Wednesday, October 6, 2010

MARI BERPERKARA DENGAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Oktober 2010 -

Baca: Yesaya 1:10-20

"Marilah, baiklah kita berperkara! - firman Tuhan - Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba."  Yesaya 1:18

Ketika doa-doa yang mereka panjatkan belum juga terjawab, banyak orang beranggapan bahwa Tuhan itu tidak ada atau Tuhan itu tidak adil.

     Sesungguhnya hal utama yang harus kita lakukan adalah memeriksa diri terlebih dahulu, masalah apa yang sebenarnya terjadi dalam hidup kita.  Kita mengira bahwa dengan memberikan persembahan yang banyak atau uang jutaan untuk gereja, hati Tuhan sudah disenangkan.  Mari perhatikan ini:  korban yang dipersembahkan kepada Tuhan jika tidak disertai dengan pertobatan hidup yang merupakan kekejian bagi Tuhan.  Tuhan berkata kepada bangsa Israel, "Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagiKu."  (Yesus 1:13a).  Bahkan Tuhan berkata, "Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan mukaKu, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah."  (Yesaya 1:15).  Yang dimaksud tangan penuh dengan darah bukan semata-mata pembunuhan secara fisik, tapi juga penganiayaan rohani terhadap orang lain seperti gosip, fitnah, iri hati dan perbuatan-perbuatan jahat lainnya.  Dan satu-satunya cara membuat Tuhan mau mendengar dan memperhatikan doa-doa kita adalah kita harus berhenti berbuat dosa dan bertobat bersungguh-sugguh.  Ia berkata, "Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mataKu.  Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!"  (Yesaya 1:16-17).

     Jika kita bertobat dengan sungguh-sungguh, doa kita akan diampuni!  Seperti dikatakanNya, "Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu."  (Yesaya 43:25).  Karena Dia sudah mengampuni dosa kita, Dia menghendaki ada tindakan nyata kita, "Ingatkanlah Aku, marilah kita berperkara, kemukakanlah segala sesuatu, supaya engkau nyata benar!"  (Yesaya 43:26).

Janji Tuhan itu ya dan amin, "Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu."  (Yesaya 1:19).

Tuesday, October 5, 2010

HARUS BERTANGGUNG JAWAB

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Oktober 2010 -

Baca: Matius 25:14-30

"Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar.  Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."  Matius 25:21

Tuhan berkuasa mengerjakan segala sesuatu, tapi ada hal-hal tertentu di mana Dia ingin kita menjadi partnerNya karena kita diciptakanNya untuk sebuah misi.  Dia ingin kita mau bekerjasama dengan Dia.

     Tugas yang Tuhan Yesus jalankan semasa ada di bumi sekarang menjadi tugas dan tanggungjawab kita karena kita merupakan Tubuh Kristus.  Dia telah memilih kita sebagai kawan sekerjaNya dan memilih kita untuk mengambil bagian dalam memenuhi tujuan dan rencanaNya, seperti dikatakan Paulus, "...kami adalah kawan sekerja Allah;"  (1 Korintus 3:9a).  Meski demikian Tuhan tidak pernah memaksa kita.  Pilihan tetap ada di tangan kita: mau atau tidak!

     Banyak orang Kristen yang tidak produktif karena mereka meremehkan ketaatan kepada Tuhan.  Mereka menolak bekerjasama dengan Tuhan karena kemalasan dan ketidaktaatannya.  Maka Tuhan pun akan membiarkan mereka, sebab tak perlu Tuhan memaksakan kehendak kepada manusia.  Banyak orang dengan anugerah Allah melalui iman telah lahir baru, tapi kemudian mereka gagal bekerjasama dengan Roh Kudus dalam hidup kekudusannya, yang merupakan proses untuk menjadi semakin hari semakin serupa dengna Kristus.  Mereka tetap menjadi orang Kristen yang kerdil dan tidak berbuah.  Orang-orang seperti ini biasanya akan menyalahkan Tuhan, seperti hamba yang menerima satu talenta; katanya, "Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.  Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah:  Ini, terimalah kepunyaan tuan!"  (Matius 25:24-25).  Sudah tentu tuannya sangat marah dan akhirnya menjatuhkan hukuman.  Tidak seharusnya mereka menyalahkan Tuhan atas kegagalannya karena mereka sendiri yang telah menolak atau meremehkan untuk tidak bekerjasama dengan Tuhan.  Karena itu mereka tak akan pernah mengembangkan akarnya mencapai kedalaman yang dibutuhkan untuk dapat menghasilkan buah.

Setiap orang Kristen bertanggung jawab atas segala sesuatu yang mereka peroleh dari Tuhan; bila tak bertanggungjawab, yang mereka terima itu akan diambil kembali.