerajaanNya." Alkitab menyatakan: "Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darahNya - dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, BapaNya, - bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin." (Wahyu 1:5b-6).
Penebusan Kristus menegaskan bahwa kita telah dijadikanNya sebagai kerajaan. Artinya, tidak hanya di mana Yesus berada kerajaanNya ada, tetapi di mana gerejaNya berada di situlah Kerajaan Allah ditegakkan. Ini merupakan tempat di mana Dia bebas menunjukkan otoritasNya, karena Dia harus memiliki ruang gerak agar kerajaanNya, kuasaNya dan kemuliaanNya dapat bekerja dengan bebas. Yang penting bukanlah imbalan yang akan kita peroleh atau kedudukan dalam kerajaan Allah, seperti yang disampaikan Yakobus dan Yohanes kepada Yesus: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaanMu kelak, yang seorang di sebelah kananMu dan yang seorang lagi di sebelah kiriMu." (Markus 10:37), tetapi yang terutama adalah melakukan peranan gereja untuk menghadirkan KerajaanNya di bumi ini.
Nah, sudahkah kita menjalankan tugas menghadirkan 'KerajaanNya'? Orang dunia akan melihat 'KerajaanNya' ketika ada buah roh dalam kehidupan kita, yang menunjukkan bahwa hidup kita bukan kita lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalam kita.
Dengan melakukan kehendak Tuhan kita menghadirkan KerajaanNya di antara manusia di bumi.
Subscribe to:
Posts (Atom)