Monday, October 11, 2010

JANGAN TAKUT, TUHAN MENYERTAI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Oktober 2010 -

Baca: Yesaya 43:1-7

"apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau."  Yesaya 43:2b

Bila saat ini kita sedang melewati masa-masa yang tidak menyenangkan, persoalan atau penderitaan datang silih berganti mewarnai hari-hari kita, jangan sekali-kali menyerah dan putus asa, apalagi sampai marah kepada Tuhan.  Pencobaan yang kita alami bisa saja antara lain terjadi karena ketidaktaatan atau kesalahan kita.

     Tidak ada jalan lain, kita harus segera bertobat dan minta ampun kepada Tuhan.  Namun yang pasti, pencobaan juga merupakan senjata yang digunakan Iblis untuk menghancurkan hidup kita;  pencobaan adalah tanda bahwa Iblis sangat membenci kita.  Sebaliknya, bila pencobaan itu diijinkan Tuhan, maka itu adalah cara Tuhan untuk mengembangkan karakter kita.  Kita tidak akan bertumbuh tanpa melewati ujian atau pencobaan.  Jadi jangan terkejut dan berkecil hati!  Jangan pernah mau diintimidasi Iblis, karena "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.  Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.  Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya."  (1 Korintus 10:13).  Selama ini banyak orang Kristen yang menjadi frustasi, drop/hilang semangat dan tidak lagi berpaut kepada Tuhan saat dalam pencobaan.  Mari kita belajar dari Daud, yang meski dalam keadaan buruk senantiasa menggunakan bahasa iman.  Bahasa iman itu sangat penting dalam kehidupan kita agar kuasa pertolongan Tuhan dapat bekerja dalam kita.  Daud berkata, "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;" (Mazmur 23:4a).

     Kalau kita yakin akan penyertaan Tuhan, sebagaimana Daud mengalaminya, kita tidak akan berbicara mengenai lembah kekelaman, tetapi kita akan menggemakan penyertaan Tuhan di mana pun kita berada.  Bersama Tuhan Yesus kita akan aman dan terpelihara.  Seringkali kita tidak merasakan betapa Tuhan itu menyertai kita.  Kehadiran Tuhan tak perlu dirasakan dengan pancaindera kita, tapi kita harus yakin seperti Daud yang berkata, "Tuhan besertaku!"  Itulah sebabnya Daud tidak takut mestki berada dalam lembah kekelaman.

Hari ini, Allah sendiri telah menegaskan janjiNya kepada kita:  "Janganlah takut, sebab Aku ini menyertai engkau,..."  (Yesaya 43:5a).

Sunday, October 10, 2010

HAL MELAYANI TUHAN: Jangan Mencari Pujian Manusia

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Oktober 2010 -

Baca: 1 Tesalonika 2:1-12

"Juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus."  1 Tesalonika 2:6

Siapa yang tidak ingin menjadi orang terkenal, dipuji dan disanjung oleh banyak orang?  Dunia memang haus akan sanjungan, penghargaan dan pujian.  Banyak yang rela mengorbankan waktunya demi meraih popularitas dan sanjungan dari pihak lain.

     Namun bagi kita sebagai orang percaya, khususnya para pelayan Tuhan, berhati-hatilah!  Jangan sampai kita haus pujian dari orang lain, karena biasanya kata-kata pujian dan sanjungna itu sangat berbahaya.  Sebab apabila kita mabuk pujian atau sanjungan kita akan tergelincir.  Kata-kata semacam itu bagaikan minyak yang licin tertuang di jalan, siapa pun yang lewat pasti akan jatuh tergelincir.  Sebaliknya, mari kita meneladani Tuhan Yesus!  Dalam pelayananNya untuk umat manusia, sangat jarang orang berterima kasih kepadaNya.  Yesus adalah Pemimpin Agung, tapi Dia sama sekali tidak haus akan sanjungan.  Dia datang ke dunia untuk melayani, bahkan untuk berkoraban.  "Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang."  (Markus 10:45). 

     Ini suatu pelajaran berharga bagi kita, terlebih bagi para pelayan Tuhan.  Pelayan Tuhan haruslah memiliki hati seorang 'pelayan' juga.  Jangan sampai kita memiliki motivasi salah dalam melayani Tuhan.  Jika kita hanya bersemangat melayani ketika pelayanan itu menyenangkan bagi kita, berarti kita bukanlah seorang pelayan sejati.  Apalagi jika tujuan pelayanan kita adalah untuk mencari nama, pujian atau mendapatkan penghargaan dari orang lain.  Di setiap pelayanan nama Yesus haruslah tetap kita kedepankan!  Jangan sampai nama pribadi dan segala atributnya yang kita gembar-gemborkan.  Banyak yang berpikir:  semakin populer nama hamba Tuhan, ia akan semakin laris di pasaran, berarti pula 'tarifnya' akan semakin tinggi.  Bukankah fenomena semacam ini kian marak?  Mari kita melayani Tuhan dengan motivasi yang benar, jangan mencari hormat dan pujian dari manusia.  Tuhan itu tidak pernah tertidur dan terlelap, Dia senantiasa memperhatikan dan menyediakan upah untuk setiap jerih lelah kita bagi Dia.

Selama melayani Tuhan bisakah kita berkata, "Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapapun juga."  Kisah 20:33