Friday, October 15, 2010

KERAJAAN ALLAH DI BUMI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Oktober 2010 -

Baca: Lukas 17:20-37

"juga orang tidak dapat mengatakan:  Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana!  Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu."  Lukas 17:21

Suatu hari orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, bilamana Kerajaan Allah akan datang.  Yesus menjawab, "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan:  Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana!  Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu."  (ayat 20-21)

     Apakah maksud Yesus ketika Ia mengatakan ini kepada orang-orang Farisi?  Maksudnya adalah Ia ingin berkata: "Aku di sini".  Kita semua tahu bahwa Kerajaan Allah tidak dapat berada di antara orang-orang Farisi, tetapi hari itu Kerajaan telah berada di antara mereka karena seorang Raja ada di tengah-tengah mereka.  Kehadiran Yesus menunjukkan bahwa hukum Allah tidak terbelenggu, artinya "Di mana Yesus berada, di situlah KerajaanNya."  Alkitab menyatakan:  "Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darahNya - dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, BapaNya, - bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.  Amin."  (Wahyu 1:5b-6).

     Penebusan Kristus menegaskan bahwa kita telah dijadikanNya sebagai kerajaan.  Artinya, tidak hanya di mana Yesus berada kerajaanNya ada, tetapi di mana gerejaNya berada di situlah Kerajaan Allah ditegakkan.  Ini merupakan tempat di mana Dia bebas menunjukkan otoritasNya, karena Dia harus memiliki ruang gerak agar kerajaanNya, kuasaNya dan kemuliaanNya dapat bekerja dengan bebas.  Yang penting bukanlah imbalan yang akan kita peroleh atau kedudukan dalam kerajaan Allah, seperti yang disampaikan Yakobus dan Yohanes kepada Yesus:  "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaanMu kelak, yang seorang di sebelah kananMu dan yang seorang lagi di sebelah kiriMu."  (Markus 10:37), tetapi yang terutama adalah melakukan peranan gereja untuk menghadirkan KerajaanNya di bumi ini.

     Nah, sudahkah kita menjalankan tugas menghadirkan 'KerajaanNya'?  Orang dunia akan melihat 'KerajaanNya' ketika ada buah roh dalam kehidupan kita, yang menunjukkan bahwa hidup kita bukan kita lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalam kita.

Dengan melakukan kehendak Tuhan kita menghadirkan KerajaanNya di antara manusia di bumi.

Thursday, October 14, 2010

KARENA CAMPUR TANGAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Oktober 2010 -

Baca: Ester 6:1-14

"Lalu Haman mengambil pakaian dan kuda itu, dan dikenakannya pakaian itu kepada Mordekhai, kemudian diaraknya Mordekhai melalui lapangan kota itu, sedang ia menyerukan di depannya:  'Beginilah dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya.' "  Ester 6:11

Sebelum malam ketika raja Ahasyweros tidak dapat tidur, ada suatu peristiwa yang sangat gawat terjadi.  Orang-orang Yahudi yang berada di wilayah kekuasaan raja Persia sedang berada dalam bahaya, karena Haman yang keji sedang mengadakan rancangan yang jahat terhadap orang-orang Yahudi.  Tetapi Allah Israel tidak pernah tinggal diam, Dia sangat memperhatikan kesengsaran umatNya.  Sungguh benar apa yang dikatakan pemazmur:  "Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap.  Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel."  (Mazmur 121:3-4).  Lalu, di dalam Ester pasal 6 ini, semua peristiwa mulai berubah dan berbalik, justru menuju kepada kejatuhan dan kematian Haman.  Mordekhai yang rencananya hendak digantung oleh Haman (baca Ester 5:14) malah beroleh peninggian dari raja Ahasyweros.  Mordekhai diangkat kepada posisi tertinggi kedua di kerajaan.

     Peristiwa-peristiwa dalam pasal ini tidak terjadi secara kebetulan tetapi karena ada kuasa Tuhan yang bekerja.  Pada suatu malam Raja Ahasyweros tak dapat tidur, maka ia memerintahkan agar buku catatan sejarah dibacakan baginya.  Tertulis di dalamnya bahwa sesungguhnya Mordekhai telah berjasa besar bagi kerajaan.  Ia "...pernah memberitahukan bahwa Bigtan dan Teresy, dua orang sida-sida raja yang termasuk golongan penjaga pintu, telah berikhtiar membunuh raja Ahasyweros."  (Ester 6:2).  Raja benar-benar telah berhutang nyawa kepadanya.  Raja pun menanyakan penghargaan apa yang telah diberikan kepada Mordekhai yang berjasa itu, tapi tidak satu pun penghargaan yang didapat Mordekhai.  Maka raja langsung mengangkat Mordekhai ke posisi yang tinggi dan dia dibebaskan dari tiang gantungan.  Sebaliknya, Hamanlah yang digantung sebagai pengganti Mordekhai.

     Demikianlah untuk menyelamatkan Mordekhai, Tuhan turut bekerja, dibuatnya raja tak dapat tidur; dibuatnya raja teringat pada catatan sejarah kerajaan.  Dan mengapa ia tepat membuka halaman di mana tercatat sejarah tentang jasa Mordekhai?

Semuanya itu bukan suatu kebetulan, "...bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan..."  (Roma 8:28).