Tuesday, October 12, 2010

HIDUP DALAM PUJI-PUJIAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Oktober 2010 -

Baca: Mazmur 150:1-6

"Haleluya!  Pujilah Allah dalam tempat kudusNya!  Pujilah Dia dalam cakrawalaNya yang kuat!"  Mazmur 150:1

Daud berkata, "...Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel."  (Mazmur 22:4).  Ini menunjukkan bahwa Tuhan selalu hadir di setiap pujian yang dinaikkan umatNya.  Hati Tuhan akan disenangkan apabila kita mau memuji dan bersyukur kepada Dia terus-menerus.

     Tidak ada hal yang rasanya lebih menyenangkan bagi kita ketika kita menerima pujian yang tulus dan penghargaan dari orang lain.  Demikian juga Tuhan, Ia sangat menyukai pujian yang dinaikkan dengan tulus kepada Dia.  Dan yang lebih menyenangkan lagi, ketika kita memberikan pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan, dan ketika kita memberi Dia kesukaan, hati kita sendiri pun akan dipenuhi dengan sukacita.  Bahkan pemazmur menyerukan supaya segala yang bernafas juga memuji-muji Tuhan.  Kata-kata pujian itu tidak cukup hanya ada di benak kita saja, namun harus diekspresikan.

     Perhatikan burung-burung berkicau di pagi hari tanda mereka sedang memuji-muji PenciptaNya.  Memuji-muji Tuhan berarti bersykur, karena orang yang tidak tahu bersyukur pasti tidak dapat memuji-muji Tuhan.  Jika burung berkicau dan memuji Tuhan di pagi hari, kita yang baru bangun tidur biasanya pertama kali mencari kopi, rokok dan koran terlebih dahulu.  Alangkah indahnya jika hal pertama yang kita lakukan ketika kita membuka mata di pagi hari adalah menyediakan waktu untuk bersaat teduh serta menaikkan pujian syukur kepada Tuhan.  Bila ini kita lakukan kita akan merasakan sepanjang hari ini ada sukacita di hati.  Sebaliknya bila kita lupa memuji Tuhan, hati ini segera diliputi perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan:  jengkel, kecewa, murung.  "Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan namaNya."  (Ibrani 13:15).

     Pujian dan penyembahan jangan hanya dilakukan di tempat ibadah saja.  Hendaklah itu ke luar dari dalam hati kita setiap saat.  Kita memuji Dia karena apa yang telah Dia perbuat atas kita, dan kita menyembahNya karena Dia adalah Tuhan dan Allah kita.  Pujian yang kita naikkan senantiasa menghasilkan pengharapan.

Tuhan berkata, "Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku."  (Mazmur 50:23a).

Monday, October 11, 2010

JANGAN TAKUT, TUHAN MENYERTAI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Oktober 2010 -

Baca: Yesaya 43:1-7

"apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau."  Yesaya 43:2b

Bila saat ini kita sedang melewati masa-masa yang tidak menyenangkan, persoalan atau penderitaan datang silih berganti mewarnai hari-hari kita, jangan sekali-kali menyerah dan putus asa, apalagi sampai marah kepada Tuhan.  Pencobaan yang kita alami bisa saja antara lain terjadi karena ketidaktaatan atau kesalahan kita.

     Tidak ada jalan lain, kita harus segera bertobat dan minta ampun kepada Tuhan.  Namun yang pasti, pencobaan juga merupakan senjata yang digunakan Iblis untuk menghancurkan hidup kita;  pencobaan adalah tanda bahwa Iblis sangat membenci kita.  Sebaliknya, bila pencobaan itu diijinkan Tuhan, maka itu adalah cara Tuhan untuk mengembangkan karakter kita.  Kita tidak akan bertumbuh tanpa melewati ujian atau pencobaan.  Jadi jangan terkejut dan berkecil hati!  Jangan pernah mau diintimidasi Iblis, karena "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.  Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.  Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya."  (1 Korintus 10:13).  Selama ini banyak orang Kristen yang menjadi frustasi, drop/hilang semangat dan tidak lagi berpaut kepada Tuhan saat dalam pencobaan.  Mari kita belajar dari Daud, yang meski dalam keadaan buruk senantiasa menggunakan bahasa iman.  Bahasa iman itu sangat penting dalam kehidupan kita agar kuasa pertolongan Tuhan dapat bekerja dalam kita.  Daud berkata, "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;" (Mazmur 23:4a).

     Kalau kita yakin akan penyertaan Tuhan, sebagaimana Daud mengalaminya, kita tidak akan berbicara mengenai lembah kekelaman, tetapi kita akan menggemakan penyertaan Tuhan di mana pun kita berada.  Bersama Tuhan Yesus kita akan aman dan terpelihara.  Seringkali kita tidak merasakan betapa Tuhan itu menyertai kita.  Kehadiran Tuhan tak perlu dirasakan dengan pancaindera kita, tapi kita harus yakin seperti Daud yang berkata, "Tuhan besertaku!"  Itulah sebabnya Daud tidak takut mestki berada dalam lembah kekelaman.

Hari ini, Allah sendiri telah menegaskan janjiNya kepada kita:  "Janganlah takut, sebab Aku ini menyertai engkau,..."  (Yesaya 43:5a).